Tag: Adrianto P. Adhi

  • Summarecon (SMRA) Ikut Garap Proyek Renovasi 500 Rumah

    Summarecon (SMRA) Ikut Garap Proyek Renovasi 500 Rumah

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) menyampaikan komitmen bakal mendukung implementasi program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    President Director SMRA, Adrianto P. Adhi menjelaskan bahwa pihaknya telah meneken kesepakatan untuk melakukan renovasi pada 500 unit rumah tidak layak huni (RTLH) yang ada di wilayah Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.

    “Untuk rumah yang kondisinya sangat tidak layak huni kita renovasi menjadi bagus. [Totalnya] 250 di Kabupaten Bekasi, 250 di Kota Bekasi,” kata Adrianto saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2025).

    Lebih rinci, Adrianto menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan anggaran sebesar Rp30 juta per unit untuk proses renovasi tersebut. Artinya, bila diakumulasikan SMRA menyiapkan anggaran Rp15 Miliar untuk renovasi 500 unit hunian dalam rangka mendukung pelaksanaan program 3 Juta Rumah.

    Pada saat yang sama, Adrianto menjelaskan bahwa anggaran renovasi rumah rakyat itu berasal dari pos bujet dana tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).

    “Anggarannya Rp30 juta per unit, jadi 500 [unit] itu kita anggarkan Rp15 miliar,” tambahnya.

    Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait memang gencar mendorong pengusaha untuk dapat merealisasikan dukungan pada program 3 juta rumah.

    Bahkan, Maruarar Sirait sempat mengungkap bahwa program CSR perumahan bakal menjadi salah satu strategi utama yang akan dijalankan untuk terus menggenjot realisasi program 3 Juta Rumah.

    Hal itu dilakukan lantaran minimnya alokasi dana yang bisa dikucurkan oleh negara untuk mendukung pengadaan 3 Juta Rumah.

    “Kan 2 juta [dari BSPS], tambah 500.000 [dari program FLPP] sudah 2,5 juta [unit rumah]. Sisanya dari mana? Banyak rakyat itu bangun sendiri dan renovasi sendiri. Belum developer, kan begitu kan? Nah, belum CSR. Jadi kami tentu harus berupaya,” jelasnya di Kompleks Parlemen RI, Kamis (10/7/2025).

    Lewat sinergi program itu, Maruarar Sirait optimistis dapat mencapai target pembangunan sebanyak 3 juta rumah di tahun kedua kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. 

    Sebelumnya, Maruarar Sirait juga telah mengungkap kebutuhan anggaran untuk pengerjaan program 3 juta rumah Tahun Anggaran (TA) 2026 mencapai Rp49,85 triliun. 

    Sementara itu, bila mengacu pada Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN 2026, alokasi pagu anggaran Kementerian PKP hanya ditetapkan sebesar Rp10,9 Triliun. Nantinya, anggaran itu mayoritas akan digunakan untuk pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

  • Rayakan HUT Ke-50, Summarecon Renovasi Fasilitas Umum dan 500 Rumah Warga

    Rayakan HUT Ke-50, Summarecon Renovasi Fasilitas Umum dan 500 Rumah Warga

    Jakarta: Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50, PT Summarecon Agung Tbk secara resmi meluncurkan program Bedah Fasilitas Umum dengan melakukan renovasi Sekolah, Puskesmas, dan Prasarana lainnya, serta program bedah (renovasi) 500 Rumah yang bekerjasama dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada Kamis, 21 Agustus 2025.

    Program ini ini merupakan bagian dari inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan yang menargetkan wilayah-wilayah di sekitar kawasan operasional Summarecon yang tersebar di berbagai wilayah.

