Tag: Agus Salim

  • PDIP ajak santri teladani ketekunan intelektual Bung Karno

    PDIP ajak santri teladani ketekunan intelektual Bung Karno

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Agama dan Kepercayaan (nonaktif) Zuhairi Misrawi mengajak para santri untuk meneladani dan mendalami pemikiran Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno tentang Islam.

    Menurutnya, Bung Karno memiliki pandangan yang kokoh, visioner, dan berkemajuan dalam memadukan nilai-nilai keislaman dengan semangat kebangsaan.

    “Kalau kita membaca tulisan dan pidato-pidato Bung Karno tentang keislaman, kita akan menemukan satu visi yang kokoh, yang visioner, futuristik, dan jauh ke depan tentang bagaimana membangun negeri ini,” kata Zuhairi di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Rabu.

    Hal itu disampaikan Zuhairi dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang diadakan DPP PDIP dengan tema Santri Berjuang: Ajaran Bung Karno, Warisan Kemerdekaan dan Kontribusi Generasi Muda.

    Duta Besar Indonesia untuk Tunisia ini menilai, Hari Santri adalah waktu yang tepat untuk menggali kembali gagasan-gagasan Islam Bung Karno yang berakar pada spiritualitas dan nasionalisme.

    Dia menuturkan, perjalanan intelektual keislaman Bung Karno dimulai dari interaksinya dengan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Bung Karno kerap mengikuti ceramahnya saat di Surabaya. Dari situ, tumbuh pandangan keislaman yang progresif dan berkemajuan.

    Selain itu, Bung Karno juga banyak belajar dari H.O.S. Cokroaminoto, tempat ia berinteraksi dengan tokoh-tokoh pergerakan seperti Haji Agus Salim. Puncak pendalaman spiritual Bung Karno terjadi saat masa pengasingannya di Ende, di mana ia memperdalam kajian tafsir, hadis, dan sejarah Islam.

    “Para santri harus meneladani semangat Bung Karno yang tekun belajar tafsir, hadis, dan sejarah. Dari situ beliau menemukan kekuatan spiritual yang menjadi dasar perjuangan kemerdekaan,” ujanya.

    Zuhairi juga mengungkapkan Bung Karno banyak berinteraksi dengan Syaikhona Kholil Bangkalan, dan dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari pernah mendapat restu menjelang proklamasi kemerdekaan.

    “Kenapa visi Islam Bung Karno paket sempurna? Karena menggabungkan dua kekuatan besar yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Itulah yang menjadikan visi Islam Bung Karno, Islam yang mempersatukan seluruh elemen bangsa,” tuturnya.

    Pada kesempatan yang sama, Sekjen Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah 2012-2016, Ulfa Mawardi mengatakan pesantren harus bisa bertransformasi dari ruang ibadah ke ruang peradaban, dari penjaga tradisi keagamaan menjadi arsitek masa depan.

    “Momentum Pesantren (tradisional) mampu membaca relasi antara media, agama dan kebudayaan,” kata dia.

    Selain itu, Ulfa juga berharap, Pesantren sebagai laboratorium yang melahirkan ulama dengan 3 dimensi.

    “Spritualitas islam (iman dan adab), rasionalitas pengetahuan yang mencerahkan dan Kemanusiaan sosial progresif (berkemajuan),” tutur dia.

    Sementara, sejarahwan Asvi Warman Adam memandang momentum Hari Santri ini, untuk mengingat kembali peran besar kalangan santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu tonggak sejarah yang lahir dari kalangan pesantren adalah Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya.

    Pasalnya, peran penting Resolusi Jihad tersebut sempat dihilangkan dari penulisan sejarah resmi Indonesia, khususnya selama masa Orde Baru.

    “Selama Orde Baru tidak pernah ditulis di sejarah Indonesia, ada aspek yang lain, yang membuat rakyat Surabaya berjuang, yaitu resolusi jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy’ari. Sepanjang 30 tahun tidak pernah disinggung, tidak pernah ditulis sejarah Indonesia, baru era reformasi ini baru diungkapkan,” jelas dia.

    Karenanya, dari niatan pemerintah sekarang yang ingin menulis ulang sejarah, perlu dikawal agar peran KH Hasyim Asy’ari dan Resolusi Jihad ini tetap dimasukkan.

    “Sekarang, pemerintah sedang membuat buku sejarah nasional yang baru, kita perlu mengawasi bahwa ini bisa dimasukkan ini, Resolusi Jihad itu dicatat dalam sejarah,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kelas Pemberontakan Kaum Buruh dengan Semaun Sang Pengajar

    Kelas Pemberontakan Kaum Buruh dengan Semaun Sang Pengajar

    JAKARTA – Namanya mungkin sering diabaikan oleh beberapa orang karena ideologi yang dia anut. Tapi, perannya dalam kemerdekaan, terutama bagi kaum buruh, tak bisa diremehkan. Ia adalah Semaun, tokoh revolusioner kelahiran Mojokerto pada 1899. Lahir dari keluarga dengan perekonomian pas-pasan membuat Semaun hanya dapat mengeyam pendidikan di Tweede Klas, sekolah untuk pribumi.

    Sejak kecil, Semaun dikenal anak yang cerdas. Berbekal ijazah sekolah dasar itu, Semaun diterima berkerja di Staats Spoor Maatschapi (Perusahaan Kereta Api Negara) pada usia 13 tahun. Walaupun disibukkan dengan pekerjaan, keinginan belajarnya tak pernah padam. Setiap sore hari ia menyempatkan diri untuk belajar bahasa Belanda di Hollandsch Inlandsce School (HIS).

