Tag: Agus Salim

  • Berapa Rupiah Gift Ayam TikTok di Live

    Berapa Rupiah Gift Ayam TikTok di Live

    JABAR EKSPRES – Belakangan ini, Bunda Corla kembali menjadi sorotan warganet setelah melakukan live TikTok bersama Pratiwi Noviyanthi, yang akrab disapa Teh Novi.

    Live yang awalnya membahas topik serius mengenai uang donasi Agus Salim berubah menjadi ajang tawa karena kemunculan gift ayam utuh dari penonton. Tidak hanya viral, momen tersebut juga memunculkan pertanyaan baru Berapa sebenarnya nilai gift ayam TikTok dalam rupiah?

    Saat live TikTok berlangsung, Bunda Corla dan Teh Novi sedang mendiskusikan isu serius mengenai uang donasi Agus Salim. Namun, suasana berubah ketika penonton memberikan gift berbentuk ayam utuh. Efek gift ini muncul di layar hingga menutupi wajah Bunda Corla, yang akhirnya memancing reaksinya.

    “Aku benci nengok ayam ini kadang-kadang, mengganggu aja kalian ya,” ujar Bunda Corla dengan nada kesal. Namun, kemarahannya justru membuat netizen tertawa terpingkal-pingkal. Bahkan, Teh Novi yang awalnya mencoba tetap serius, akhirnya ikut tertawa karena situasi yang menggelitik.

    Baca Juga: Raffi Ahmad Beri Kado Spesial, Rayyanza Dapat Mobil Lightning McQueen Seharga Fantastis

    Banyak yang penasaran, berapa sebenarnya nilai gift ayam yang diberikan pada Bunda Corla saat live tersebut? Berdasarkan informasi yang beredar, gift ayam utuh TikTok memiliki nilai sekitar Rp90.000. Meski nilainya tidak terlalu besar, gift ini mampu menciptakan kesan yang mendalam berkat reaksi spontan Bunda Corla.

    Live tersebut awalnya difokuskan untuk membahas kasus kisruh uang donasi Agus Salim, yang menjadi perbincangan hangat di media sosial. Bunda Corla aktif mengawal kasus ini dan berdiskusi langsung dengan Teh Novi. Namun, perhatian publik justru tersita oleh momen kocak gift ayam yang membuat live ini viral.

    Momen gift ayam dalam live Bunda Corla dan Teh Novi membuktikan bahwa hiburan bisa datang dari mana saja, bahkan di tengah pembahasan yang serius. Dengan nilai sekitar Rp90.000, gift ayam ini menjadi ikon viral yang mengundang tawa dan menyegarkan suasana.

    Apakah Anda pernah menyaksikan momen serupa di TikTok? Sederhananya sebuah gift dapat menciptakan hiburan besar di dunia maya.

  • Berkaca dari Kasus Agus Salim, Ini Aturan dan Syarat Donasi serta Sanksi Penyalahgunaannya

    Berkaca dari Kasus Agus Salim, Ini Aturan dan Syarat Donasi serta Sanksi Penyalahgunaannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Kasus penyalahgunaan donasi yang melibatkan Agus Salim, korban penyiraman air keras, telah menarik perhatian publik. Masalah ini muncul karena donasi yang awalnya dimaksudkan untuk biaya pengobatan diduga disalahgunakan, sehingga memicu polemik dan pertanyaan tentang aturan serta transparansi dalam pengelolaan donasi di Indonesia.

    Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah dugaan penyelewengan dana sebesar Rp 1,5 miliar rupiah yang diterima Agus Salim. Beberapa donatur bahkan melayangkan gugatan terhadapnya atas tuduhan tersebut.

    Awalnya, penggalangan dana ini diinisiasi oleh Denny Sumargo dan Pratiwi Noviyanthi, yang dikenal sebagai Teh Novi, dengan tujuan mulia untuk membantu pemulihan mata Agus Salim. Namun, muncul tudingan dana tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi dan dibagi-bagikan kepada keluarganya.

    Situasi semakin rumit ketika pihak-pihak yang terlibat, termasuk Agus Salim, Denny Sumargo, dan Teh Novi, saling melaporkan satu sama lain ke aparat hukum. Akibatnya, pemerintah akhirnya turun tangan untuk menangani persoalan ini.

    Kasus tersebut menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana donasi guna menghindari penyalahgunaan serta menjaga kepercayaan publik.

