Tag: Agus Harimurti Yudhoyono

  • Bos PPI: Prabowo Lempar Kode Gibran-AHY Bersaing Jadi Cawapresnya di 2029

    Bos PPI: Prabowo Lempar Kode Gibran-AHY Bersaing Jadi Cawapresnya di 2029

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto sempat berkelakar Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang kini duduk berdampingan bisa saja bersaing di masa depan. Ucapan Prabowo itu dianggap sebagai kode.

    Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai pernyataan Prabowo bisa menjadi kode bahwa Gibran dan AHY bisa saja bersaing di Pilpres 2029. Adi menilai pernyataan Prabowo bermakna dalam meski dikemas guyonan.

    “Kode keras yang mengindikasikan bahwa Gibran dan AHY saling bersaing di 2029 nanti. Kesannya memang guyonan, tapi makna pidato politik Prabowo itu cukup mendalam,” kata Adi kepada wartawan, Rabu (26/2/2025).

    Foto: Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno (dok. pribadi)

    Adi menilai Prabowo membuka kemungkinan Gibran dan AHY bakal bersaing menjadi Wapresnya. Dia menyinggung, baik Gibran maupun AHY, keduanya memiliki karier politik yang masih panjang.

    “Pertama, di 2029, Gibran dan AHY dinilai publik bakal maju, kemungkinan terbesarnya saling berebut posisi sebagai calon wakil Prabowo. Di situlah bakal terjadi kompetisi. Kedua, secara praktik politik di negara ini tak ada perkawanan dan permusuhan abadi, yang abadi kepentingan itu sendiri. Saat ini Gibran dan AHY akur, tapi di masa mendatang keduanya bisa saling bersaing mengingat keduanya karier politiknya masih panjang,” ujarnya.

    Adi juga menganalisis hitung-hitungan politik jika keduanya bersaing di 2029. Menurutnya, Gibran dan AHY akan mempersiapkan matang-matang modal politik menjelang Pemilu 2029 dan pemilu berikutnya.

    “Ya pastinya kedua sosok ini mempersiapkan segala sesuatu dengan matang menyongsong pemilu 2029 dan pemilu-pemilu selanjutnya. Gibran posisinya sebagai wapres, dukungan Jokowi tentu jadi modal besar. Begitupun AHY ketum Demokrat, Menko, dan dukungan penuh SBY jadi bekal maju,” kata Adi.

    Sebelumnya, Prabowo menyinggung AHY dan Gibran yang duduk berdampingan saat acara penutupan Kongres Demokrat, Selasa (25/2). Prabowo mengatakan AHY dan Gibran berpotensi bersaing di masa yang akan datang.

    “Sekarang duduk berdampingan, nanti bisa bersaing ini dua orang ini,” kata Prabowo kepada AHY dan Gibran yang disambut riuh para kader.

    “Nggak apa-apa, bersaing itu baik, siapa nomor 1 ajaklah nomor 2, ajaklah nomor 3, iya kan?” lanjut Prabowo.

    (fca/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Presiden sebut beri tugas berat untuk AHY, termasuk `giant sea wall`

    Presiden sebut beri tugas berat untuk AHY, termasuk `giant sea wall`

    Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyerahkan tongkat komando kepada Presiden RI Prabowo Subianto dalam acara Penutupan Kongres VI DPP Partai Demokrat di Kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (25/2/2025). (ANTARA/Narda Margaretha Sinambela)

    Presiden sebut beri tugas berat untuk AHY, termasuk `giant sea wall`
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 26 Februari 2025 – 07:15 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto menyebut dirinya memberi tugas berat untuk Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang salah satunya membangun tanggul raksasa (giant sea wall) di pantai utara Pulau Jawa.

    “Pak AHY saya beri tugas yang berat (bidang) infrastruktur, salah satu nanti infrastruktur paling penting adalah giant sea wall. Giant sea wall yang akan menyelamatkan pantai utara Jawa,” kata Presiden kepada AHY saat acara penutupan Kongres VI Partai Demokrat di Jakarta, Selasa (25/2) malam.