    Dengan kedudukan dirinya sebagai pegawai kereta api, sebenarnya saat itu dirinya sudah cukup mapan dan terjamin kehidupannya. Tapi, karena semakin banyak penderitaan rakyat yang ia lihat kala itu, Semaun tergerak untuk melakukan gerakan pembebasan. Semaun pun melepas pekerjaannya dari perusahaan kereta api untuk ikut dalam gerakan nasional.

    Semaun masuk ke organisasi Sarekat Islam (SI) pada usia yang masih belia, 15 tahun. Di SI, Semaun menduduki posisi Sekertaris Sarekat Islam cabang Surabaya. Masuknya Semaun dalam gerakan SI mempertemukan dirinya dengan Henk Sneevliet. Menurut Soewarsono, sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pertemuan Semaun dengan Sneevliet terjadi di Surabaya tahun 1915.

    Pertemuan dengan Sneevliet mendorongnya memasuki VSTP dan ISDV. “Suatu pertemuan yang melahirkan rasa kagumnya terhadap ketulusan dan sikap manusiawi Sneevliet. Dan karena itu, (Semaun) menerima tawaran Sneevliet agar Semaun memasuki VSTP dan ISDV afdeeling Surabaya,” tulis Soewarsono dalam Berbareng Bergerak, Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Semaun.

    Semaun juga tertarik karena menurutnya VSTP dan ISDV bersimpati pada perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajahan. Dalam kongres yang kemudian diadakan, Semaun terpilih sebagai Wakil Ketua VSTP dan ISDV. Sejak itu lah dirinya memilih fokus dalam organisasi tersebut dan melepaskan kariernya sebagai pegawai kereta api, lalu pindah ke Semarang. 

    Kepiawaian Semaun dalam berorganisasi juga terlihat di SI. Dalam Kongres SI Semarang tahun 1917, ia terpilih menjadi ketua SI Semarang. Usianya saat itu 18 tahun. Di bawah pimpinannya, SI Semarang berkembang pesat. Anggota SI bertambah hingga puluhan ribu orang, dari semula 1.700 anggota pada 1916 menjadi 20.000 orang pada 1917. SI juga tersebar sampai ke desa-desa.

    Pada 1918, SI cabang Semarang memutuskan rapat terbuka di lapangan dekat Stasiun Tawang. Tujuannya agar putusan tersebut dapat didengar masyarakat luas. Para anggota SI pun pergi menuju lapangan luas untuk memperluas jaringan mereka. Sebagai pembeda, anggota SI diwajibkan memakai Caping yang biasa digunakan para petani.

    Diluar dugaan. Aksi tersebut berubah menjadi demonstrasi yang unik. Aksi tersebut diikuti pula oleh masyarakat umum yang awalnya hanya sebagai penonton. Lalu lintas hampir lumpuh akibat aksi tersebut, sehingga membuat repot polisi-polisi kolonial di Semarang. Teriakan semangat juga digelorakan sepanjang aksi. Para demonstran meneriakkan ragam semboyan seperti “Hidup SI”, “Hidup Sosial Demokrat”, “Hidup Semaun.”

    Semaun yang semakin “kiri”

    Peristiwa tersebut semakin mempopulerkan nama Semaun di kalangan rakyat. Pada tahun 1919, saat menginjak usia 20 tahun, Semaun terpilih sebagai anggota pimpinan pusat SI merangkap Ketua cabang SI Semarang. Semaun juga aktif menulis di media massa. Bahkan, akibat tulisannya, Semaun sempat dipenjara di Yogyakarta dari Juli sampai November 1919. Di dalam penjara, ia menyibukkan diri dengan menulis novel berjudul Hikayat Kadirun dan buku berjudul Penuntun Kaum Buruh.

    Lewat Penuntun Kaum Buruh, Semaun menuangkan gagasan agar buruh bergerak dengan menceritakan kondisi Hindia Belanda kala belum ada ketimpangan, “Ketika di Indonesia belum ada sepur atau trem (kereta api), maka keadaan negeri ini sunyi, sepi, tentram, dan damai. Begitu juga penduduknya (rakyatnya) yang hidup, berpikir, berbudi, serta bekerja dengan sabar dan damai. Hampir semua rakyat Indonesia mempunyai sebidang tanah yang memberikan peng­hasilan dan penghidupan baginya.” tulis Semaun dalam bukunya.

    Keluar dari kurungan penjara, Semaun kembali ke Semarang. Sikapnya pada pemerintah Hindia Belanda makin radikal. Semaun benar-benar menerapkan ajaran Sneevliet. Ia berkembang jadi propagandis sosialisme yang keras. Sisi itu juga membawa perubahan pada SI yang semula lunak pada Hindia Belanda. Corak kiri, lama kelamaan makin kentara dalam SI. Kuatnya pengaruh Semaun membuat pimpinan SI lainnya kepayahan mengimbangi sikap kiri organisasi.

    Bahkan, orang-orang kaya raya seperti Niti Semito, raja rokok kretek dari Kudus atau Haji Busro dari Semarang ikut mendukung SI ala Semaun. Banyak aksi-aksi mogok buruh yang didukung pengusaha lokal tersebut. H.O.S Tjokroaminoto merespons pergerakan Semaun dengan menulis buku berjudul Islam dan Sosialisme. Buku itu menjelaskan bahwa sosialisme ada dalam ajaran Islam.

    Kekhawatiran pun muncul. Pimpinan SI pusat yang menginginkan azas Islam dalam SI mulai melihat Semaun sebagai bahaya. SI ala Semaun dianggap melenceng karena terlalu kiri. Kekhawatiran itu semakin meruncing saat Semaun mendirikan Perserikatan Komunis Hindia (PKH) pada 23 Mei 1920, ketika pimpinan SI, H.O.S Tjokroaminoto dihadapkan dengan tuduhan korupsi –walaupun kemudian tak terbukti.

