Tag: Agung Nugroho

  • Jakarta Institute Minta DPRD DKI Tak Ragu Dukung Rencana IPO PAM JAYA

    Jakarta Institute Minta DPRD DKI Tak Ragu Dukung Rencana IPO PAM JAYA

    Jakarta

    Jakarta Institute menilai keraguan DPRD DKI Jakarta dalam mendukung rencana Initial Public Offering (IPO) PAM Jaya berisiko menghambat pemenuhan hak dasar warga atas air bersih. Tanpa terobosan pendanaan, target 100 persen akses air bersih di ibu kota disebut sulit tercapai.

    Direktur Jakarta Institute Agung Nugroho menegaskan IPO tidak sama dengan privatisasi.

    “Pemprov tetap bisa menjadi pemegang saham mayoritas, bahkan memiliki hak veto atas keputusan strategis. IPO justru membuat PAM Jaya lebih transparan, akuntabel, dan efisien,” ujar Agung dalam keterangan tertulis, Minggu (14/9/2025).

    Ia menjelaskan, regulasi air di Indonesia sudah jelas, mulai dari UU Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, PP Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), hingga Pergub DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2022. Semua aturan itu menegaskan air adalah hak dasar warga dan penyediaannya tetap menjadi kewajiban pemerintah.

    “IPO tidak sama sekali menghapus kewajiban itu,” ujar Agung.

    “Peraturan yang ada bersifat mengikat. Artinya, meskipun PAM Jaya menjadi perusahaan terbuka, ia tetap wajib memenuhi mandat pelayanan publik. Regulasi tarif, cakupan layanan, hingga kewajiban menyediakan akses untuk warga miskin tidak bisa diubah hanya karena ada investor.” tambahnya.

    Untuk mencegah orientasi bisnis semata, Jakarta Institute mengajukan empat pagar pengaman:

    1. Membatasi kepemilikan saham asing dan korporasi besar.

    2. Memasukkan klausul pelayanan publik dalam AD/ART PAM Jaya.

    3. Menjamin tarif sosial bagi kelompok miskin.

    4. Memperkuat mekanisme pengawasan publik melalui DPRD dan masyarakat sipil.

    Agung juga mencontohkan praktik internasional. PUB di Singapura dikelola pemerintah dengan standar korporasi modern, melibatkan swasta hanya pada proyek infrastruktur. Hasilnya, hampir 100 persen akses air bersih.

    Maynilad dan Manila Water di Filipina yang tercatat di bursa tetap menjalankan kewajiban pelayanan publik di bawah regulasi ketat pemerintah.

    “Contoh Singapura dan Filipina menunjukkan IPO bukan ancaman. Justru, ragu-ragu melangkah akan membuat warga Jakarta terus menghadapi keterbatasan air bersih,” ujar Agung.

    Jakarta Institute menegaskan tanpa tambahan modal dari IPO, pembangunan infrastruktur air akan lambat dan membebani APBD.

    “Kami mendesak DPRD DKI Jakarta untuk bersikap progresif. Jangan biarkan keraguan politik menghambat hak dasar warga atas air bersih,” tutup Agung.

    (anl/ega)

  • Pengamat: IPO PAM Jaya Bukan Ancaman, Justru Perkuat Hak Akses Air Bersih
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 September 2025

    Pengamat: IPO PAM Jaya Bukan Ancaman, Justru Perkuat Hak Akses Air Bersih Megapolitan 12 September 2025