    Lantas, bagaimanakah aturan, syarat hingga sanksi dalam melakukan donasi? Berikut ini penjelasannya.

    Aturan mengenai berdonasi, secara jelas diatur dalam Peraturan Menteri Sosial (Permensos) Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengumpulan Uang atau Barang (PUB).

    Peraturan Menteri Sosial (Permensos) Nomor 8 Tahun 2021 Pasal 2 ayat (1) menyebutkan PUB dilaksanakan secara tertib, transparan dan akuntabel dan Pasal 2 ayat (2) menyebutkan PUB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara sukarela, tanpa ancaman dan kekerasan, dan/atau cara-cara yang dapat menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat.

    Selanjutnya pada Pasal 3 ayat (1) menyebutkan penyelenggaraan PUB dilaksanakan oleh masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum dan Pasal 3 ayat (2) menyebutkan organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas a. perkumpulan atau b. yayasan.

    Dalam aturan yang sama, tertuang syarat dalam melakukan donasi pada Pasal 5 ayat (1) menyebutkan izin PUB bagi masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus melampirkan persyaratan sebagai berikut:

    A. Surat tanda daftar organisasi kemasyarakatan dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
    B. Surat keterangan domisili atau nomor induk berusaha. 
    C. Nomor pokok wajib pajak. 
    D. Bukti setor pajak bumi dan bangunan/surat sewa tempat. 
    E. Nomor rekening atau wadah/tempat penampung hasil penyelenggaraan PUB.
    F. Kartu tanda penduduk direktur/ketua. 
    G. Surat pernyataan keabsahan dokumen legalitas yang ditandatangani direktur/ketua.
    H. Surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan PUB tidak  disalurkan untuk kegiatan radikalisme, terorisme, dan kegiatan yang bertentangan dengan hukum.
    I. Tanda daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial bagi Lembaga Kesejahteraan Sosial.
    J. Rekomendasi dari pejabat yang berwenang.

    Selain itu, pada Pasal 26 ayat (1) menyebutkan penyelenggara yang memiliki izin maupun yang tidak memiliki izin PUB dapat diberikan sanksi. Pasal 26 ayat (2) menyebutkan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa administratif dan/atau pidana.

    Peraturan mengenai donasi, syarat dan sanksi dengan ketat dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah agar bisa dipatuhi. Bagi pihak-pihak yang melanggar, dapat diberikan sanksi sebagaimana yang tertuang dalam aturan tersebut.

    Dalam kasus yang menjerat Agus Salim, penyelenggara dan hasil donasi dapat diklaim ilegal karena dilakukan tanpa izin pemerintah. Meski begitu, kementerian sosial sudah turun tangan untuk mengatasi polemik tersebut.

  • Diduga Berupaya Menyuap Agus Salim, Farhat Abbas Siap Laporkan Denny Sumargo ke KPK

    Diduga Berupaya Menyuap Agus Salim, Farhat Abbas Siap Laporkan Denny Sumargo ke KPK

    Jakarta, Beritasatu.com – Farhat Abbas menuduh Denny Sumargo berupaya menyuap kliennya, Agus Salim, dengan menawarkan bantuan uang sebesar Rp 300 juta untuk biaya pengobatan. Upaya itu membuat Farhat Abbas berencana untuk melaporkan Denny Sumargo ke  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

    Tawaran tersebut, menurut Farhat, diduga bertujuan agar Agus Salim mencabut laporan yang telah ia buat sebelumnya yakni pelaporan Pratiwi Noviyanthi atas dugaan pencemaran nama baik. 

    Menurut Farhat, tindakan Denny Sumargo yang menawarkan uang secara diam-diam dan dengan imbalan untuk mencabut laporan, jelas bisa dikategorikan sebagai suap. Farhat mengungkapkan bahwa Densu, panggilan akrab Denny Sumargo,  sempat menelepon Agus Salim dan meminta agar tidak memberitahukan pengacaranya terkait tawaran tersebut.

    “Densu kemarin menelepon (Agus) ‘jangan beritahu pengacara ya’. Berani-beraninya dia menawarkan kepada Agus untuk mencabut laporan (dengan diberi) Rp 300 juta. Untuk apa itu?” tanya Farhat Abbas saat ditemui di kediaman Agus Salim di kawasan Cipondoh, Tangerang, Minggu (1/12/2024).