    Saat itu, pemimpin Central Sarekat Islam yaitu Agus Salim dan Soerjopranoto berusaha mendepak kaum komunis yang dinilai tidak sesuai dengan nilai keislaman. SI cabang Semarang di bawah pimpinan Semaun menjadi sasaran penertiban ini. Dikutip dari laman Historia, pertemuan pimpinan CSI digelar di Yogyakarta pada 30 September 1920 tanpa dihadiri ketua SI, H.O.S Tjokroaminoto yang harus menghadiri persidangan. Semaun pun tak hadir karena menghadiri Kongres Komunis Internasional di Moskow, Rusia.

    Selain membersihkan anasir Komunis di tubuh SI, rapat itu juga menghasilkan keputusan pemindahan SI pusat dari Surabaya ke Yogyakarta. Pada 24 Mei 1922, Semaun kembali dari Moskow ke Tanah Air, ia memualai kembali pergerakan di kalangan buruh. Puncak dari rangkaian aksi mogok tersebut terjadi pada Februari 1923. Aksi tersebut muncul akibat pemerintah Hindia Belanda melakukan penurunan gaji buruh. Aksi mogok para buruh kereta api yang tergabung dalam VSTP pun terjadi. Aksi mogok itu meledak di beberapa kota. 

    Tak hanya buruh kereta api. Polisi kolonial dari kalangan pribumi juga ikut melakukan aksi mogok. Dikutip dari surat kabar Kaoem Moeda edisi 2 Februari 1923 yang mengabarkan banyaknya polisi-polisi pribumi berpangkat rendah melakukan aksi mogok demi menuntut tunjangan mereka. Tindakan mogok massal diberbagai kota ini membuat pemerintah Hindia Belanda geram.

    Dalam pengasingan

    Imbasnya, pada 8 Mei 1923, Semaun ditangkap di rumahnya di Semarang. Mirisnya, penangkapan Semaun bertepatan dengan kelahiran putra keduanya, Axioma. Anak pertama Semaun diberi nama Logika Sudibyo. Setelah mengetahui Semaun tertangkap, mogok besar-besaran terjadi di seluruh pulau Jawa. Penangkapan Semaun diikuti pula dengan keputusan pemerintah Hindia Belanda membuangnya ke Timor. Tapi, keputusan berubah lebih berat. Semaun harus dibuang keluar dari wilayah Hindia Belanda.

    Semaun pun diasingkan ke Amsterdam pada September 1923. Namun, pengasingan ini malah menjadi semacam kekuatan bagi kaum kiri di Tanah Air karena Semaun diangkat menjadi perwakilan partai komunis di Eropa. Beberapa tahun kemudian, Semaun pindah ke Moskow. Oleh pemerintah Uni Soviet, Semaun dipercaya menjadi Ketua Badan Pembangunan Nasional wilayah Turkmenistan. Pada masa-masa awal kemerdekaan, dari Moskow, ia ikut mendukung pergerakan kemerdekaan Indonesia. 

    Semaun juga memulai siaran radio berbahasa Indonesia di sana. Ia bahkan mengajar bahasa Indonesia untuk sekolah-sekolah di Soviet. Semaun juga menikah dengan seorang wanita Soviet bernama Valentina Iwanowa. Mereka dianugerahi dua orang anak. Yang pertama, laki-laki bernama Rono Semaun. Sementara, yang kedua ada;ah wanita bernama Elena Semaun.

    Setelah Indonesia merdeka, hasrat Semaun untuk pulang ke Tanah Air membuncah. Namun, rencana kepulangannya sempat terhenti karena pemerintah Soviet takut Semaun membuka berbagai informasi penting yang membahayakan keamanan intelijen Soviet. 

    “Semaun meminta bantuan Sukarno ketika berkunjung kali pertama ke Moskow pada Agustus-September 1956. Sukarno lalu meneruskan permintaannya kepada Marsekal Barsilov, pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet. Akhirnya, Semaun bisa pulang ke Indonesia pada 1957,” ditulis Bonni Triyana, sejarawan, dalam artikel Historia.

    Terus mengajar

    Sepulangnya ke Tanah Air, Semaun sempat mengajar mata kuliah ekonomi di Universitas Padjadjaran sejak 1961. Semaun juga mendapat gelar doktor honoris causa dari kampus tersebut. Di Unpad, Semaun mengajar hingga akhir hayatnya pada 7 April 1971. 

    Sepak terjang Semaun sejak era kolonialisme Belanda agak sulit dipahami dan diterima beberapa kalangan. Meski menentang keras pemerintah Hindia Belanda, pandangan negatif terhadap Semaun selalu muncul akibat label komunis yang melekat pada dirinya. 

    Dalam wacana sejarah resmi yang berkembang di Indonesia, siapapun yang anti terhadap kolonial Belanda, melawan dan memberontak terhadap Belanda, apa pun motifnya, akan dinobatkan sebagai Pahlawan. Di sini, sangat sulit untuk menjadikan tokoh Komunis di masa Hindia Belanda sebagai pahlawan karena narasi yang dibangun selama ini PKI adalah pengkhianat.

    Akan tetapi menyamaratakan apa yang dilakukan Semaun dan PKI pada masa Hindia Belanda dengan apa yang dilakukan PKI pada pasca kemerdekaan seperti 1948 dan 1965 merupakan anakronisme sejarah.

  • Peternak di Sukabumi Mengeluh, Ikan Nila Sulit Dilirik Jadi Menu MBG

    Peternak di Sukabumi Mengeluh, Ikan Nila Sulit Dilirik Jadi Menu MBG

    Liputan6.com, Jakarta Peternak ikan nila di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengeluhkan sulitnya menyalurkan hasil panen ke program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

    Keluhan ini muncul meskipun produksi ikan mereka melonjak drastis berkat bantuan teknologi digital, saat saat Panen Raya Tech-Enabled Fisheries di Kampung Cipancur, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu (15/10/2025).

    Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Telaga Ikan Abdul Agus Salim menyatakan, bantuan teknologi Mikrobubble Aerator dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah meningkatkan kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen atau DO) kolam hingga 3 ppm dalam waktu semalam.

    “Kalau tanpa teknologi, DO kolam sangat kecil, sampai nol koma. Dengan bantuan Mikrobubble Aerator, produksi nila terus meningkat. Dalam satu siklus (3 bulan) di kelompok saya saja, kami bisa panen 40 ton per hektare,” ujar Abdul Agus Salim.

    Meskipun hasil panen melimpah, Pokdakan Telaga Ikan menghadapi tantangan besar dalam pemasaran.

    Mereka telah mencoba menyuplai hasil panen ke program MBG di Kabupaten Sukabumi dengan mem-fillet ikan nila berukuran 300-500 gram.

    “Kami baru menyuplai satu dapur MBG. Dalam satu minggu, dapur itu hanya mampu menyerap 400 kilogram ikan nila hidup. Ketika sudah di-fillet, ini hanya 3 persen dari total produksi kami yang bisa diserap oleh dapur tersebut,” keluhnya.

    Di Kabupaten Sukabumi terdapat lebih dari 250 dapur yang melayani program MBG. Abdul Agus Salim berharap ikan nila dapat menjadi menu wajib dalam program tersebut.

    “Kami sudah mencoba negosiasi ke dapur-dapur lain, tetapi masih terkendala persetujuan,” ungkapnya.

    Menurutnya, jika satu dapur dapat menyerap 400 kilogram, maka 100 dapur akan membutuhkan 40 ton.

    “Ini adalah angka yang luar biasa, sehingga hasil kami bisa diserap oleh dapur MBG di daerah kami sendiri,” tambah dia.

    Pihaknya optimistis ketika budidaya terus dikembangkan dan hasilnya melimpah, pasarnya pun ada.

    “Kami ingin dari pemerintah ada dorongan agar ikan nila menjadi menu wajib, walau hanya sebulan sekali,” ungkapnya.

  • Rumah Milik Nenek Suparti di Padangan Bojonegoro Ludes Terbakar, Ini Penyebabnya

    Rumah Milik Nenek Suparti di Padangan Bojonegoro Ludes Terbakar, Ini Penyebabnya

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Dua rumah di Desa Sonorejo, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, ludes dilalap api pada Minggu (12/10/2025) sekitar pukul 09.15 WIB. Kebakaran yang diduga dipicu oleh kelalaian akibat lupa mematikan kompor usai memasak itu menyebabkan dua rumah terbakar dengan taksir kerugian material hingga Rp250 juta.

    Satu rumah terbakar 100 persen, merupakan milik seorang nenek berusia 70 tahun, atas nama Ibu Suparti. Rumah warga asal Desa Sonorejo RT 005 / RW 002 Kecamatan Padangan berukuran 10×15 meter persegi itu terbakar 100 persen beserta isinya seperti peralatan elektronik dan perabotan.

    “Total kerugian yang dialami Ibu Suparti ditaksir mencapai kurang lebih Rp200 juta,” kata Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Bojonegoro, Ahmad Agus Salim.

    Sementara itu, rumah kedua yang terbakar adalah milik Bapak Ratmin (45) dengan ukuran 8×15 meter persegi, terbakar sekitar 30 persen dengan estimasi kerugian Rp50 juta. Beruntung, dalam peristiwa ini tidak terdapat korban luka maupun korban jiwa (nihil).

    Selain itu, berkat kesigapan petugas, bangunan semi permanen milik warga di sekitar lokasi berhasil diselamatkan, termasuk 70 persen bagian rumah Bapak Ratmin yang tersisa, serta rumah Bapak Yowono di sebelah Timur dan rumah Bapak Suwandi di sebelah Utara. Total aset yang terselamatkan ditaksir mencapai Rp550 juta.

    Sementara diketahui, menurut data dari Damkarmat Bojonegoro, api mulai berkobar sekitar pukul 09.15 WIB. Laporan diterima oleh Pos Damkarmat Padangan pada pukul 09.18 WIB dari Kepala Desa Sonorejo, Sundoko (45). “Begitu mendapat laporan, petugas dari Pos Padangan langsung bergerak pukul 09.21 WIB dan tiba di lokasi (TKK) sekitar 10 menit kemudian, yaitu pukul 09.31 WIB,” jelas Agus.

    Dalam operasi pemadaman, Damkarmat mengerahkan empat unit armada, yang terdiri dari dua unit Fire Truck Pos Padangan, satu unit Fire Truck Pos Ngraho, dan satu unit Fire Truck Pos Ngambon, dengan total 15 personel. Api berhasil

    Usai memadamkan api, petugas Damkarmat juga menyempatkan untuk memberikan sosialisasi singkat mengenai tugas pokok dan fungsi dinas, serta memberikan nomor darurat Pos Padangan untuk memudahkan masyarakat melapor jika terjadi keadaan darurat. [lus/aje]

  • Ekonomi Sumbar Menguat, Industri Asuransi Gencar Ekspansi

    Ekonomi Sumbar Menguat, Industri Asuransi Gencar Ekspansi

    Jakarta

    Industri asuransi terus memperluas jangkauan layanan ke berbagai daerah, seiring meningkatnya potensi ekonomi di wilayah Sumatera Barat. Pembukaan kantor layanan baru di Kota Padang menandai langkah strategis pelaku industri keuangan dalam memperkuat inklusi asuransi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat, perekonomian provinsi ini tumbuh sebesar 4,36 persen pada 2024, dengan nilai PDRB mencapai Rp332,94 triliun dan PDRB per kapita sebesar Rp57,05 juta. Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi sektor jasa keuangan, termasuk industri asuransi, untuk memperluas pasar dan menghadirkan layanan yang lebih dekat dengan masyarakat.

