Jakarta, Beritasatu.com – Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Lahirnya ikrar bersejarah ini, terdapat 13 tokoh penting dari berbagai organisasi yang berperan dalam menyatukan semangat persatuan di tengah keberagaman suku, budaya, dan bahasa.
Tokoh-tokoh ini datang dari berbagai penjuru daerah nusantara dengan satu tujuan yang sama yakni memperjuangkan kemerdekaan, dan memperkuat identitas bangsa Indonesia.
Melalui peran dan gagasan mereka, lahirlah Sumpah Pemuda sebagai simbol tekad generasi muda untuk menjadikan Indonesia satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.
Namun, siapa saja mereka? Dihimpun Beritasatu.com dari berbagai sumber, berikut 13 tokoh penting pada Hari Sumpah Pemuda.
13 Tokoh Penting Sumpah Pemuda
1. Wage Rudolf Soepratman (WR Soepratman)
Lahir di Somongari pada 19 Maret 1903, WR Soepratman dikenal sebagai komponis, wartawan, dan juga pemain sepak bola.
Ia menciptakan lagu Indonesia Raya yang pertama kali dimainkan menggunakan biola tanpa lirik pada Kongres Pemuda II. Lagu ini kemudian menjadi simbol semangat persatuan bangsa.
2. Amir Syarifuddin Harahap
Aktivis asal Medan ini lahir pada 27 April 1907 dan dikenal sebagai anggota Jong Batak Bond. Dalam Kongres Pemuda II, Amir menjabat sebagai bendahara. Ia juga aktif dalam gerakan anti-Jepang dan dikenal memiliki semangat nasionalisme yang kuat.
3. Soegondo Djojopoespito
Lahir di Tuban pada 22 Februari 1905, Soegondo menjadi ketua Kongres Pemuda II mewakili Persatuan Pemuda Indonesia (PPI).
Kepemimpinannya mendapat dukungan dari Mohammad Hatta. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan berwawasan luas dalam memperjuangkan persatuan pemuda Indonesia.
4. Johannes Leimena
Pria asal Ambon yang lahir pada 6 Maret 1905 ini aktif sebagai anggota dalam Kongres Pemuda I dan II. Ia berasal dari Jong Ambon dan berprofesi sebagai dokter serta perwira polisi. Setelah masa perjuangan, Leimena dikenal sebagai tokoh penting dalam pemerintahan Indonesia.
5. Sarmidi Mangoensarkoro
Sarmidi Mangoensarkoro lahir di Surakarta pada 23 Mei 1904 dan dikenal sebagai tokoh pendidikan yang vokal memperjuangkan pendidikan bagi rakyat.
Dalam Kongres Pemuda I dan II, dia banyak menyoroti pentingnya pendidikan nasional. Di kemudian hari, dia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 1949-1950.
6. Soenario Sastrowardoyo
Lahir di Madiun pada 28 Agustus 1902, Soenario merupakan perumus naskah Sumpah Pemuda sekaligus pembicara yang mengulas nasionalisme dan demokrasi. Ia aktif dalam Pergerakan Pemuda Indonesia dan juga berkiprah di kancah internasional memperjuangkan nama Indonesia.
7. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin lahir di Talawi pada 24 Agustus 1903. Ia dikenal sebagai ahli hukum, sastrawan, politikus, sejarawan, dan budayawan.
Sebagai sekretaris Kongres Pemuda II, Yamin berperan penting dalam penyusunan teks Sumpah Pemuda serta mengusulkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
8. R Katja Soengkana
Tokoh asal Pamekasan ini lahir pada 24 Oktober 1908 dan menjadi wakil dari organisasi Jong Indonesie atau Pemoeda Indonesia.
Dalam Kongres Pemuda II, Katja menjabat sebagai Pembantu II dan dikenal karena semangatnya memperjuangkan kebersamaan antar pemuda.
9. Rumondor Cornelis Lefrand Senduk
Lahir di Desa Tataaran, Minahasa, pada 1904, Senduk adalah seorang dokter dan politisi yang aktif di organisasi Jong Celebes.
Dalam Kongres Pemuda II, dia berperan sebagai Pembantu III dan berkomitmen kuat untuk mempererat hubungan antar daerah di Indonesia.
10. Mohammad Rochjani Su’ud
Tokoh asal Jakarta ini lahir pada 1 November 1906 dan merupakan Ketua Pemuda Kaum Betawi. Dalam Kongres Pemuda II, ia bertugas sebagai Pembantu V dan aktif memperjuangkan suara pemuda Betawi di tingkat nasional.
11. RM Djoko Marsaid
Sebagai wakil ketua Kongres Pemuda II, Djoko Marsaid yang berasal dari Jong Java berperan penting dalam mengkoordinasikan jalannya sidang. Ia dikenal sebagai aktivis pergerakan yang berkomitmen memperkuat semangat kebangsaan di kalangan pemuda.
12. Johan Mohammad Tjai
Meski berasal dari keluarga Tionghoa, Johan tetap berpartisipasi aktif dalam Kongres Pemuda II sebagai Pembantu I.
Ia menunjukkan semangat persatuan tidak terbatas pada latar belakang etnis atau asal-usul, melainkan pada tekad bersama untuk memerdekakan Indonesia.
13. Theodora Athia Salim (Dolly Salim)
Putri pahlawan nasional Agus Salim ini lahir di Bukittinggi pada 26 Juli 1913. Dolly dikenal sebagai sosok yang pertama kali menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat Sumpah Pemuda. Aksinya menjadi simbol lahirnya semangat nasional di kalangan generasi muda.
Ketiga belas tokoh Sumpah Pemuda ini menjadi simbol keberanian, persatuan, dan cinta Tanah Air yang melampaui perbedaan suku, agama, dan budaya. Melalui gagasan dan perjuangan mereka, lahirlah semangat “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa” yang hingga kini menjadi fondasi kuat bagi persatuan Indonesia.