    Pengamat: IPO PAM Jaya Bukan Ancaman, Justru Perkuat Hak Akses Air Bersih
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Rencana Penawaran Umum Perdana (
    initial public offering
    /IPO) Perumda Air Minum (PAM) JAYA sempat memicu keresahan publik. Kekhawatiran itu wajar karena air merupakan kebutuhan dasar manusia. Banyak yang khawatir, bila pengelolaan air jatuh ke investor yang berorientasi laba, hak rakyat bisa terabaikan.
    Namun, pengamat sekaligus Direktur Jakarta Institut, Agung Nugroho, menilai kekhawatiran tersebut tidak sepenuhnya beralasan.
    Menurutnya, IPO bukan berarti pelepasan kendali atas sumber daya vital, melainkan peluang untuk memperkuat pelayanan air bersih di Jakarta.
    “IPO PAM Jaya seharusnya dibaca bukan sebagai liberalisasi air, melainkan sebagai strategi memperkuat kapasitas perusahaan agar setiap warga Jakarta mendapat haknya: akses air bersih yang adil, terjangkau, dan berkelanjutan,” ujar Agung dalam keterangan tertulis, Jumat (12/9/2025).
    Agung menegaskan, hukum sudah jelas menempatkan air sebagai hak dasar rakyat.
    Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air menegaskan air dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
    Begitu pula Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 yang menyebutkan air minum harus tersedia secara berkelanjutan, merata, dan terjangkau.
    “Regulasi daerah, seperti Pergub DKI Jakarta Nomor 52 Tahun 2021 dan Pergub Nomor 7 Tahun 2022, mempertegas mandat itu dalam konteks Jakarta,” imbuh Agung.
    Selain itu, kata dia, posisi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebagai pemegang kendali menjadi faktor penting.
    Selama Pemprov DKI Jakarta tetap menjadi pemegang saham pengendali atau memiliki hak veto, arah kebijakan tidak akan bergeser dari mandat pelayanan publik.
    Menurut Agung, IPO juga membuka pintu transparansi. Dengan status perusahaan terbuka, laporan keuangan dan kinerja harus diumumkan secara berkala.
    Hal itu memberi ruang bagi publik dan pemegang saham untuk menagih akuntabilitas, sesuatu yang sulit didapat dari perusahaan tertutup.
    “Tambahan modal dari IPO bisa mempercepat target layanan 100 persen. Tanpa suntikan dana segar, program perluasan jaringan akan tersendat, dan kelompok miskin tetap menjadi korban,” ucap Agung
    Meski begitu, ia mengingatkan pentingnya pagar pengaman. Antisipasi yang diperlukan antara lain membatasi kepemilikan asing, menetapkan aturan dividen dan tarif yang melindungi konsumen, serta memastikan klausul pelayanan publik masuk dalam anggaran dasar perusahaan.
    Selain itu, pengawasan DPRD dan lembaga independen juga harus berjalan ketat agar pelayanan tetap berpihak pada masyarakat.
    “Air adalah hak, bukan barang dagangan. Regulasi nasional hingga kebijakan daerah sudah cukup kuat untuk menjamin hal itu. Selama Pemprov DKI Jakarta mempertahankan kendali, publik tidak perlu khawatir,” kata Agung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gencar Gerakan Zakat, Walkot Pekanbaru Terima Penghargaan dari Baznas RI

    Gencar Gerakan Zakat, Walkot Pekanbaru Terima Penghargaan dari Baznas RI

    Pekanbaru

    Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho menerima langsung penghargaan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Republik Indonesia, hari ini. Penghargaan ini diserahkan oleh Ketua Baznas RI Prof Noor Achmad dalan Baznas Awards 2025 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta.

    Dalam kesempatan itu, Wako Agung menerima penghargaan sebagai kepala daerah pendukung gerakan zakat. Dimana, Pemko Pekanbaru telah berupaya memperkuat peran zakat sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi umat.

    “Alhamdulillah, hari ini saya menerima penghargaan Baznas Awards 2025. Di mana ini penghargaan yang diberikan kepada kami sebagai kepala daerah yang mendukung gerakan zakat di Pekanbaru,” sebut Wako Agung usai menerima penghargaan.

    Dia menyebutkan, zakat tidak hanya merupakan kewajiban bagi umat yang memiliki penghasilan. Namun, zakat juga terbukti dapat membantu perekonomian masyarakat. Sebab, zakat yang disalurkan akan dapat meringankan beban dari masyarakat lain yang kurang mampu.