    Presiden kemudian menyebutkan beberapa lokasi pembangunan tanggul raksasa itu, di antaranya mencakup pantai utara di ujung Pulau Jawa, tepatnya di Banten, sampai dengan di Gresik, Jawa Timur.

    “Sekian ratus kilometer harus kita bangun. Apa bisa?” kata Prabowo.

    Kader-kader Demokrat peserta Kongres kemudian berseru: “Bisa!”

    “Bisa!” sambung Presiden.

    Presiden menyebut dirinya tak mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merampungkan pembangunan tanggul raksasa itu.

    “Insyaallah dengan tekad, kita akan capai, dan ini salah satu tugas berat di pundak Menko Infrastruktur. Tetapi kita akan putuskan, kita akan mulai dengan kekuatan kita sendiri. Jangan ragu! Bukan potensi lagi, kita jelas punya uangnya siap. Kita mulai secepatnya!” kata Presiden.

    Presiden Prabowo berencana membangun tanggul laut raksasa di pantai utara Pulau Jawa sepanjang 700 kilometer dari Banten sampai dengan Jawa Timur. Presiden, dalam beberapa kesempatan, mengakui pembangunan tanggul laut bukanlah proyek jangka pendek, melainkan proyek jangka panjang yang membutuhkan waktu puluhan tahun.

    Prabowo, semasa menjadi menteri pertahanan, pernah berbicara mengenai masalah tanggul laut raksasa. Dia pernah mengingatkan para pejabat negara jangan sampai pembangunan giant sea wall itu terjebak dalam kemelut politik 5 tahunan.

    Jika berkaca pada pengalaman negara-negara di Eropa, pembangunan tanggul laut raksasa dapat rampung dalam waktu hingga 40 tahun.

    Oleh karena itu, Presiden Prabowo, dalam periode awal kepemimpinannya, meminta jajaran menterinya untuk mengkaji pembangunan tanggul laut raksasa dari Jakarta sampai Cirebon sebagai Program Strategis Nasional (PSN) Tahun 2025.

    Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pembangunan tanggul laut raksasa itu masuk dalam PSN Tahun 2025. Nantinya, Airlangga menjelaskan tanggul laut raksasa Jakarta–Cirebon itu terhubung dengan tanggul pengendali banjir dan rob di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah yang sudah dibangun.

    Presiden Prabowo, Airlangga melanjutkan, juga telah memberi arahan kepada jajaran menteri untuk menyiapkan skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk pembangunan giant sea wall Jakarta—Cirebon.

    Sumber : Antara

  • Di Penutupan Kongres Demokrat, AHY Serahkan Tongkat Komando ke Prabowo

    Di Penutupan Kongres Demokrat, AHY Serahkan Tongkat Komando ke Prabowo

    Jakarta

    Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), secara simbolis menyerahkan tongkat komando kepada Presiden RI, Prabowo Subianto. Penyerahan ini dilakukan usai pengarahan yang diberikan Prabowo kepada kader Partai Demokrat.

    “Atas wejangan dan motivasi luar biasa yang telah Bapak berikan kepada kami, sebagai bentuk terima kasih, izinkan kami menyerahkan tongkat komando ini sebagai simbol kepemimpinan, keberanian, serta doa tulus dari kami semua. Di dalamnya terdapat Asmaul Husna, nama-nama Ilahi yang kami harapkan dapat selalu menyertai Bapak dalam memimpin Indonesia, senantiasa dalam lindungan Allah SWT, sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan commander in chief,” ujar AHY, dalam keterangan tertulis, Rabu (26/2/2025).

    “Terima kasih, Bapak,” sambungnya.

    Hal ini dilakukan dalam acara penutupan Kongres VI Partai Demokrat 2025. Dalam momen yang penuh makna tersebut, AHY menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Prabowo atas wejangan serta motivasi luar biasa yang telah diberikan kepada seluruh kader Partai Demokrat. Prabowo pun tampak senang dengan tongkat komando yang diberikan oleh AHY.