    Salah satu perusahaan asuransi nasional baru saja meresmikan kantor layanan baru di Kota Padang, tepatnya di Jl. H. Agus Salim No.17A, Sawahan, Padang Timur. Kehadiran kantor ini menjadi bagian dari ekspansi nasional perusahaan, setelah sebelumnya membuka lebih dari 25 kantor layanan di berbagai wilayah Indonesia.

    Direktur Pemasaran perusahaan tersebut, Sutadi, mengatakan pembukaan kantor layanan di Padang bukan sekadar langkah ekspansi, melainkan bentuk komitmen menghadirkan pelayanan terbaik bagi masyarakat Sumatera Barat.

    “Pembukaan kantor layanan Padang ini bukan sekadar ekspansi bisnis, tetapi merupakan wujud nyata komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Sumatera Barat. Kantor ini diharapkan menjadi one stop solution bagi nasabah, sekaligus memperkuat upaya peningkatan inklusi asuransi dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” ujar Sutadi.

    Ia menambahkan, kehadiran kantor layanan ke-26 ini juga menjadi bagian dari visi jangka panjang perusahaan dalam menghadirkan layanan yang profesional dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.

    “Kami ingin setiap kehadiran kami di daerah memberikan nilai lebih bagi masyarakat. Kantor layanan Padang ini dilengkapi tenaga profesional dan fasilitas yang mendukung agar nasabah dapat memperoleh layanan dengan cepat, nyaman, dan berkualitas,” pungkasnya.

    Langkah ekspansi industri asuransi ini diharapkan tidak hanya memperluas akses layanan keuangan masyarakat, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi daerah melalui peningkatan literasi dan partisipasi masyarakat dalam produk keuangan formal.

    (rrd/rrd)

  • HUT ke-80 TNI: Hindari Monas, Ini Rekayasa Lalu Lintas dan Rute Alternatif

    HUT ke-80 TNI: Hindari Monas, Ini Rekayasa Lalu Lintas dan Rute Alternatif

    Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta menyiapkan rekayasa lalu lintas terkait dengan HUT ke-80 TNI di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025).

    Rekayasa lalu lintas ini akan diterapkan di sejumlah titik mulai dari area Gambir, Tugu Tani hingga Harmoni. Pengaturan lalu lintas ini diharapkan dapat mengurai kepadatan kendaraan terkait acara HUT TNI ini.

    “Dishub DKI Jakarta menerapkan rekayasa lalu lintas agar arus lalu lintas selalu tertib dan lancar,” tulis Dishub dalam akun @dishubdkijakarta, dikutip Minggu (5/10/2025).

    Oleh sebab itu, masyarakat yang ingin melintas di kawasan itu diharapkan dapat menghindari jalan kawasan Monas dan menggunakan rute alternatif yang telah disiapkan.

    Nah, berikut ini rekayasa lalu lintas yang disiapkan Dishub Jakarta:

    1. Lalu lintas dari Barat (RS. Budi Kemuliaan) menuju Timur (Gambir) dapat melalui jalan Abdul Muis – Jalan Majapahit – Jalan Juanda – Jalan Pos – Jalan Gedung Kesenian – Jalan Lapangan Banteng Utara – Jalan Lapangan Banteng Barat – Jalan Pejambon dan seterusnya.

    2. Lalu Lintas dari Timur (Tugu Tani) menuju Timur (RS Budi Kemuliaan) dapat melalui Jalan Medan Merdeka Selatan sisi Selatan – Jalan Agus Salim – Jalan Kebon Sirih – Jalan Abdul Muis dan seterusnya atau dapat melalui Jalan Medan Merdeka Timur – Jalan Perwira- Jalan Katedral – Jalan Veteran- Jalan Suryapranoto dan seterusnya.

    3. Lalu lintas dari Utara (Harmoni) menuju ke Selatan (Tanah Abang) dapat menggunakan Jalan Suryopranoto – Jalan Balikpapan – Jalan Cideng Timur dan seterusnya.

    4. Lalu Lintas dari Utara (Harmoni) menuju Selatan (Tugu Tani) dapat melalui Jalan Juanda – Jalan Pos – Jalan Gedung Kesenian – Jalan Lapangan Banteng Utara – Jalan Lapangan Banteng Barat – Jalan Pejambon dan seterusnya.

    Di lain sisi, kondisi lalu lintas di sekitaran lapangan Monumen Nasional (Monas) mulai macet menjelang upacara HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Berdasarkan pantauan Bisnis.com di lokasi, terlihat volume kendaraan di lokasi acara HUT TNI itu sudah meningkat di sejumlah titik. Misalnya, dari arah Tugu Tani menuju Gambir.

    Nampak, petugas kepolisian hingga dinas perhubungan (Dishub) Jakarta mengatur lalu lintas untuk mengurai kepadatan. Kemacetan juga terjadi di Stasiun Gambir. 

    Antrean kemacetan itu terlihat mengular hingga ke Jalan Medan Merdeka Selatan. Selain itu, titik yang sudah nampak mengalami peningkatan volume kendaraan juga terjadi di jalan sekitar Lapangan Banteng.

  • Ini rekayasa lalu lintas saat HUT ke-80 TNI di Jakarta

    Ini rekayasa lalu lintas saat HUT ke-80 TNI di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyiapkan rekayasa arus lalu lintas secara situasional pada beberapa ruas jalan dalam rangka HUT ke-80 TNI di kawasan Monumen Nasional (Monas) dan sekitarnya, pada Minggu (5/10).

    “Akan dilakukan pengalihan arus lalu lintas bersifat situasional pada beberapa ruas jalan yang bersinggungan dengan tempat pelaksanaan Upacara HUT ke-80 TNI,” ujar Kepala Dishub Jakarta Syafrin Liputo di Jakarta, Jumat.