    Kegiatan CSR berupa renovasi rumah tidak layak huni ini diselenggarakan di Kabupaten dan Kota Bekasi. Total sebanyak 500 rumah direnovasi sebagai bagian dari program bedah 4.000 rumah yang diinisiasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

    “Summarecon melaksanakan kegiatan CSR berupa renovasi rumah tidak layak huni di Kabupaten dan Kota Bekasi. Sebanyak 500 rumah direnovasi sebagai bagian dari Program Bedah 4.000 Rumah yang diinisiasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Selain renovasi rumah, Summarecon juga melakukan perbaikan fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, klinik, serta prasarana lainnya yang menjadi kebutuhan mendasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Dengan demikian, kontribusi Summarecon dapat menghadirkan manfaat nyata yang langsung dirasakan oleh masyarakat di sekitar kawasan,” kata President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi.

    Untuk tahap awal, Summarecon melakukan Program Renovasi Bedah Fasilitas Umum di SDN Harapan Mulya 1 Kota Bekasi sekaligus menjadi lokasi peresmian program bedah fasilitas umum yang serentak dilakukan di berbagai wilayah pengembangan Summarecon.

    Program ini akan dilakukan bertahap hingga 2045 dengan merenovasi 11 fasilitas di tahun pertama, dan di tahun berikutnya merenovasi 2 fasilitas setiap tahunnya hingga mencapai total 50 fasilitas umum. 
     

    Program Bedah 500 Rumah dilaksanakan dengan membagi 250 unit di 11 kecamatan Kota Bekasi dan 250 unit di 13 kecamatan Kabupaten Bekasi. Pelaksanaan program ini didasarkan pada data rumah tidak layak huni yang diperoleh dari Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi. Data tersebut kemudian diverifikasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Summarecon, sebelum akhirnya dilakukan renovasi rumah oleh Summarecon.

    Lebih lanjut, Director PT Summarecon Agung Tbk, Sharif Benyamin menjelaskan, dalam kegiatan ini pihaknya melibatkan pekerja proyek yang mereka sebut dengan seniman bangunan untuk melakukan renovasi rumah dan fasilitas umum.

    “Renovasi dilakukan dengan mengacu pada standardisasi pembangunan Summarecon, yang menekankan keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan. Para seniman bangunan ini diajarkan untuk bekerja dengan penuh rasa hormat terhadap lingkungan dan warga sekitar, dengan cara menjaga kebersihan dan suasana kerja yang kondusif. Selain itu mereka juga diberikan pembekalan hidup sehat serta pendampingan oleh relawan Summarecon Peduli,” ujar Benyamin. 

    Program kepedulian di momen ulang tahun ke-50 Summarecon ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan juga menjadi sumber kebahagiaan, rasa aman, dan harapan baru bagi banyak keluarga.

    Tak hanya itu, Summarecon juga berkomitmen pada pembangunan manusia melalui berbagai program, antara lain pemberian beasiswa, bantuan sarana pendidikan, program Summarecon Mengajar yang menekankan pentingnya Budi Pekerti, hingga pelaksanaan operasi katarak gratis bekerja sama dengan berbagai mitra.

    Jakarta: Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50, PT Summarecon Agung Tbk secara resmi meluncurkan program Bedah Fasilitas Umum dengan melakukan renovasi Sekolah, Puskesmas, dan Prasarana lainnya, serta program bedah (renovasi) 500 Rumah yang bekerjasama dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada Kamis, 21 Agustus 2025.
     
    Program ini ini merupakan bagian dari inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan yang menargetkan wilayah-wilayah di sekitar kawasan operasional Summarecon yang tersebar di berbagai wilayah.
     
    Kegiatan CSR berupa renovasi rumah tidak layak huni ini diselenggarakan di Kabupaten dan Kota Bekasi. Total sebanyak 500 rumah direnovasi sebagai bagian dari program bedah 4.000 rumah yang diinisiasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

    “Summarecon melaksanakan kegiatan CSR berupa renovasi rumah tidak layak huni di Kabupaten dan Kota Bekasi. Sebanyak 500 rumah direnovasi sebagai bagian dari Program Bedah 4.000 Rumah yang diinisiasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Selain renovasi rumah, Summarecon juga melakukan perbaikan fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, klinik, serta prasarana lainnya yang menjadi kebutuhan mendasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Dengan demikian, kontribusi Summarecon dapat menghadirkan manfaat nyata yang langsung dirasakan oleh masyarakat di sekitar kawasan,” kata President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi.
     