    Orang nomor satu di Republik Indonesia itu menepuk bahu AHY, lalu keduanya saling memberi hormat dan berjabat tangan yang kemudian disambut riuh tepuk tangan. Penyerahan tongkat komando ini merupakan simbol dukungan penuh Partai Demokrat kepada kepemimpinan Presiden Prabowo dalam mengemban amanah rakyat Indonesia.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Prabowo: Kalau Mau jadi Presiden, Jangan Tinggal di Menteng

    Prabowo: Kalau Mau jadi Presiden, Jangan Tinggal di Menteng

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto memberikan sebuah saran dengan nada bercanda yang mengundang tawa para hadirin soal saran jika ingin menjadi Presiden.

    Dalam pidato di hadapan kader Partai Demokrat, orang nomor satu di Indonesia menyampaikan bahwa jika seseorang ingin menjadi presiden, mereka sebaiknya tidak tinggal di Menteng, Jakarta, mengingat tren presiden-presiden sebelumnya.

    Hal ini disampaikannya dalam Kongres Ke-VI Partai Demokrat yang bertajuk ‘Untuk Rakyat, Demokrat Sukseskan Pemerintahan Presiden Prabowo’ yang diselenggarakan di The Ritz Carlton, Sudirman, Jakarta, Selasa (25/2/2025).

    “Saya juga memberi saran kalau mau jadi presiden jangan tinggal di Menteng karena ini tren, presiden ke-5 [Megawati] di Menteng, presiden ke-6 [Susilo Bambang di Cikeas] agak jauh, ke-7 [Jokow Widodo] di Solo, ke-8 [Prabowo] di Bogor sana itu [Hambalang],” ujar Prabowo sambil tersenyum.

    Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga memberikan pujian kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) dengan mengatakan bahwa AHY adalah salah satu menteri termuda di kabinet.

    Oleh sebab itu, Presiden Ke-8 RI itu menekankan bahwa pengabdian AHY masih panjang kepada negara

    “Mas AHY ini memang salah satu menteri paling mudah di kabinet merah putih. Dan juga menko termuda di antara 7 menko yang ada. Jadi Mas AHY masih panjang pengabdianmu. Jadi tenang-tenang aja,” tambahnya.

    Apalagi, Prabowo berbicara tentang angka keramat yang menjadi simbol bagi dirinya dan Partai Gerindra. Setelah cocokologi, Kepala Negara menilai bahwa Partai Demokrat identik dengan angka 9.

    “Di Gerindra dan Prabowo, angka keramat adalah 8. Kalau saya lihat di Demokrat ini 9. Kalau hari ini tanggal 25 ya, 2 tambah 5 itu 7, bulan Februari kan? 7 tambah 2 itu 9. Tahun 2025. 2025 itu 9 kan, 9 tambah 9 itu 18. 1 sama 8? 9,” lanjutnya dengan gaya bercanda yang mengundang tawa hadirin.

  • Kami sama sekali tidak berniat bangkitkan dwi fungsi TNI

    Kami sama sekali tidak berniat bangkitkan dwi fungsi TNI

    Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang saat memberikan keterangan pers di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (18/2/2025). ANTARA/Rio Feisal

    Kemhan: Kami sama sekali tidak berniat bangkitkan dwi fungsi TNI
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 25 Februari 2025 – 20:39 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Pertahanan (Kemhan) memastikan tidak memiliki niat untuk membangkitkan sistem dwi fungsi TNI seperti yang memungkinkan pejabat militer aktif menempati jabatan-jabatan politik.

    “Kementerian Pertahanan dan TNI itu tidak ada sama sekali niat untuk seperti yang dikhawatirkan masyarakat ya, bahwa ada dwi fungsi TNI atau mengembalikan dwi fungsi ABRI,” kata Kepala Biro (Karo) Infohan Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang saat ditemui di kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Selasa (25/2).

    Menurut Frega, penempatan pejabat TNI aktif di beberapa sektor yang umumnya dijabat masyarakat sipil semata-mata untuk membantu kinerja pemerintah dalam memperkuat kedaulatan.