    Syafrin menjelaskan rangkaian kegiatan HUT TNI akan dipusatkan di Monumen Nasional (Monas) dan akan dilakukan penempatan alutsista di ruas Jalan Medan Merdeka Utara baik Jalan Medan Merdeka sisi utara maupun Jalan Medan Merdeka sisi selatan.

    Lebih lanjut Syafrin memaparkan, ruas jalan yang akan diberlakukan rekayasa lalu lintas antara lain Simpang Jalan Medan Merdeka Utara-Jalan Medan Merdeka Timur, Simpang Jalan Medan Merdeka Selatan-Jalan Ridwan Rais, Simpang Jalan Medan Merdeka Utara-Jalan Medan Merdeka Barat, Simpang Jalan Veteran lll-Jalan Veteran, Jalan Perwira, Jalan Katedral dan Jalan Majapahit sisi timur.

    Adapun rincian pengalihan arus lalu lintas dalam rangka HUT ke-80 TNI sebagai berikut:

    1. Lalu lintas dari barat (RS. Budi Kemuliaan) menuju timur (Gambir) dapat melalui jalan Abdul Muis-Jalan Majapahit-Jalan Juanda-Jalan Pos-Jalan Gedung Kesenian-Jalan Lapangan Banteng Utara-Jalan Lapangan Banteng Barat-Jalan Pejambon- dan seterusnya (dst);

    2. Lalu lintas dari timur (Tugu Tani) menuju timur (RS Budi Kemuliaan) dapat melalui Jalan Medan Merdeka Selatan sisi Selatan-Jalan Agus Salim-Jalan Kebon Sirih-Jalan Abdul Muis-dst atau dapat melalui Jalan Medan Merdeka Timur-Jalan Perwira-Jalan Katedral-Jalan Veteran-Jalan Surya Pranoto- dst;

    3. Lalu lintas dari utara (Harmoni) menuju ke selatan (Tanah Abang) dapat menggunakan Jalan Suryopranoto-Jalan Balikpapan-Jalan Cideng Timur-dst

    4. Lalu lintas dari utara (Harmoni) menuju selatan (Tugu Tani) dapat melalui Jalan Juanda-Jalan Pos-Jalan Gedung Kesenian-Jalan Lapangan Banteng Utara-Jalan Lapangan Banteng Barat-Jalan Pejambon-dst

    “Diimbau kepada para pengguna jalan agar menghindari ruas jalan tersebut dan dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, petunjuk petugas di lapangan serta mengutamakan keselamatan di jalan,” kata Syafrin.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mengenal Tepuk Sakinah: Pelepas Jenuh Pasutri Saat Pembekalan di KUA 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 September 2025

    Mengenal Tepuk Sakinah: Pelepas Jenuh Pasutri Saat Pembekalan di KUA Megapolitan 27 September 2025