    “Jadi harapan kami bagaimana sinergi antara Baznas dan Pemko Pekanbaru dapat terjalin lebih erat. Bersama-sama menggerakan zakat untuk umat dan perekonomian masyarakat,” tambahnya.

    (anl/ega)

  • PN Sleman Nyatakan Tak Berwenang Tangani Gugatan Ijazah Jokowi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Agustus 2025

    PN Sleman Nyatakan Tak Berwenang Tangani Gugatan Ijazah Jokowi Regional 5 Agustus 2025

    PN Sleman Nyatakan Tak Berwenang Tangani Gugatan Ijazah Jokowi
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Sleman mengabulkan eksepsi kompetensi absolut yang diajukan oleh pihak tergugat dalam perkara terkait ijazah Mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
    Perkara Nomor 106/Pdt.G/2025/PN Smn ini menggugat sejumlah pejabat Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Rektor UGM, Wakil Rektor 1 hingga 4 UGM, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Kepala Perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM, serta Ir. Kasmojo. Penggugat dalam perkara ini adalah Ir. Komardin.
    Wakil Ketua Pengadilan Negeri Sleman, Agung Nugroho, menyatakan bahwa sidang perkara tersebut digelar secara daring.
    “Hari ini acaranya adalah pembacaan putusan sela,” ujar Wakil Ketua Pengadilan Negeri (PN) Sleman, Agung Nugroho, saat ditemui, Selasa (5/08/2025).
    Agung menjelaskan bahwa majelis hakim telah membacakan putusan sela dalam persidangan daring tersebut.
    Dalam putusan itu, majelis hakim menerima eksepsi kompetensi absolut dari pihak tergugat.
    “Pada intinya, majelis hakim setelah bermusyawarah menjatuhkan putusan sela menerima terhadap eksepsi kompentensi absolut,” tuturnya.
    “Jadi intinya Pengadilan Negeri Sleman tidak punya kewenangan untuk menangani perkara Nomor 106/Pdt.G/2025/PN Smn,” imbuhnya.
    Menurut Agung, putusan sela yang mengabulkan eksepsi kompetensi absolut ini sekaligus menjadi putusan akhir dari perkara tersebut.
    “Dengan dikabulkannya kompetensi absolut seperti yang saya sampaikan menjadi putusan akhir. Maka menjadi putusan akhir itu berarti sudah selesai itu di Pengadilan Negeri Sleman,” jelasnya.
    Agung juga mengungkapkan bahwa majelis hakim mempertimbangkan bahwa perkara Nomor 106/Pdt.G/2025/PN Smn lebih tepat diajukan ke Komisi Informasi Publik (KIP) karena materi gugatan berkaitan dengan sengketa informasi.
    “Sehingga sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 bahwa kalau ada sengketa masalah informasi publik maka arahnya ke Komisi Informasi Publik. Jadi penyelesaiannya ke Komisi Informasi Publik atau ke PTUN,” urainya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Empat kriteria yang patut dimiliki calon Ketua PMI DKI Jakarta 

    Empat kriteria yang patut dimiliki calon Ketua PMI DKI Jakarta 

    Jakarta (ANTARA) – Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia menyebutkan empat kriteria penting yang harus dimiliki calon Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta periode 2025-2030.

    Pertama, mampu bersinergi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, terutama dalam merespons kebencanaan, pelayanan donor darah dan krisis kesehatan,” kata Ketua Umum Rekan Indonesia, Agung Nugroho dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

    Kedua, memiliki rekam jejak pengabdian sosial yang terbukti, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

    Ketiga, memiliki dedikasi waktu dan energi penuh untuk membangun kekuatan organisasi dan memperluas jaringan relawan.

    Keempat, Ketua PMI DKI ke depan juga harus memiliki kapasitas dan jaringan ekonomi untuk mendukung kemandirian program dan keberlanjutan aksi kemanusiaan,” ujarnya.