    Untuk tahap awal, Summarecon melakukan Program Renovasi Bedah Fasilitas Umum di SDN Harapan Mulya 1 Kota Bekasi sekaligus menjadi lokasi peresmian program bedah fasilitas umum yang serentak dilakukan di berbagai wilayah pengembangan Summarecon.
     

     
    Program ini akan dilakukan bertahap hingga 2045 dengan merenovasi 11 fasilitas di tahun pertama, dan di tahun berikutnya merenovasi 2 fasilitas setiap tahunnya hingga mencapai total 50 fasilitas umum. 
     

     
    Program Bedah 500 Rumah dilaksanakan dengan membagi 250 unit di 11 kecamatan Kota Bekasi dan 250 unit di 13 kecamatan Kabupaten Bekasi. Pelaksanaan program ini didasarkan pada data rumah tidak layak huni yang diperoleh dari Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi. Data tersebut kemudian diverifikasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Summarecon, sebelum akhirnya dilakukan renovasi rumah oleh Summarecon.
     
    Lebih lanjut, Director PT Summarecon Agung Tbk, Sharif Benyamin menjelaskan, dalam kegiatan ini pihaknya melibatkan pekerja proyek yang mereka sebut dengan seniman bangunan untuk melakukan renovasi rumah dan fasilitas umum.
     
    “Renovasi dilakukan dengan mengacu pada standardisasi pembangunan Summarecon, yang menekankan keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan. Para seniman bangunan ini diajarkan untuk bekerja dengan penuh rasa hormat terhadap lingkungan dan warga sekitar, dengan cara menjaga kebersihan dan suasana kerja yang kondusif. Selain itu mereka juga diberikan pembekalan hidup sehat serta pendampingan oleh relawan Summarecon Peduli,” ujar Benyamin. 
     

     
    Program kepedulian di momen ulang tahun ke-50 Summarecon ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan juga menjadi sumber kebahagiaan, rasa aman, dan harapan baru bagi banyak keluarga.
     
    Tak hanya itu, Summarecon juga berkomitmen pada pembangunan manusia melalui berbagai program, antara lain pemberian beasiswa, bantuan sarana pendidikan, program Summarecon Mengajar yang menekankan pentingnya Budi Pekerti, hingga pelaksanaan operasi katarak gratis bekerja sama dengan berbagai mitra.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Utang Pinjol hingga Paylater Jadi Kendala Milenial-Gen Z Beli Rumah

    Utang Pinjol hingga Paylater Jadi Kendala Milenial-Gen Z Beli Rumah

    Jakarta

    Pinjaman online (pinjol) hingga buy now pay later (BNPL) menjadi salah satu kendala bagi generasi milenial serta gen Z membeli rumah. Sebab, pinjol serta paylater masuk ke Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi mengatakan selain daya beli masyarakat yang menurun, utang pinjol serta paylater menjadi kendala bagi generasi muda yang ingin mempunyai rumah.

    “Kenapa teman-teman di middle low itu daya belinya juga turun, selain ekonomi memang lagi berat banyak PHK itu satu urusan, tapi sebetulnya ada ancaman yang paling berbahaya adalah pinjol,” kata Adrianto dalam acara Indonesia Summit 2025 di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2025).

    Tidak Bisa KPR karena Pinjol

    Menurut Adrianto, pinjol menjadi cerminan saat kalangan masyarakat ekonomi ke bawah ingin mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Adrian menyebut banyak yang tidak lolos dalam mengajukan KPR karena utang pinjol.

    “Karena ketika ada pinjaman online kemudian ada paylater ada. Kami punya di Bekasi itu juga ada yang tadi disebut tipe-tipe kecil gitu. Itu begitu KPR-nya nggak lulus karena TV-nya belum lunas kulkasnya belum lunas. Sangat kasihan,” jelas dia.