    Mengenal Tepuk Sakinah: Pelepas Jenuh Pasutri Saat Pembekalan di KUA
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pendekatan Tepuk Sakinah yang diterapkan dalam sesi bimbingan perkawinan di Kantor Urusan Agama (KUA) viral di media sosial. 
    Fenomena ini menarik perhatian karena biasanya bimbingan perkawinan berlangsung serius, namun kali ini disisipi permainan edukatif.
    Tepuk Sakinah menjadi cara interaktif agar calon pengantin lebih mudah memahami nilai-nilai keluarga sakinah.
    Yel-yel dengan tepukan tangan ini diperagakan dalam sesi bimbingan perkawinan (bimwin) di sejumlah Kantor Urusan Agama (KUA) dan mendapat respons beragam dari peserta.
    Fenomena “Tepuk Sakinah” yang belakangan viral di media sosial ternyata berawal dari pelatihan penghulu dan penyuluh agama pada 2024.
    Dari forum diklat itulah muncul ide membuat yel-yel untuk membantu calon pengantin memahami lima pilar keluarga sakinah.
    Penghulu KUA Menteng, Jakarta Pusat, Abdul Hakim, mengatakan, awalnya “Tepuk Sakinah” hanya berupa cara sederhana untuk menghafal poin-poin penting dalam bimbingan perkawinan.
    Namun, kemudian dikembangkan lebih kreatif dengan tambahan aransemen lagu agar lebih mudah diterima calon pengantin.
    “Jadi Tepuk Sakinah ini kita dapat materi, kami penghulu sama penyuluh itu di Bimtek. Dalam diklat itu ada pemateri-pemateri. Salah satu materinya itu untuk menghapalkan daripada lima pilar sakinah itu dipakai tepuk-tepuk itu,” kata Abdul saat ditemui di KUA Menteng, Jumat.
    Menurut Abdul, inisiatif menambahkan aransemen lagu lahir dari kebutuhan membuat suasana bimbingan lebih segar dan tidak monoton.
    “Tadinya memang tepuk sakinah ini biasa gitu. Kita kira-kira sih biar nggak gabut ya. Kita cari aransemen yang pas akhirnya ketemu lagu itu. Sehingga yang viral itu gitu lah,” ujar dia.
    Tepuk Sakinah memuat lima pilar keluarga sakinah yang menjadi dasar membangun rumah tangga, yakni sebagai berikut:
    Kelima pilar ini diharapkan menjadi pengingat komitmen awal pernikahan, sehingga pasangan lebih siap menghadapi pasang surut rumah tangga.
    Penghulu KUA Menteng, Abdul Hakim menerangkan, setiap gerakan Tepuk Sakinah memiliki makna tersendiri.
    Saat dua jari telunjuk saling menunjuk bergantian ke atas dimaknai sebagai zawaj atau berpasangan.
    Gerakan itu menggambarkan suami dan istri harus menyadari bahwa mereka adalah pasangan yang saling melengkapi dan memiliki peran masing-masing dalam keluarga.
    Lalu ketika lantunan “janji kokoh janji kokoh, janji kokoh” terdengar, kedua tangan yang saling mengunci jari menggambarkan mitsaqon gholidzo, yaitu janji kokoh yang menjadi fondasi pernikahan. ‘
    “Janji janji kokoh janji kokoh ini kan mitsaqon gholidzo,” kata Abdul sambil menirukan gerakan.
    Makna ini menekankan bahwa pernikahan adalah ikatan suci yang harus dijaga dan dipegang teguh oleh suami dan istri, seperti janji yang kokoh.
    Gerakan berikutnya cukup panjang, yakni membentuk tanda hati dengan tangan, memberi hormat, menepuk bahu, lalu menyilangkan tangan di dada.
    “Saling cinta saling hormat kemudian saling jaga itu artinya mu’asyarah bil ma’ruf,” ucap dia.
    Semua rangkaian itu melambangkan mu’asyarah bil ma’ruf atau sikap saling cinta, saling hormat, dan saling menjaga.
    Suami dan istri harus memperlakukan satu sama lain dengan baik, penuh kasih sayang, dan saling menghormati.
    Setelah itu, jari yang membentuk tanda “OK” diikuti gerakan memberi salam melambangkan sakinah itu sendiri, ketenteraman, kenyamanan, dan kedamaian.
    “Pesan moralnya, keluarga harus dibangun di atas cinta, musyawarah, dan saling ridho. Jangan sampai setelah menikah kecewa lalu menyalahkan pasangan, tapi harus menerima takdir Allah dengan ridho,” kata Abdul.
    Berikut lirik lagu Tepuk Sakinah:
    Berpasangan, berpasangan, berpasangan
    Janji kokoh, janji kokoh, janji kokoh
    Saling cinta, saling hormat, saling jaga, saling ridho
    Musyawarah, untuk sakinah…
    Berpasangan, berpasangan, berpasangan
    Janji kokoh, janji kokoh, janji kokoh
    Saling cinta, saling hormat, saling jaga, saling ridho
    Musyawarah, untuk sakinah…
    Saling cinta, saling hormat, saling jaga, saling ridho
    Musyawarah, untuk sakinah…
    Penghulu KUA Menteng, Abdul Hakim, menjelaskan lagu Tepuk Sakinah mengandung makna dari lima pilar sakinah yakni zawaj (berpasangan), mitsaqon gholidzo (janji yang kokoh), mu’asyarah bil ma’ruf (saling cinta, saling hormat, saling jaga), musyawarah, dan taradhin (saling ridho).
    1. Zawaj. Gerakan itu menggambarkan suami dan istri harus menyadari bahwa mereka adalah pasangan yang saling melengkapi den memiliki peran masing-masing dalam keluarga.
    2. Mitsaqon Gholidzo. Menekankan bahwa pernikahan adalah ikatan suci yang harus dijaga dan dipegang teguh oleh suami dan istri, seperti janji yong kokoh.
    3. Mu’asyarah bil ma’ruf. Berarti suami dan istri harus memperlakukan satu sama lain dengan baik, penuh kasih sayang, dan saling menghormati.
    4. Musyawarah. Memiliki arti bahwa setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan melalui musyawarah bersama.
    5. Taradhin. Berarti suami dan istri harus saling ridha dan menerima kekurangan masing-masing untuk menciptakan keluarga yang harmonis.
    “Pesan moralnya, keluarga harus dibangun di atas cinta, musyawarah, dan saling ridho. Jangan sampai setelah menikah kecewa lalu menyalahkan pasangan, tapi harus menerima takdir Allah dengan ridho,” ujar Abdul.
    Kepala KUA Tambun Selatan Agus Salim menjelaskan, Tepuk Sakinah digunakan sebagai ice breaking agar peserta tidak jenuh mengikuti bimbingan perkawinan yang rutin digelar setiap Selasa pukul 08.00–12.00 WIB.
    Tepuk Sakinah sejatinya adalah cara agar calon pengantin bisa memahami pilar keluarga sakinah dengan melalui lagu, sehingga diharapkan bisa lebih mudah dimengerti.
    “Kalau bisa tahu Tepuk Sakinah ya agar bisa lebih mudah mengingat pilar keluarga sakinah,” ujar Agus.
    Riko (23), salah satu calon pengantin yang mengikuti bimwin di KUA Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, menilai Tepuk Sakinah bisa membantu menjaga pikiran positif dalam membangun rumah tangga.
    “Menurut saya itu cukup membantu sih buat berpikir positif terus lah walaupun kadang ada yang dibuat konten kayak menghindari masalah, tapi cukup bagus untuk meredakan emosi,” ucap Riko.
    Namun, Riko menekankan bahwa Tepuk Sakinah lebih sebagai hiburan dan pengingat. Menurut dia, membangun keluarga sakinah tetap membutuhkan usaha nyata dari pasangan suami-istri.
    “Sakinah itu kan doa kita, harapan kita. Ya, untuk ke depannya bagaimana kita dan pasangan menjalaninya nanti. Tapi setidaknya dengan Tepuk Sakinah itu muncul harapan kita kehidupan rumah tangga yang baik, tak ada perceraian,” kata dia.
    Pendapat berbeda disampaikan catin lain, Dhika (30). Ia menilai Tepuk Sakinah tidak relevan untuk membangun keluarga sakinah.
    “Kalau kayak begitu seperti bermain-main dengan adanya Tepuk Sakinah. Namun, untuk makna dalamnya memang bagus. Tapi kenapa harus ada tepuk-tepuk kayak begitu, seperti bermain-main,” ujar Dhika.
    Menurut dia, fondasi keluarga yang sakinah sebaiknya diperkuat dengan wejangan orang tua yang sudah lebih dulu berpengalaman dalam menjalani pasang surut rumah tangga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bupati Malang Lantik Sekda Definitif, Tugas Utama Tekan Angka Kemiskinan

    Bupati Malang Lantik Sekda Definitif, Tugas Utama Tekan Angka Kemiskinan

    Malang (beritajatim.com) – Bupati Malang HM Sanusi resmi melantik Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang definitif pada Kamis (25/9/2025) siang di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jalan Agus Salim No 7, Kota Malang. Dalam sambutannya, Sanusi menegaskan bahwa pelantikan ini menjadi langkah penting untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di wilayahnya.