    Agung menjelaskan, PMI DKI Jakarta tidak boleh hanya menjadi simbol karena Jakarta butuh figur yang aktif di lapangan, bisa bekerja sama dengan unsur pemerintah dan punya visi besar terkait kemanusiaan perkotaan.

    “Figur seperti itu yang harus kita dorong bersama agar PMI DKI bisa menghadapi tantangan besar ke depan, mulai dari bencana, krisis iklim, hingga urusan darah dan relawan,” katanya.

    Selain itu, Rekan Indonesia juga mendorong agar proses pemilihan Ketua PMI DKI Jakarta periode 2025-2030 dilakukan secara terbuka, demokratis dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

    “Kami ingin Ketua PMI DKI Jakarta nantinya lahir dari proses yang benar dan sesuai aturan. Sehingga, pemimpin PMI DKI Jakarta betul-betul berkualitas, kapabel, dan mumpuni dalam menjalankan tugasnya,” kata Agung.

    PMI Provinsi DKI Jakarta secara resmi membuka pendaftaran dan verifikasi dokumen bakal calon ketua untuk masa bakti 2025-2030.

    Proses ini merupakan bagian dari agenda Musyawarah Provinsi (Musprov) XII PMI DKI Jakarta Tahun 2025 yang menjadi momentum penting dalam menentukan arah kepemimpinan lembaga kemanusiaan tersebut.

    Pendaftaran bakal calon Ketua PMI DKI Jakarta dibuka selama tiga hari, 25-27 Juli 2025 dan dilaksanakan di Sekretariat Panitia Seleksi, Kantor Sementara PMI Provinsi DKI Jakarta, Jalan Kramat Raya Nomor 39, Jakarta Pusat, mulai pukul 09.00-15.00 WIB.

    Calon ketua diwajibkan memenuhi berbagai persyaratan umum, di antaranya merupakan Warga Negara Indonesia, setia pada Pancasila dan UUD 1945, memiliki rekam jejak pengabdian di bidang kemanusiaan, serta tidak sedang tersangkut kasus hukum.

    Selain itu, calon harus memahami dan menjalankan 7 Prinsip Dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

    Persyaratan administratif juga cukup ketat, mencakup surat pernyataan kesediaan, daftar riwayat hidup, fotokopi KTP dan NPWP, pasfoto, hingga surat dukungan dari PMI di tingkat pusat, provinsi atau kota/kabupaten se-DKI Jakarta.

    Berkas pendukung lainnya seperti SKCK, surat keterangan sehat, serta berbagai surat pernyataan kesediaan untuk patuh terhadap aturan organisasi juga harus dilengkapi.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kisah Evan Basith Peraih Adhi Makayasa: Sederet Penghargaan dan Rasa Haru Orang Tua

    Kisah Evan Basith Peraih Adhi Makayasa: Sederet Penghargaan dan Rasa Haru Orang Tua

    Liputan6.com, Jawa Tengah Gunung tidak perlu pindah untuk membuktikan tingginya, begitu pula Evan Basith Reswara. Dari sebuah dusun kecil di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, putra seorang bintara Polri ini membuktikan bahwa tekad dan prestasi mampu menerobos batas-batas kebiasaan.

    Lahir di Sukoharjo pada 31 Agustus 2003, Evan tumbuh besar di Dusun Mangkubumen, Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura. Dia adalah anak dari pasangan Dwi Agung Nugroho dan Irawati. Sang ayah, Aiptu Dwi Agung Nugroho, merupakan personel aktif Polri yang saat ini menjabat sebagai Ps Komandan Peleton (Danton) 5 Kompi 1 Batalyon B Satbrimob Polda DIY.

    Meski berasal dari keluarga dengan latar belakang kepolisian, Evan memilih jalur berbeda yaitu di militer udara. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Pradita Dirgantara, sekolah yang dikenal mencetak calon-calon pemimpin muda di bidang kedirgantaraan, Evan memutuskan melangkah ke Akademi Angkatan Udara (AAU).