    Adrianto menilai pinjol mendorong masyarakat untuk berperilaku konsumtif. Apalagi ditambah dengan adanya layanan paylater, konsumtif masyarakat semakin tinggi.

    “Pinjol dan memang terdorong terus untuk konsumtif Dengan adanya paylater pinjol tadi konsumtifnya makin tinggi, tapi akhirnya pada saat harus beli rumah, rumahnya masih kontrakan begitu rumah dia akan kena BI Checking atau SLIK Itu yang jadi masalah sekarang,” tambah Adrianto.

    Milenial-Gen Z Masih Bisa Beli Rumah

    Kendati begitu, dia menyampaikan generasi milenial dan generasi Z masih mampu untuk membeli rumah. Berdasarkan data penjualan di Summarecon Bekasi, jumlah penjualan rumah di kawasan tersebut didominasi pembeli dari milenial 62% dan gen Z 16-17%.

    “Karena waktu itu tahun 2023. Tapi di Summarecon Serpong penjualan oleh adik-adik kita di milenial itu sampai 49%, dari seluruh penjualan kita, dan gen Z-nya lebih bagus, 37%. Artinya, sebetulnya Kami punya satu produk. Nah, itu artinya teman-teman millenial dan gen Z yang dulunya diasumsikan mereka itu lebih senang travelling daripada beli rumah, ternyata beli,” terangnya.

    Lihat juga Video Utang Warga +62 Naik! Pinjol Rp 83,52 T dan Paylater Rp 31,5 T

    (rea/ara)

  • DKI resmikan hak penamaan baru Stasiun LRT Boulevard Utara

    DKI resmikan hak penamaan baru Stasiun LRT Boulevard Utara

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung didampingi Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno meresmikan hak penamaan (naming rights) Stasiun LRT Jakarta Boulevard Utara, Summarecon Mal, Jakarta Utara, Kamis.

    “Ini menjadi salah satu konsep TOD (Transit Oriented Development) baru yang memang sengaja akan kami kembangkan,” kata Pramono saat dijumpai di Stasiun LRT Jakarta Boulevard Utara.

    Kontrak hak penamaan tersebut diketahui berlaku selama lima tahun. Kendati demikian, Pramono enggan membeberkan detail nilainya.

    Dia meyakini hak penamaan tersebut akan memberikan dampak positif, salah satunya masyarakat bisa lebih mudah untuk mengakses mal tersebut.

    President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi mengatakan kerja sama “naming rights” yang dilakukan Summarecon menjadi bukti bahwa Summarecon terus konsisten mendukung program pemerintah, khususnya bagi pengembangan kota Jakarta yang semakin berorientasi kepada transportasi publik.

    “Hal ini juga sekaligus menjadi bentuk edukasi kepada masyarakat untuk bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berdampak positif pada berkurangnya kemacetan,” kata Adrianto.

    Sementara itu, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda), Iwan Takwin menyampaikan, sebagai BUMD yang menaungi PT LRT Jakarta, Jakpro mendukung penuh inisiatif “naming rights” ini sebagai bentuk sinergi antara transportasi publik dan sektor swasta dalam menciptakan ekosistem mobilitas yang lebih efisien, aman, dan nyaman.

    “Kerja sama ini bukan hanya memperkuat konektivitas antar titik strategis di kota, tetapi juga menghadirkan pengalaman baru yang lebih ramah bagi pengguna transportasi publik,” kata Iwan.

    Tak hanya itu, acara tersebut juga sekaligus meresmikan fasilitas jembatan penghubung (connecting bridge) yang menghubungkan langsung stasiun tersebut dengan pusat perbelanjaan Summarecon Mall Kelapa Gading.

    Dibangun sepanjang 120 meter dengan tambahan 20 meter menuju GAFOY, jembatan penghubung ini menerapkan konsep “open air” dengan tambahan atap yang memaksimalkan sirkulasi udara di sekitar.