    Dia menilai saat ini penguatan kedaulatan yang menjadi perhatian TNI bukan hanya di bidang pertahanan saja melainkan pangan, ekonomi hingga kebudayaan.

    Frega pun mengambil contoh di bidang kedaulatan pangan. Menurut Frega, TNI juga berperan dalam memperkuat kedaulatan pangan dengan menempatkan orang-orang terbaiknya di sektor pangan negara.

    Tentu orang yang dipilih harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang ketahanan pangan dan teritorial.

    “Berbicara tentang kedaulatan pangan bagian dari pertahanan nirmiliter dimana ada permintaan dari lembaga-lembaga negara yang memang membutuhkan keadilan tertentu pada jabatan tertentu,” kata Frega.

    Frega memastikan penempatan pejabat TNI aktif dalam jabatan sipil sudah melalui prosedur yang berlaku dan kinerjanya akan dinilai secara objektif.

    “Kita bekerja semuanya secara prosedural, dan tentunya melalui pengkajian, apabila ada permintaan dari kementerian ataupun dari pemerintah,” jelas Frega.

    Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung fenomena pejabat TNI aktif yang masuk ke dunia politik dan pemerintahan kala bertemu dengan 38 Ketua DPD partai di kediamannya, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2).

    Kala itu, dia mengungkit putranya, Agus Harimurti Yudhoyono yang harus mundur dari dunia TNI demi masuk dalam pertarungan perebutan kursi Gubernur DKI Jakarta pada 2016 silam.

    Walau kalah dalam pemilihan gubernur kala itu, pria yang akrab disapa AHY itu kini aktif menjadi di dunia politik dan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

    Sumber : Antara

  • Prabowo: Saya Baru 100 Hari Menjabat, Disuruh Nyapres

    Prabowo: Saya Baru 100 Hari Menjabat, Disuruh Nyapres

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengaku tidak ingin memenuhi permintaan berbagai pihak untuk maju di Pilpres 2029 bila pemerintahan yang dia pimpin pada saat ini tak menorehkan prestasi.

    “[Saya] Baru 100 hari kerja, sudah disuruh nyapres. Tapi saya katakan, kalau tahun keempat saya mengabdi dan saya kecewa dengan prestasi saya, saya tidak akan maju tahun 2029,” tegas Prabowo saat menghadiri penutupan Kongres Partai Demokrat di Jakarta, Selasa (25/2/2024) malam.

    Kendati menerima dukungan, Prabowo bakal tetap mengedepankan penilaian publik. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan malu pada rakyat bila harus ‘nyapres’ tanpa mencatatkan performa gemilang pada kabinetnya sekarang.

    “Saya malu sama rakyat indonesia, untuk apa? Kalau tidak mampu, lebih baik saya hormat,” ucapnya

    Selain menyampaikan sejumlah pandangan, Prabowo turut menyampaikan rasa sukacita atas terpilihnya kembali Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. 

    “Selamat atas terpilihnya kembali saudara Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketum Partai Demokrat untuk 5 tahun yang akan datang,” kata Prabowo.

  • Peringatan Keras dari Cikeas & Isu Dwifungsi ABRI Bangkit Lagi

    Peringatan Keras dari Cikeas & Isu Dwifungsi ABRI Bangkit Lagi

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbagi pengalaman kepada 38 pengurus daerah Partai Demokrat di rumah Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025) lalu.

    SBY memamerkan sejumlah ruangan. Salah satunya ruang kerjanya. Di ruang kerja SBY tampak foto almarhumah Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono dan sebuah meja kayu berwarna cokelat. Ayah dari Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY kemudian membagian pengalamannya tentang meja kayu yang dia anggap sangat bersejarah.

    “Meja ini, dulu tempat saya bekerja tanpa mengenal waktu. Malam hari,” ujar SBY kepada para pengurus Demokrat. 