    Di SMA-nya dulu, Evan sudah menunjukkan talenta kepemimpinan dan semangat berprestasi. Dia aktif di berbagai kegiatan, termasuk mewakili sekolah dalam tim basket. Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk bergabung dengan Akademi Angkatan Udara atau AAU.

    Di lembaga pendidikan militer itu, Evan bukan hanya dikenal sebagai taruna yang cerdas, tetapi ia juga dipercaya menjadi Penatarama atau Komandan Lapangan Drumband Gita Dirgantara. Bahkan pada April 2024, ia dipercaya memimpin para taruna sebagai Komandan Wingkorps Taruna.

    Secara akademik dan fisik, Evan mencatatkan banyak penghargaan. Pada Juni 2023, ia diganjar tiga penghargaan penting yaitu Tri Sakti Viratama, penghargaan tertinggi bagi taruna yang menunjukkan keseimbangan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual, Tanggon Kosala Emas untuk kategori sikap dan perilaku, serta Ati Tanggap Perunggu dan Dira Trengginas Perak untuk kategori pengetahuan, keterampilan dan kondisi jasmani.

    Tak berhenti di situ, menjelang kelulusannya, Ia berhasil meraih Adhi Saktiwristama, predikat bagi lulusan terbaik Program Studi Aeronautika. Tugas akhirnya pun diganjar Sastra Wiratamajaya, sebuah penghargaan yang diberikan untuk karya akademik terbaik. Semua ini berpuncak pada predikat cumlaude dengan IPK 3,65 dan gelar Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han).

    Puncak dari semua kerja keras itu adalah ketika nama Evan Basith Reswara diumumkan sebagai peraih Adhi Makayasa tahun 2025, penghargaan tertinggi bagi lulusan terbaik dari seluruh aspek baik akademik, kepribadian, hingga jasmani.

    Kebanggaan itu tak hanya milik Evan. Sang ayah, Aiptu Dwi Agung, tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Pangkat Letnan Dua (Letda) yang kini disandang Evan secara struktural lebih tinggi dari pangkat Aiptu miliknya merupakan sebuah ironi yang membahagiakan. Seorang ayah yang sehari-hari mengabdi di lapangan kini melihat anaknya melesat ke langit dirgantara.

    “Selama ini saya hanya bisa memberikan yang terbaik dalam keterbatasan. Tapi anak saya justru memberi jauh lebih banyak untuk bangsa,” kata Aiptu Dwi Agung melalui sambungan telepon.

    Kini, dengan semua prestasi yang telah ditorehkan, Evan Basith Reswara punya peluang besar untuk menapaki tangga-tangga kepemimpinan di tubuh TNI AU. Bahkan, bukan hal mustahil jika suatu saat nanti, ia menyandang bintang di pundaknya.

    Ibunda Evan, Irawati, juga menyampaikan rasa syukur dan bangganya. Bagi sang ibu, keberhasilan Evan bukan hanya soal gelar dan penghargaan, tapi juga bukti bahwa kerja keras, hormat kepada orang tua dan ketulusan hati tidak akan pernah sia-sia.

    “Anak saya tidak pernah mengeluh. Dia tahu kami tidak punya banyak, tapi dia juga tahu kami selalu mendoakannya,” tuturnya.

    Kini, Evan bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga inspirasi bagi ribuan anak muda di pelosok negeri. Ia menunjukkan bahwa meskipun berasal dari dusun kecil dan keluarga sederhana, dengan tekad dan ketekunan, langit bukan lagi batas, tapi justru tujuan.

  • Jeritan Anak Gajah kepada Sang Jenderal Lewat Puisi yang Menyentuh

    Jeritan Anak Gajah kepada Sang Jenderal Lewat Puisi yang Menyentuh

    Pekanbaru

    Puisi berjudul ‘Percakapan Seekor Anak Gajah dengan Seorang Jenderal’ menggema di Gedung Anjung Seni Idrus Tintin, Bandar Serai Purna MTQ, Pekanbaru. Puisi itu menggambarkan jeritan seekor anak gajah yang rumahnya hampir musnah karena dirusak oleh tangan-tangan jahil manusia.