    Jembatan penghubung ini akan dibuka mengikuti operasional Mall yakni dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Untuk keamanan juga dipasang CCTV di berbagai sudut, serta petugas keamanan yang berjaga di sekitar area.

    Direktur Utama PT LRT Jakarta Hendri Saputra menyampaikan bahwa hadirnya jembatan penghubung ini adalah langkah dalam mewujudkan konektivitas transportasi publik dan destinasi gaya hidup, yang tentunya tidak terlepas dari wujud komitmen LRT Jakarta dalam peningkatan pelayanan kepada seluruh pelanggan.

    “Kami percaya bahwa moda transportasi publik yang terkoneksi dengan ruang publik maupun ruang komersial akan mendorong pergeseran pola mobilitas masyarakat Jakarta. Lebih dari sekedar identitas, esensi dari kerja sama naming rights ini juga diharapkan memberi nilai tambah nyata bagi masyarakat,” kata Hendri.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Maruarar Sirait Kumpulkan Bos Properti hingga Bank Bahas Program 3 Juta Rumah

    Maruarar Sirait Kumpulkan Bos Properti hingga Bank Bahas Program 3 Juta Rumah

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengumpulkan sejumlah pengusaha properti nasional hingga bos perbankan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membahas dukungan program 3 juta rumah.

    Sejumlah bos properti nasional yang turut serta terlibat dalam diskusi tersebut di antaranya Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) yakni A. Stefanus Ridwan, Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) yakni Adrianto P. Adhi, serta Presiden Komisaris PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) yakni Haryanto Tirtohadiguna.

    Ara menjelaskan bahwa dalam kesempatan tersebut pihak pengembang hingga perbankan yakni BBCA sepakat bakal menyelesaikan tantangan pembangunan hingga penyaluran program 3 juta rumah.

    “Kami sepakat bahwa tantangan perumahan tak bisa diselesaikan sendiri. Butuh kolaborasi antara pemerintah, pengembang dan juga perbankan, dengan semangat keberpihakan, kepastian hukum dan keberlanjutan,” jelasnya dalam unggahan di akun Instagram @Maruararsirait, dikutip Minggu (4/5/2025).

    Lebih lanjut, Ara juga menjelaskan bahwa dirinya bersama pengusaha properti dan bankir nasional itu turun membicarakan pemanfaatan lahan negara.

    Hal itu dilakukan sebagai langkah strategis memastikan ketersediaan lahan bagi pengembang, terutama yang bakal membangun rumah-rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

    “Salah satu topik yang dibahas adalah pemanfaatan lahan negara sebagai instrumen strategis untuk memastikan ketersediaan lahan, terutama bagi MBR,” pungkas Ara.

    Untuk diketahui sebelumnya, Maruarar Sirait memang secara terbuka menyebut bakal melibatkan kontribusi perusahaan swasta untuk mendukung pembangunan 3 juta rumah. Alasannya, karena anggaran yang dikucurkan negara lewat APBN untuk mendukung program perumahan dinilai sangatlah sedikit.

    Di samping itu, Ara juga menyebut bakal berkolaborasi bersama dengan kementerian dan lembaga lainnya untuk memanfaatkan aset idle yang nantinya bisa digunakan untuk mendukung program 3 juta rumah.

    Hal senada juga sempat disampaikan oleh Wamen PKP Fahri Hamzah. Dia menjelaskan bahwa pihaknya akan menggandeng swasta lantaran biaya yang dikucurkan pemerintah kepada Kementerian PKP sangatlah minim.

    Bahkan, pagu anggaran Kementerian PKP sebesar Rp3,46 triliun hanya mampu digunakan untuk menjalankan program eksisting.

    “Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 adalah APBN yang disusun pada masa Pak Jokowi. APBN 2026 nanti pidato Nota Keuangannya baru 16 Agustus 2025 itu baru akan mencakup [anggaran untuk program perumahan] secara komprehensif,” kata Fahri saat ditemui di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa (29/4/2025).