    “Saya meminta kepada Sekda definitif untuk bisa mengentas kemiskinan di Kabupaten Malang, dan juga bisa mewujudkan visi misi dan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Sekda bertugas membantu Bupati, jangan sampai melangkahi bupati,” ucap Sanusi.

    Ia menekankan bahwa Sekda baru harus memainkan peran strategis, mulai dari koordinator, regulator, fasilitator, evaluator, inspirator hingga motivator bagi seluruh perangkat daerah. Sinergi dengan legislatif dan kolaborasi lintas sektor disebut menjadi kunci agar program pembangunan berjalan sesuai arah.

    “Selain beberapa peran tersebut, saya berharap agar Sekda baru dapat segera beradaptasi secara taktis dan luwes dalam bersinergi dengan seluruh jajaran perangkat daerah di Kabupaten Malang, serta berkolaborasi dengan legislatif untuk mencapai tujuan,” ujarnya.

    Sanusi menyampaikan capaian terbaru bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Malang turun dari 8,9 persen menjadi 8,7 persen. Ia menargetkan penurunan lebih signifikan pada sisa masa jabatannya.

    “Menurut data statistik, angka kemiskinan di Kabupaten Malang sudah turun 0,2 persen dari 8,9 persen menjadi 8,7 persen,” tutur Sanusi.

    Bupati Malang menegaskan optimismenya menekan angka kemiskinan hingga 5 persen di akhir masa jabatan, dengan penurunan rata-rata 1 persen setiap tahun.

    “Saya berharap di akhir jabatannya bisa angka kemiskinan menjadi 5 persen, tiap tahun saya berharap bisa turun 1 persen,” ujarnya.

    Selain fokus pada pengentasan kemiskinan, Sanusi juga menekankan pentingnya melaksanakan program prioritas nasional di daerah, meliputi sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

    “Selain itu, Bupati juga harus melaksanakan tiga hal yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang diarahkan oleh pusat,” pungkasnya. [yog/beq]

  • Raih Adhyaksa Awards 2025, Andri Zulfikar Harap Jadi Motivasi Semua Jaksa

    Raih Adhyaksa Awards 2025, Andri Zulfikar Harap Jadi Motivasi Semua Jaksa

    Jakarta

    Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Negeri Bantaeng Andri Zulfikar mendapat penghargaan Jaksa Tangguh dalam Pemberantasan Korupsi dalam Adhyaksa Awards 2025. Dia mengucapkan terima kasih atas penghargaan bergengsi yang diterimanya.

    “Ini merupakan validasi yang luar biasa atas upaya saya dan sumber kebanggaan luar biasa. Saya sangat menghargai penghargaan ini dan saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya yang tulus kepada semua pimpinan Kejaksaan RI, termasuk bapak JA RI, Kajati Sulawesi Selatan Agus Salim, dan Kejari Kabupaten Bantaeng atas kepercayaan pimpinan terhadap kemampuan saya,” kata Andri Zulfikar seusai Penganugerahan Adhyaksa Awards 2025 ini digelar di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

    Dia menuturkan, menerima penghargaan tersebut merupakan hal yang tak akan pernah dilupakannya. Itu juga akan menjadi inspirasi bagi rekan-rekan jaksa lainnya.

    “Menerima penghargaan ini adalah momen yang akan saya kenang selamanya dan akan menjadi motivasi bagi seluruh jaksa di manapun berada dan seluruh tanah air,” jelasnya.

    Andri kembali mengucapkan terima kasih kepada Jaksa Agung ST Burhanudin yang telah mengakui kerja keras dirinya selama ini. Dia berjanji akan terus mengupayakan hal yang terbaik.

    Adapun sampai saat ini, Andri telah menjabat Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus di Kejaksaan Negeri Bantaeng selama 1,5 tahun. Sedikitnya 8 perkara korupsi dengan total 16 tersangka telah ditanganinya. Salah satu kasus menonjol yang ditangani melibatkan Ketua DPRD Bantaeng aktif periode 2019-2024, Hamsyah, yang kembali terpilih untuk periode 2024-2029.

    Perkara ini menyangkut dugaan penyimpangan dalam pemberian tunjangan kesejahteraan berupa rumah negara dan belanja rumah tangga untuk pimpinan DPRD, yang turut menyeret Wakil Ketua DPRD dan pejabat Sekretariat DPRD, dengan total kerugian negara sebesar Rp 5 miliar.

    Adhyaksa Awards adalah anugerah penghargaan bagi insan Kejaksaan yang digelar oleh detikcom dan didukung penuh oleh Kejaksaan Agung. Seleksi dilakukan sejak Mei 2025.

    Dalam menyeleksi, detikcom menjaring ribuan jaksa lewat masukan dari masyarakat, hingga masukan dari internal kejaksaan. Nama-nama itu kemudian dikerucutkan oleh Dewan Pakar Adhyaksa Awards 2025 terdiri dari Ketua Komisi Kejaksaan RI Prof Pujiyono Suwadi, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dede Indra Permana Soediro, pakar hukum pidana Universitas Brawijaya Fachrizal Afandi, Koordinator MAKI Boyamin Saiman, serta Pemimpin Redaksi detikcom Alfito Deannova Gintings.

    (azh/azh)

    Adhyaksa Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat jaksa teladan di sini