    Puisi yang dibacakan oleh Gina, anak kelas 6 Sekolah Dasar (SD) itu menyentuh hati, berisi tentang suara anak gajah kepada Sang Jenderal yakni Irjen Herry Heryawan. Anak gajak itu seakan memperlihatkan hutan yang merupakan rumahnya telah habis dibabat manusia.

    “Jenderal, kalau nanti kau singgah di kampungku. Akan kutunjukkan di mana tapak kenangan yang tertinggal itu. Sebuah batang kayu besar terbaring kalah. Rumah-rumah besar kami juga musnah,” demikian petikan puisi tersebut.

    Puisi ini juga menyoroti hilangnya jejak-jejak jalan yang berabad-abad dilalui gajah, namun kini berubah menjadi rumah. Perubahan drastis ini membuat gajah yang terzolimi justru seakan tak bermakna karena gajah tak punya air mata.

    “Jalan yang kami hafal berabad-abad lamanya lenyap dan berubah. Yang tinggal hanya suara-suara manusia meratap, menangis seakan terzolimi. Lalu, kami harus meratap ke mana? Apakah zolim bagi kami masih bermakna? Karena kami tak punya air mata,” demikian isi bait puisi tersebut.

    Puisi tersebut dibacakan pada Konser Kata-kata yang bertajuk ‘Surat-surat Kepada Bunda Alam’, sebuah konser yang digelar oleh Kalam Musika, komunitas bagi para sastrawan dan budayawan Melayu Riau. Konser tersebut dihadiri oleh Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho, serta Kapolresta Pekanbaru AKBP Jeki Mustika.

    Lewat Green Policing, Irjen Herry Heryawan juga mengajak masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya hutan untuk keberlangsungan generasi di masa depan. Jenderal bintang dua ini juga membuat pendekatan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan memberikan kado pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

    Berikut isi puisi tersebut

    Jenderal, kalau nanti kau singgah di kampungku
    Akan kutunjukkan di mana tapak kenangan yang tertinggal itu
    Sebuah batang kayu besar
    Terbaring kalah
    Rumah-rumah besar kami juga musnah

    Jalan yang kami hafal berabad-abad lamanya lenyap dan berubah
    Yang tinggal hanya suara-suara manusia meratap, menangis seakan terzolimi
    Lalu, kami harus meratap ke mana?
    Apakah zolim bagi kami masih bermakna?
    Karena kami tak punya air mata

    Jenderal,
    Aku dengar engkau bicara pada mereka
    Tentang bahasa lembah kami
    Bahasa tanpa kata
    Mewakili cinta kami
    Cinta yang tak terkata
    Pada semesta

    Bicaralah, jenderal
    Kalau nanti kau singgah di kampungku
    Akan ku tunjukkan setapak lama yang tersisa
    Bawakan aku satu bibit pohon kehidupan
    Aku ingin berteduh di ranting dan dahan masa depan

    (mei/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Digelar Tiap 2 Minggu, Drag Bike Riau Ajang Kompetisi Sehat Satukan Pemuda

    Digelar Tiap 2 Minggu, Drag Bike Riau Ajang Kompetisi Sehat Satukan Pemuda

    Pekanbaru

    Ajang drag bike di Pekanbaru, Riau, resmi dibuka. Kegiatan ini bakal digelar setiap dua minggu sekali sebagai ajang kompetisi sehat sekaligus wadah untuk mempersatukan pemuda di Bumi Lancang Kuning.

    Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menyampaikan kegiatan drag bike sekaligus memperingati Hari Bhayangkara ke-79 ini akan digelar secara rutin setiap dua minggu sekali.

    “Insyaallah kegiatan ini akan terus kita lakukan untuk mempersatukan dan berkompetisi secara sehat, dua minggu sekali insyaallah akan kita lakukan di sini,” ujar Irjen Herry Heryawan di Kompleks Stadion Rumbai, Kota Pekanbaru, Minggu (29/6/2025).