    Potret Farhat Abbas dan Denny Sumargo – (Istimewa/Istimewa)

    Farhat menegaskan bahwa jika indikasi suap ini terbukti, dirinya akan melaporkan Denny Sumargo ke KPK. “Kita lihat, kita pelajari, kalau memang ini ada indikasi bujuk rayu, itu suap. Kita akan laporkan ke KPK, karena sudah ada saksinya,” tutur Farhat.

    Farhat juga mengungkapkan rasa kesalnya karena Denny Sumargo menghubungi kliennya tanpa sepengetahuan dirinya. Dia bahkan menegur pengacara Denny untuk mengingatkan kliennya agar tidak melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik.

    “Yang kita persoalkan, kenapa Denny Sumargo berani menelepon klien kami? Kalau Denny punya pengacara, ingatin klien kalian ya, jangan coba-coba mau menyuap, membayar klien kita Rp 300 juta tanpa sepengetahuan kita, membujuk untuk mencabut perkara pidana,” tegas Farhat Abbas.

    Farhat Abbas kemudian memperingatkan Denny untuk tidak mengurusi Agus Salim lagi dan fokus pada masalah pribadinya. Apalagi ia mengatakan ada kemungkinan masalah yang dihadapi Denny Sumargo bertambah yakni rencana laporan ke KPK. 

    “Dan Denny, kamu kalau enggak mau urus lagi Agus, enggak apa-apa. Kamu kan sudah bersumpah, demi nama Tuhan kamu, kalau Agus tidak mengikuti, kamu nggak akan urus. Nggak usah diurus. Dari awal juga kamu enggak urus,” pungkas Farhat.

  • Berkaca dari Kasus Agus Salim, Ini Aturan dan Syarat Donasi serta Sanksi Penyalahgunaannya

    Kementerian Sosial Sambangi Rumah Agus Salim, Wawa: Beri Undangan Klarifikasi untuk 4 Desember 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Pihak Kementerian Sosial menyambangi kediaman korban penyiraman air keras, Agus Salim yang berseteru dengan Pratiwi Noviyanti akibat uang donasi.

    “Alhamdulilah saya bersyukur, pihak Kementerian Sosial (kemensos) datang ke gubuk saya,” kata bibi Agus Salim, Wawa dikutip dari channel YouTube, Minggu (1/12/2024).

    Wawa menyebut, kehadiran pihak Kementerian Sosial di kediamannya dalam rangka memberikan undangan klarifikasi kepada Agus Salim agar hadir pada Rabu (4/12/2024).

    “Mereka (Kementerian Sosial) memberikan undangan, kemudian buah sama satu dus. Untuk isi dusnya apa saya belum tahu,” jelasnya.

    “Kalau surat itu undangan untuk Agus Salim hadir hari Rabu (4/12/2024) pada pukul 10.00 WIB di Kementerian Sosial,” ungkapnya.

    Atas undangan tersebut, Wawa menyebut akan menghormati Kementerian Sosial untuk datang memberikan klarifikasi.

    “Tentu kami datang, nanti ditemani sama Bang Farhat, ya,” bebernya lagi.

    Ia berharap, dengan adanya undangan dari Kementerian Sosial agar kisruh keponakannya, Agus Salim dengan Pratiwi Noviyanthi bisa segera berakhir dengan baik dan damai.

    “Kami ingin terbaik agar Agus bisa cepat sembuh, meski sekarang sudah dapat penanganan yang baik,” tandasnya.

  • Agus Salim Tak Tahu Diri Sudah Dibantu Pratiwi Noviyanthi, Pensiunan Jenderal Polisi: Mau Diobati Saja Sombong!

    Agus Salim Tak Tahu Diri Sudah Dibantu Pratiwi Noviyanthi, Pensiunan Jenderal Polisi: Mau Diobati Saja Sombong!

    Jakarta, Beritasatu.com – Pensiunan jenderal polisi Ricky Sitohang merasa jengkel melihat kelakuan Agus Salim, korban penyiraman air keras, yang tidak tahu diri setelah dibantu selebritas sekaligus pegiat sosial Pratiwi Noviyanthi.

    “Mau diobati saja (Agus Salim) ini sombong,” tegas Irjen Pol Purnawirawan Ricky Sitohang dikutip dari channel YouTube, Minggu (1/12/2024).