    SBY mengatakan bahwa harus bekerja keras karena situasi negara saat itu genting. Terjadi transisi dari otoritarianisme Orde Baru ke reformasi tahun 1998-1999. Salah satu tuntutan reformasi pada waktu itu adalah, reformasi TNI dan penghapusan dwifungsi ABRI.

    “Di sinilah naskah utama reformasi. Di sini. Dwifungsi kita akhiri. Kekaryaan kita akhiri, bisnis TNI yang keluar dari lapangan kita akhiri, sistem hukum kita tata kembali,” kata SBY.

    Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Prabowo Subianto Perbesar

    SBY adalah salah satu jenderal yang mengawal proses transisi Indonesia pada tahun 1998. Pada waktu itu, SBY menjabat sebagai Kepala Staf Teritorial alias Kaster TNI. Seperti yang dicatat sejarah kemudian, dwifungsi berhasil diakhiri dan TNI kembali ke tugas serta fungsinya sebagai penjaga kedaulatan negara.

    Namun demikian, setelah hampir 27 tahun reformasi berlangsung, upaya untuk mengembalikan dwifungsi ABRI mulai tampak. Ada sejumlah perwira aktif yang masuk ke pemerintahan. Padahal UU TNI secara tegas melarang perwira aktif duduk di jabatan sipil.

    SBY sendiri menganggap bahwa anggota, Tentara Nasional Indonesia (TNI) aktif tabu untuk memasuki dunia politik atau politik praktis. “Itu salah satu doktrin yang kita keluarkan dulu pada saat reformasi ABRI yang saya menjadi tim reformasinya, ketuanya, kami jalankan,” katanya.

    “Kalau masih jadi jenderal aktif misalnya, jangan berpolitik. Kalau berpolitik, pensiun,” tegasnya.

    Di sisi lain, Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menepis anggapan bahwa keberadaan TNI aktif di institusi sipil, adalah representasi dari kembalinya doktrin dwifungsi ABRI. Menurutnya, diskursus dwifungsi ABRI sudah tidak relevan, apalagi setelah proses demokratisasi yang berjalan sejak 1998.

    “Kami tuh sudah lupakan pemikiran dwifungsi. Dulu kan dwifungsi bisa sampai pemimpin daerah. Sekarang kan sudah dipilih langsung, demokrasi. Mau gimana lagi dwifungsi?” kata Maruli dilansir dari Antara, Kamis (20/2/2025

    Asal-usul Dwifungsi 

    Isu tentang Dwifungsi ABRI kembali mengemuka setelah pengangkatan Mayor TNI Teddy Indra Wijaya sebagai Sekretaris Kabinet dan Letjen TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Badan Urusan Logistik alias Bulog.

    Keduanya masih tercatat sebagai prajurit TNI aktif. Alhasil, pengangkatan Mayor Teddy dan Letjen Novi Helmy dianggap bertentangan dengan Undang-undang atau UU TNI.

    Adapun pembatasan ruang gerak militer untuk menduduki jabatan sipil sejatinya merupakan buah dari reformasi. Salah satu tuntutan reformasi pada 1998 adalah penghapusan Dwifungsi ABRI. Dwifungsi ABRI adalah salah satu doktrin militer yang telah hidup sejak era Bung Karno dan menjadi kekuatan mapan pada era rezim Suharto. Pelopor Dwifungsi ABRI atau militer adalah Jenderal AH Nasution.

    Harold Crouch (1999) dalam buku Militer dan Politik di Indonesia menulis bahwa hubungan militer dan politik tidak pernah dipisahkan di Indonesia. Dia mengatakan bahwa pada masa revolusi kemerdekaan yang  berlangsung dari 1945-1949, tentara terlibat aktif dalam tindakan politik maupun militer.

    “Tiadanya tradisi yang apolitis di kalangan tentara lebih memudahkan memainkan pemimpin tentara memainkan peran mereka semacam revolusi,“ tulis Crouch.