    Herry Heryawan menyampaikan, lebih dari ajang adu kecepatan, drag bike ini menjadi wadah untuk menyatukan masyarakat. Harapannya, dengan adanya wadah legal ini, pemuda di Kota Pekanbaru khususnya, tidak lagi melakukan aktivitas balap liar.

    “Kegiatan drag bike yang dilakukan malam ini adalah ajang untuk mempersatukan kita dengan masyarakat, di samping memiliki makna kompetensi dan kolaborasi agar generasi muda bisa kita satukan, tidak lagi melakukan kegiatan-kegiatan tidak penting yang merugikan di sekeliling maupun orang lain, (contohnya) balap liar,” paparnya.

    Mantan Direktur Penyidikan Densus 88/Antiteror Polri ini menyampaikan drag bike ini merupakan kegiatan kolaboratif antara Polda Riau dan Pemkot Pekanbaru yang memiliki makna positif, di samping kegiatan festival budaya yang rutin diselenggarakan setiap akhir pekan di Rumah Singgah Tuan Kadi, Kecamatan Senapelan.

    Pada kesempatan itu, Irjen Herry Heryawan juga menjajal lintasan drag bike hingga mengalahkan Wali Kota Agung Nugroho yang merupakan mantan pembalap. Sambil berseloroh, Herry Heryawan mengungkap strateginya mengalahkan Agung sang pembalap.

    “Perasaan saya mengalahkan Pak Wali Kota tadi, sebenarnya itu teknik. Saya tahu Pak Wali Kota ini kan juara dari dulu, beliau Ketua IMI. Tadi sebelum turun saya bisik-bisik ‘kalau sampai Pak Wali menang, saya nggak mau dukung lagi ke Rumah Singgah Tuan Kadi’ Jadi Pak Wali Kota bukan sengaja kalah, tapi itu teknik, strategi,” seloroh Herry Heryawan disambut gelak tawa hadiri.

    (mei/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Harimau Terluka di Jambi Mati Setelah 28 Hari Perawatan, Diduga Terkena Virus Mematikan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Juni 2025

    Harimau Terluka di Jambi Mati Setelah 28 Hari Perawatan, Diduga Terkena Virus Mematikan Regional 10 Juni 2025