    “Manusia ini mau diobati tetapi tidak tahu diri, tidak tahu rasa bersyukur,” ungkapnya.

    Ricky Sitohang merasa bingung terhadap kelakuan Agus Salim yang banyak tingkah hanya untuk diobati kedua matanya.

    “Saya geli lihat model si Agus ini, orang yang enggak tahu bersyukur,” jelasnya.

    “Uang itu punya donatur, bukan punya kau Agus! Jadi kenapa kau harus ributkan uang itu,” ungkapnya dengan emosi.

    Ia meminta agar kisruh uang donasi dengan Pratiwi Noviyanthi untuk diakhiri. Pensiunan jenderal polisi itu meminta Agus Salim tetap fokus dengan pengobatan untuk kedua matanya.

    “Sudah fokus saja berobat. Nanti, kalau ada kelebihan uangnya baru pertanyakan kepada Pratiwi Noviyanthi, nanti dia yang menanyakan ke donatur soal sisa uangnya,” tambahnya.

    Baginya, apabila Agus Salim memiliki etika baik terhadap uang donasi yang ada di Pratiwi Noviyanthi, maka akan memungkinkan ada niat baik dari donatur untuk memberikan sisa uang yang sudah digunakan Agus Salim berobat.

    “Kalau ada etika baik, tentu donatur juga memiliki hati yang baik untuk si Agus. Tentu, uangnya akan diberikan ke dia juga,” tuturnya.

    “Namun, sepanjang belum dilakukan secara konstruksinya ya jangan dipakai buat keperluan pribadi karena uang donasi diperuntukkan buat berobat bukan buat gaya,” tegas Ricky Sitohang yang dialamatkan kepada Agus Salim.

  • Top 3 News: Mensos Gus Ipul Bakal Turun Tangan Temui Agus Salim, Buntut Kisruh Donasi – Page 3

    Top 3 News: Mensos Gus Ipul Bakal Turun Tangan Temui Agus Salim, Buntut Kisruh Donasi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul akan turun tangan menemui Agus Salim untuk mencari solusi atas kisruh donasi yang terjadi saat ini. Itulah top 3 news hari ini.

    Hal tersebut disampaikan usai Mensos menerima kunjungan YouTuber Denny Sumargo dan Pratiwi Noviyanthi di kantornya. Gus Ipul berkomitmen untuk mencari solusi terbaik dengan mendalami masalah-masalah dan mengidentifikasi poin-poin penting untuk mencapai perdamaian antara pihak yang bertikai.

    Menurut Gus Ipul, kekisruhan yang terjadi adalah buah dari kesalahpahaman dan ketidakmengertian yang kemudian menimbulkan diskusi di ruang publik. Oleh karena itu, Mensos mengajak semua pihak yang terlibat agar duduk bersama dan mencarikan solusi terkait kisruh donasi ini.

    Sementara itu, PDI Perjuangan (PDIP) menjelaskan alasan pemecatan Effendi Simbolon dari keanggotan partai, yakni lantaran Effendi berkomunikasi intens dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.

    Juru Bicara PDIP Aryo Seno Bagoskoro mengatakan, saat kader bertemu serta berkomunikasi, dan tentu harus dilandaskan oleh gagasan dan nilai partai. Seno kembali mengingatkan berbagai kritikan hingga dosa yang dialamatkan kepada Jokowi yang dinilai mengganggu demokrasi.

    Oleh karena itu, Seno menegaskan PDIP tidak bisa berkompromi atas langkah Effendi yang melakukan kongkalingkong dengan Jokowi.

    Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar yang memastikan para santri juga akan mendapatkan makan bergizi gratis.

    Dia mengatakan program Makan Bergizi Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka ini tidak membedakan jenis sekolahnya, baik pesantren, madrasah, maupun sekolah umum.

    Hal ini disampaikan Nasaruddin Umar saat meninjau pelaksanan simulasi program Makan Bergizi di Pondok Pesantren Nahdlatul Ummat, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu 30 November 2024. Nasaruddin Umar melihat langsung proses simulasi pemberian makan siang gratis bagi sekitar 200 santri.

    Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Minggu 1 Desember 2024:

    Kabareskrim Polri Komjen Agus Adrianto menyampaikan, pihaknya mulai menjalankan program virtual police atau polisi virtual sebagai salah satu target capaian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di 100 hari pertama masa jabatannya.

  • Kementerian Sosial Turun Tangan Tangani Perkara Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi, Farhat Abbas Protes

    Kementerian Sosial Turun Tangan Tangani Perkara Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi, Farhat Abbas Protes

    Jakarta, Beritasatu.com – Kuasa hukum Agus Salim, Farhat Abbas memprotes tindakan Kementerian Sosial yang turun tangan menangani kasus uang donasi Rp 1,5 miliar antara Agus Salim dengan Pratiwi Noviyanthi.

    Farhat Abbas meminta Presiden Prabowo Subianto untuk turun langsung menyelesaikan kasus ini, karena ia menilai tindakan dari Kementerian Sosial itu salah dan terkesan pilih kasih.

    “Pak Presiden, tolong bantu Agus. Wakil Presiden, tolong bantu Agus. Kalau perlu, wakil presiden atau presiden datangi rumahnya Agus, kayak presiden-presiden di luar negeri,” ungkap Farhat Abbas dikutip dari channel YouTube, Minggu (1/12/2024).

    Farhat Abbas menyebut, respons Kementerian Sosial yang seakan berat sebelah dalam penyelesaian kasus donasi Agus Salim tidak sesuai dengan semangat  penegakan hukum.

    “Seharusnya, menteri sosial enggak hanya bisa bilang kurangnya pengetahuan masyarakat tentang undang-undang dalam kasus seperti Agus ini. Kalau memang Denny Sumargo salah, kalau memang Novi salah dalam melakukan penggalangan dana, silakan hukum,” jelasnya.

    “Jangan malah diam karena Agus ini enggak tahu apa-apa, didatangi mereka, dikasih uang lalu diobok-obok seperti ini, dipermalukan, di-bully seluruh Indonesia sekarang. Harusnya yang dibela Kementerian Sosial itu orang buta,” tegasnya.

    Menurut Farhat, cara yang terbaik menyelesaikan kasus ini adalah dengan mengembalikan uang donasi yang ada di Pratiwi Noviyanthi kepada Agus karena Agus adalah orang yang berhak.

    “Kalau Kementerian Sosial merasa uang itu tidak boleh, ya nasehati mereka saja. Suruh balikin ke Agus karena dia yang berhak kan donatur nyumbang buat Agus. Buat apa juga di tangan mereka?” tandasnya.

  • Agus Salim Teriak-teriak Minta Uang ke Pratiwi Noviyanthi, Pensiunan Jenderal Polisi: Itu Uang Donatur Bukan Duitmu!

    Agus Salim Teriak-teriak Minta Uang ke Pratiwi Noviyanthi, Pensiunan Jenderal Polisi: Itu Uang Donatur Bukan Duitmu!

    Jakarta, Beritasatu.com – Perseteruan korban penyiraman air keras, Agus Salim dengan Pratiwi Noviyanthi akibat uang donasi membuat Irjen Pol Purnawirawan Ricky Sitohang jengkel. Ia sangat kesal atas tindakan dari Agus Salim yang tidak tahu bersyukur sudah dibantu oleh Pratiwi Noviyanthi untuk kesembuhan matanya.

    “Saya melihat juga dia (Agus Salim) teriak-teriak, saya kadang-kadang miris juga, jengkel juga saya,” jelas Irjen Pol Purnawirawan Ricky Sitohang dikutip dari channel YouTube, Minggu (1/12/2024).

    Menurutnya apa yang diteriakkan Agus Salim terkait uang donasi yang ada di Pratiwi Noviyanthi bukan merupakan uang Agus Salim melainkan milik para donatur.

    “Yang kau teriakin apa Gus? Yang Bikin masalah ya kamu, begitu lho,” tegasnya.

    “Kau bikin masalah, kau teriak-teriak. Memang itu uangmu? Itu bukan uangmu, itu semua uang donatur. Tahu enggak kau?” ungkapnya.

    Pensiunan jenderal polisi itu mengaku bingung dengan pengakuan dari Agus Salim yang menyebut uang Rp 1,5 miliar adalah miliknya.

    “Apa yang kamu teriak-teriak untuk minta itu uang saya. Sejak kapan kau dapat uang itu? Itu uang kan hasil uluran tangan orang karena tidak tega melihat kondisi kau. Jadi, jangan sombong kau jadi orang,” bebernya.

    Ia meminta agar Agus Salim tetap bersyukur karena sudah dibantu banyak orang untuk kesembuhannya.

    “Sudahlah Gus, kau itu merendah saja. Enggak usah pakai bergaya sombong. Sudah ditolong, masih sombong pula kau itu. Kalau ditolong sama orang, merendah, bukan tinggi hati.”

    “Sudah dapat bantuan harusnya bilang alhamdulillah, bukan menantang orang, bukan melapor orang yang sudah bantu kau ke polisi,” tukasnya kepada Agus Salim.

  • Bongkar Kesombongan Agus Salim yang Tolak Berobat di Indonesia, Pratiwi Noviyanthi: Dia Mau ke Aceh Baru Singapura

    Bongkar Kesombongan Agus Salim yang Tolak Berobat di Indonesia, Pratiwi Noviyanthi: Dia Mau ke Aceh Baru Singapura

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas sekaligus pegiat sosial Pratiwi Noviyanthi membongkar kesombongan korban penyiraman air keras, Agus Salim kepada Bunda Corla yang menolak bantuan dari Denny Sumargo. Pratiwi Noviyanthi menyebut Agus Salim menolak untuk berobat di Indonesia.

    Pratiwi Noviyanthi menyebut, Denny Sumargo sudah mengulurkan tangan dengan memberikan uang Rp 300 juta yang bukan dari hasil donasi. Namun, pemberian dari Denny Sumargo ditolak mentah-mentah oleh Agus Salim.

    “Dia (Agus Salim) sudah ditawari uang untuk pengobatan operasi dikasih Rp 200 juta, dia bilang uangnya tidak cukup karena dia maunya ke Singapura. Bahkan, dikasih Rp 300 juta saja tetap enggak mau,” ujar Pratiwi Noviyanthi kepada Bunda Corla saat Live TikTok yang diunggah ulang akun Instagram @kenakalan.ibukota, Minggu (1/12/2024).

    “Siapanya yang enggak mau? Agusnya enggak mau berobat dikasih uang segitu?” jawab Bunda Corla.

    Mendengar pertanyaan dari Bunda Corla, Pratiwi Noviyanthi membenarkan pertanyaan tersebut.

    “Iya bunda, padahal uang itu dikasih sama Bang Denny Sumargo dengan menggunakan uang pribadinya dia bukan dari hasil donasi,” jelasnya.

    “Jadi, si Denny itu memberikan uang Rp 300 juta dan itu juga tidak mau. Lalu, memangnya dia mau berapa? Rp 10 miliar?” balas Bunda Corla dengan emosi.

    Pratiwi Noviyanthi menyebut, penolakan uang Rp 300 juta dari Denny Sumargo akibat Agus Salim ingin bepergian ke Aceh baru kemudian ke Singapura.

    “Dia enggak mau, bunda. Kata dia ‘uang segitu enggak cukup untuk biaya pulang ke Aceh, belum lagi pengobatan ke Singapura’,” ucapnya.

    “Dia itu maunya ke Singapura, enggak mau ke tempat lain. Dia cuma mau berobat ke Singapura,” tegasnya.

    Bunda Corla sampai heran, bahwa masih ada orang yang angkuh di zaman modern. Padahal, menurut Bunda Corla, bantuan dari Denny Sumargo sebagai bentuk bantuan untuk mengobati kedua mata Agus Salim.

    “Ih sombong benar, sombongnya. Sombong banget, asli sombong benar. Kok, ada ya manusia sombong kena petaka. Ya Allah, kok ada ya orang sombong di jaman sekarang ini,” kata Bunda Corla.

    “Jadi dia tidak mau ke Malaysia, Indonesia. Dia mau ke Singapura?,” tanya Bunda Corla lagi kepada Pratiwi Noviyanthi.

    “Iya Bunda, dia tetap mau ke Singapura,” jawab Pratiwi Noviyanti.

  • Masih Adakah yang Memimpin dengan Hati?

    Masih Adakah yang Memimpin dengan Hati?

    Oleh: Swary Utami Dewi*

    JIKA kau ingin berbuat untuk negeri, lakukanlah dengan jujur, ikhlas, dan tanpa pamrih. Lakukan semua dengan tulus. Jika kau berjuang, gunakan kata hati. Kata dan jiwa mesti menjadi satu. Jangan hanya kau hebat berpidato, tapi ternyata mengejar kekayaan. Jangan kau kejar kepentingan sendiri selama rakyat masih hidup dalam kemiskinan”. 

    Aku merinding mendengar cuplikan pidato Emil Salim. Suaranya lantang bergetar. Konsisten. Seakan ia kembali muda, tidak berusia 94 tahun. Tepuk tangan bergemuruh di aula besar itu, tempat diselenggarakannya Peluncuran dan Diskusi Buku tentang Agus Salim berjudul The Grand Old Man: Jurnalis, Ulama, Diplomat. Melalui ucapan Emil Salim, Agus Salim yang sudah berpulang 70 tahun lalu, seakan hadir kembali. 

    Meski demikian, aku merasa ada dalam kegetiran dari Emil Salim saat menyampaikan petuah-petuah yang ia peroleh dari Agus Salim, yang merupakan paman dari mantan menteri masa Orde Baru ini. Aku menduga, ia pasti getir melihat kondisi Indonesia, yang sedang karut-marut dan hampir tanpa pedoman berbangsa. Apa-apa boleh ditabrak hampir tanpa kendali. Aturan bisa disulap sesuai kepentingan. Apa yang diucapkan para “pemimpin” kerap hanya tinggal ucapan. Hampir jarang yang mampu menjaga ketat kata agar selaras dengan tindakan.

    Emil Salim dengan tepat memilih petuah Agus Salim tentang bagaimana seharusnya “pemimpin yang memimpin”; Bahwa pemimpin harus punya hati; Bahwa pemimpin harus berintegritas — yang disebut Agus Salim dengan kata-kata jujur, ikhlas, tulus; Bahwa pemimpin tak mengejar kekayaan, tak mengejar kuasa untuk dirinya.

    Petuah Agus Salim yang disampaikan oleh keponakannya itu begitu menohok. Kita tak bisa memungkiri fakta betapa banyak orang yang sedang ada dalam jabatan-jabatan publik justru tanpa malu-malu melakukan korupsi, melakukan penyelewengan kekuasaan, berkolaborasi mesra dengan pemodal sangat besar, sehingga tujuan bernegara untuk menciptakan rakyat yang sejahtera, adil dan cerdas menjadi cita-cita yang masih tergantung di awang-awang. Jauh dari jangkauan.

    Kita tentu tahu banyak orang di Indonesia hidup dalam kemiskinan, bahkan kemiskinan ekstrem. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa persentase penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 9,03 persen, dengan garis kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp582.932/kapita/bulan. Padahal sekarang banyak beban ditimpakan pada rakyat dalam berbagai bentuk pajak dan iuran, yang sifatnya pukul rata. Mereka yang dulu tergolong kelas menengah pun jatuh jumpalitan dan masuk dalam kategori rentan miskin.

    Sementara yang super kaya menjadi makin lebih kaya. Tengok data-data berikut. Data Oxfam 2024 menunjukkan bahwa dalam dua dekade terakhir, kesenjangan antara orang terkaya dengan kelompok lain begitu jomplang. Saat ini, empat orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan melebihi kekayaan total 100 juta orang termiskin. Negeri ini juga mengalami peningkatan kesenjangan lebih cepat dari negara-negara lain di Asia Tenggara. Untuk tingkat global, Indonesia merupakan negara ke-6 dengan tingkat ketimpangan tertinggi di dunia. 

    Jika kita cermati data-data di atas, maka kita tahu bahwa sentilan Pak Emil Salim, dengan menggarisbawahi pesan Agus Salim tadi, adalah benar sebenar-benarnya. Apakah para pemimpin sekarang betul-betul menjadi pemimpin yang sesungguhnya? Satu kata satu perbuatan? Apakah mereka paham bahwa menjadi pemimpin itu adalah amanah untuk bisa mengejar cita-cita bangsa? Entahlah… Masih perlu waktu untuk membuktikan apakah masih ada orang-orang berhati yang memimpin Indonesia. Pemimpin yang tak tega menumpuk kekayaan di saat rakyat masih melarat. 

    “Jangan kau kejar kepentingan sendiri selama rakyat masih hidup dalam kemiskinan”. Ah, kata-kata ini rasanya masih bergaung kuat, masuk menembus relung hatiku yang terdalam. 

    *(Penulis adalah pegiat isu perhutanan sosial, pemberdayaan masyarakat, hingga perubahan dan krisis iklim)