    Presiden Prabowo Subianto meninjau pasukan TNI Perbesar

    Tentara kemudian berperan dalam banyak bidang. Di bidang ekonomi, banyak perwira militer yang berperan di sana. Tentara pada era demokrasi liberal, juga memiliki wadah politik termasuk memiliki hak suara dalam Pemilu 1955. Pada perkembangannya, terutama setelah penerapan Demokrasi Terpimpin pada 1959, tentara menjadi kekuatan penyeimbang di pemerintahan.

    Tentara menjadi lawan kubu kiri yakni komunis (PKI) dalam tarik menarik pengaruh kepentingan, khususnya di lingkaran kekuasaan Sukarno. Peristiwa G30S 1965, yang ditandai oleh tindakan pasukan pengaman presiden alias Cakrabirawa menculik dan membunuh jenderal-jenderal Angkatan Darat, membalikkan keadaan.

    Kubu komunis kemudian terpental dari lingkaran kekuasaan. Elite-elitenya dibabar habis. Pengikutnya diburu dan dibantai oleh gelombang ’serangan balasan’ milisi dan militer secara langsung. Peneliti asal Australia Robert Crib menulis bahwa, jumlah korban tewas beragam, namun angka paling optimistis ada di angka 1 juta orang.

    Setelah 1965, militer berhasil menguasai keadaan. Mereka mengendalikan kehidupan masyarakat sipil. Wacana atau diskursus dibatasi. Suharto, jenderal AD yang pada waktu itu menjabat sebagai Pangkostrad, naik ke tampuk kekuasaan. Dia dilantik sebagai presiden menggantikan Sukarno pada 1967. Lahirlah Orde Baru.

    Dwifungsi ABRI menapaki wajah yang paling sempurna. Peran militer tidak terbatas ekonomi dan kaki tangan kekuasaan, bahkan penguasa tertinggi dari pemerintahan sipil pada waktu itu adalah seorang jenderal Angkatan Darat.

    Banyak penulis, salah satunya Max Lane dalam Unfinished Nation; Indonesia Before and After Suharto menyoroti menguatnya peran militer dalam politik Indonesia. Tokoh-tokoh militer memiliki jabatan strategis. Ali Moertopo salah satunya. Dia adalah orang yang menanamkan fondasi-fondasi penting Orde Baru.

    Salah satu strategi Ali Moertopo untuk memisahkan masyarakat dengan politik adalah dengan strategi massa mengambang. Partai-partai disederhanakan menjadi tiga. Gerakan pembangunan berlangsung massif.

    Di sisi lain jabatan-jabatan menteri hingga kepala daerah banyak diisi oleh orang-orang militer. Dwifungsi ABRI runtuh setelah munculnya gerakan demokratisasi pada 1998. Suharto tumbang. Pada tahun 2004 lahir UU TNI yang memisahkan peran TNI dalam kehidupan sipil. TNI kembali ke barak.

    Namun demikian, setelah 20 tahun berlalu, ada upaya untuk membangkitkan kembali ’dwifungsi ABRI’. Perwira-perwira TNI aktif mulai mengisi jabatan sipil. Sementara itu, di DPR kini telah bergulir amandemen UU TNI yang dikhawatirkan kembali membawa militer untuk mengurus persoalan masyarakat sipil.

    Bangkitkan Dwifungsi?

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan (Kemhan) memastikan tidak memiliki niat untuk membangkitkan kembali sistem dwi fungsi TNI seperti yang memungkinkan pejabat militer aktif menempati jabatan-jabatan politik.

    “Kementerian Pertahanan dan TNI itu tidak ada sama sekali niat untuk seperti yang dikhawatirkan masyarakat ya, bahwa ada dwi fungsi TNI atau mengembalikan dwi fungsi ABRI,” kata Kepala Biro (Karo) Infohan Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang dilansir dari Antara.

    Frega menambahkan bahwa penempatan pejabat TNI aktif di beberapa sektor yang umumnya dijabat masyarakat sipil semata-mata untuk membantu kinerja pemerintah dalam memperkuat kedaulatan.

    Dia menilai saat ini penguatan kedaulatan yang menjadi perhatian TNI bukan hanya di bidang pertahanan saja melainkan pangan, ekonomi hingga kebudayaan.

    Frega pun mengambil contoh di bidang kedaulatan pangan. Menurut Frega, TNI juga berperan dalam memperkuat kedaulatan pangan dengan menempatkan orang-orang terbaiknya di sektor pangan negara.

    Tentu orang yang dipilih harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang ketahanan pangan dan teritorial.

    “Berbicara tentang kedaulatan pangan bagian dari pertahanan nirmiliter dimana ada permintaan dari lembaga-lembaga negara yang memang membutuhkan keadilan tertentu pada jabatan tertentu,” kata Frega.

  • Partai Demokrat masuk pemerintahan Prabowo demi rakyat

    Partai Demokrat masuk pemerintahan Prabowo demi rakyat

    Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dalam wawancara cegat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/2/2025). ANTARA/Fathur Rochman

    AHY: Partai Demokrat masuk pemerintahan Prabowo demi rakyat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 25 Februari 2025 – 21:26 WIB

    Elshinta.com – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa partainya masuk ke dalam pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto demi kepentingan rakyat dan bangsa.

    “Hari ini Demokrat berada dalam barisan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Kita telah mengambil keputusan strategis, bukan hanya demi partai, tapi demi rakyat dan bangsa,” kata AHY saat memberikan sambutan dalam Penutupan Kongres VI DPP Partai Demokrat di Jakarta, Selasa (25/2) malam.

    Dia mengatakan Partai Demokrat juga berkomitmen penuh untuk menyukseskan pemerintahan ini. Hal ini termasuk mendukung Astacita Presiden Prabowo dalam membangun kedaulatan pangan, energi, dan air.

    “Kita akan memastikan bahwa program infrastruktur yang digagas akan berdampak langsung dan nyata bagi kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

    Selain itu, AHY memastikan bahwa pembangunan infrastruktur akan berbasis keadilan. Di mana semua yang dibangun dan dikembangkan harus kembali kepada rakyat.

    Menurutnya, infrastruktur harus terintegrasi membuka akses ekonomi pendidikan dan layanan kesehatan bagi semua rakyat.

    “Infrastructure for all, untuk semua masyarakat Indonesia,” jelas AHY.

    Adapun sejumlah tokoh partai hadir dalam acara ini adalah Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Bahlil Lahadalia, Ketum PPP Muhammad Mardiono, Ketua DPP NasDem Saan Mustopa, Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsy, dan Waketum PKB Jazilul Fawaid. Terlihat juga elite PDIP Puan Maharani dan Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) hingga Ruhut Poltak Sitompul.

    Sejumlah jajaran Kabinet Merah Putih turut hadir dalam Kongres ini, yakni Menkeu Sri Mulyani, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Menteri BUMN Erick Thohir, Menkomdigi Meutya Hafid, Wamenko Polkam Lodewijk Paulus, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, Kepala BIN Herindra, dan Wamendag Dyah Roro Esti.

    Sumber : Antara

  • Puan Hadiri Penutupan Kongres ke-VI Demokrat, AHY Ucapkan Terima Kasih

    Puan Hadiri Penutupan Kongres ke-VI Demokrat, AHY Ucapkan Terima Kasih

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan rasa terima kasih kepada Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani karena telah hadir dalam acara penutupan Kongres ke-6 Demokrat.

    Mulanya, dia bercerita dirinya menghampiri Puan saat acara peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Senin (24/2/2025) kemarin dan mengatakan akan hadir dalam acara penutupan Kongres Partai Demokrat. 

    “Kemarin saya menghampiri beliau [Puan] saat peluncuran Danantara di Istana dan saya senang karena beliau menyampaikan berkenan hadir dalam acara penutupan kongres ini,” tuturnya dalam acara penutupan Kongres ke-VI Demokrat, di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/2/2025).

    Maka demikian, putra sulung Ketua MTP Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menghaturkan rasa terima kasihnya ke Puan dan berharap persahabatannya dapat terjaga sampai kapanpun.

    “Terima kasih Mbak Puan, semoga persahabatan ini bisa kita jaga seterusnya,” pungkasnya.

    Berdasarkan pantauan Bisnis sebelumnya, sekitar pukul 19:03 WIB Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani datang dalam acara ini. 

    Semua para peserta kongres pun menyambutnya dengan ramai. Dia terlihat mengenakan pakaian berwarna dominan hitam dan ada warna merahnya.

  • Prabowo ucapkan selamat AHY dan SBY kembali jabat pimpinan Demokrat

    Prabowo ucapkan selamat AHY dan SBY kembali jabat pimpinan Demokrat

    Presiden RI Prabowo Subianto berpidato dalam acara penutupan Kongres VI Partai Demokrat di Jakarta, Selasa (25/2/2025). ANTARA/HO-Partai Demokrat

    Prabowo ucapkan selamat AHY dan SBY kembali jabat pimpinan Demokrat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 25 Februari 2025 – 23:25 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Agus Harimurti Yudhoyono dan presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atas terpilihnya mereka secara aklamasi masing-masing sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.

    “Tentunya, saya ucapkan selamat atas terselenggaranya Kongres Partai Demokrat, dan selamat atas terpilihnya kembali saudara Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat untuk 5 tahun yang akan datang, juga tentunya terpilihnya Bapak SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat,” kata Presiden saat berpidato dalam acara penutupan Kongres VI Partai Demokrat di Jakarta, Selasa (25/2) malam.

    Dalam rangkaian Kongres yang berlangsung sejak Senin (24/2), Partai Demokrat resmi menetapkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kembali menjabat sebagai ketua umum partai untuk periode 2025—2030, sementara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga terpilih kembali sebagai ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk periode 5 tahun ke depan.

    Presiden, dalam pidatonya itu memuji sosok AHY.

    “Mas AHY ini memang salah satu menteri paling muda di Kabinet Merah Putih, dan juga menko (menteri koordinator) termuda di antara tujuh menko yang ada. Jadi, Mas AHY masih panjang pengabdianmu,” kata Prabowo kepada AHY yang kemudian disambut riuh tepuk tangan kader Partai Demokrat peserta kongres.

    Dalam susunan Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo, AHY dipercaya mengisi jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

    “Jadi, tenang-tenang saja,” kata Prabowo kepada AHY.

    Pada kesempatan yang sama, Prabowo juga sempat berkelakar mengomentari sosok AHY. Dalam kelakarnya itu, Prabowo juga menyebut nama Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia.

    “Tampaknya ada kriteria menjadi Ketua Umum Partai Demokrat harus tinggi. Pak Bahlil sudah bener di Golkar,” kata Presiden yang kemudian disambut gelak tawa peserta kongres dan tamu undangan.

    Dalam bagian awal pidatonya, Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran menterinya yang berasal dari Partai Demokrat.

    Menurut Presiden, Partai Demokrat menyumbangkan menteri-menteri dan wakil menteri (wamen) yang hebat.

    “Mas AHY, Partai Demokrat, saya ucapkan terima kasih, memberi menteri-menteri dan wamen-wamen dari Partai Demokrat yang hebat-hebat,” kata Presiden.

    Beberapa menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih yang berasal dari Partai Demokrat, yakni AHY sebagai Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, kemudian ada Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, dan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional Ossy Dermawan.

    Dalam acara penutupan Kongres VI Partai Demokrat, Presiden Prabowo berpidato di hadapan kader dan pengurus Partai Demokrat, jajaran ketua umum partai politik, serta pimpinan lembaga-lembaga eksekutif dan legislatif.

    Di lokasi yang sama, ada pula Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan jajaran menteri Kabinet Merah Putih.

    Ketua DPR RI Puan Maharani, yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan, turut menghadiri acara penutupan Kongres VI Partai Demokrat bersama Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. Dua ketua DPP PDI Perjuangan itu hadir mewakili ketua umum mereka Megawati Soekarnoputri.

    Partai Demokrat saat ini merupakan partai pendukung pemerintah, dan salah satu pengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024, yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

    Sumber : Antara