    Harimau Terluka di Jambi Mati Setelah 28 Hari Perawatan, Diduga Terkena Virus Mematikan
    Tim Redaksi
    JAMBI, KOMPAS.com
    – Seekor harimau Sumatera yang terluka akibat jerat babi dilaporkan mati setelah 28 hari menjalani perawatan medis.
    Kematian harimau
    tersebut diduga disebabkan oleh
    virus panleukopenia
    , virus mematikan yang menyerang satwa kucing-kucingan.
    “Dugaan sementara
    kematian harimau
    karena terserang virus mematikan yakni virus panleukopenia,” ungkap dokter hewan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Zulmanudin, dalam konferensi pers di tempat penyelamatan satwa pada Selasa (10/6/2025).
    Zulmanudin menjelaskan bahwa harimau menunjukkan gejala kehilangan nafsu makan, muntah, diare berdarah, dehidrasi, dan sempoyongan sebelum akhirnya meninggal.
    Hasil pembedahan menunjukkan adanya kelainan pada organ, termasuk peradangan pada lambung dan usus.
    Sebelum kematian, kondisi harimau terus melemah. “Kita segera melakukan tindakan medis berupa pemberian injeksi obat, tetapi tubuh harimau tak lagi merespons,” ujarnya.
    Virus panleukopenia
    dikenal sangat ganas dan mematikan, dengan tingkat kematian yang signifikan bahkan dengan perawatan yang tepat. “Virus ini tidak bersifat zoonosis, sehingga tidak ada potensi penularan terhadap manusia,” tambahnya.
    Namun, virus ini sangat mudah menular di antara satwa kucing-kucingan melalui kontak dengan feses, cairan tubuh, dan peralatan yang terkontaminasi.
    Sebagai langkah pencegahan, pihak
    BKSDA Jambi
    telah melakukan sterilisasi dengan cairan disinfektan dan mengosongkan seluruh kandang di tempat penyelamatan satwa (TPS) selama 2-3 bulan.
    Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho, menyatakan bahwa kematian harimau ini menjadi kabar yang menyedihkan bagi dunia konservasi. “Kita berharap ke depan tidak ada lagi harimau yang mati karena jerat,” tegasnya.
    Kematian harimau ini bermula pada 28 Mei, ketika kondisi cast pelindung luka yang dipasang saat operasi sudah lepas.
    Pada 2 Juni, meskipun sempat menunjukkan perbaikan, kondisi harimau menurun drastis pada 4 Juni dengan adanya peradangan yang menyebabkan beberapa jaringan mengalami nekrosa.
    Setelah beragam upaya medis, harimau tidak mau makan pada 9 Juni, dan gejala seperti muntah serta buang air besar berdarah muncul.
    Meskipun tim medis telah bersiap dengan tindakan infus dan penyuapan makanan, harimau tersebut akhirnya meninggal pada pukul 21.45 malam.
    Proses evakuasi harimau dimulai setelah warga melaporkan penemuan harimau yang terjebak jerat kepada pihak kepolisian, yang kemudian menghubungi BKSDA Jambi.
    Tim lapangan melakukan evakuasi pada Selasa (13/5/2025) dan membawa harimau tersebut ke TPS.
    Populasi harimau di alam liar terus mengalami penurunan akibat penyempitan habitat dan konflik dengan manusia.
    Menurut data BKSDA Jambi tahun 2024, populasi harimau tersisa 183 ekor, dengan sekitar 150 ekor berada di Taman Nasional Kerinci Seblat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Walkot Pekanbaru Dinobatkan Jadi Anggota Kehormatan HMI

    Walkot Pekanbaru Dinobatkan Jadi Anggota Kehormatan HMI

    Pekanbaru

    Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke XXXIV yang digelar di Kota Pekanbaru berjalan sukses. Agung Nugroho sebagai Wali Kota pun dinobatkan menjadi Anggota Kehormatan.

    Pada kongres yang digelar, Handy Muharam Nataprawira akhirnya menjadi Ketua Umum HMI. Penobatan Agung Nugroho tak terlepas dukungan yang diberikan kepada organisasi kemahasiswaan yang didirikan pada tahun 1947 silam.

    Penobatan ditandai dengan pemasangan medali (Gordon HMI) dan muts atau peci warna hijau putih khas HMI. Resmi, Agung Nugroho kini menjadi bagian dari organisasi HMI Badko Sumbagatera Gopin.

    “Pak Wali Kota Agung Nugroho banyak membantu dalam kelancaran dan kesuksesan kongres. Atas dasar hal tersebut, sudah layak beliau kami apresiasi dan berikan gelar anggota kehormatan,” ujar Ketua HMI Badko Sumbagatera, Gopinda Aditya Putra.

    Agung Nugroho yang didapuk jadi anggota kehormatan mengucap terima kasih atas penghargaan tersebut. Ia meminta maaf jika dalam penyambutan ada kekurangan dan kealpaan.

    “Alhamdulillah kongres berjalan lancar. Ini bisa menjadi contoh organisasi lainnya dalam pelaksanaan kongres. Saya merasa terhormat jadi saksi lahirnya keputusan-keputusan penting HMI,” kata Agung usai penobatan.

    “Insyaallah, Kota Pekanbaru selalu siap menerima dan menjadi tuan rumah yang ramah akan kongres-kongres nasional. Prinsipnya kita siap berkolaborasi untuk membangun Kota Bertuah,” kata Agung.

    Bagi Agung, keberadaan kader HMI sangat berdampak positif. Apalagi, banyak tokoh-tokoh nasional yang lahir dari kader-kader HMI secara nasional.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini