Tuban (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban mencatat keberhasilan signifikan dalam menurunkan angka stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis Kementerian Kesehatan, angka stunting di Kabupaten Tuban turun menjadi 11,3 persen. Penurunan ini diumumkan pada Rabu (28/5/2025).
Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam upaya penurunan stunting tersebut.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Penurunan stunting ini adalah hasil dari kolaborasi luar biasa lintas sektor, baik pemerintah kabupaten, kecamatan sampai di tingkat desa, stakeholder terkait, dan semua elemen masyarakat. Semuanya patut mendapat apresiasi,” ujar Bupati yang akrab disapa Mas Lindra.
SSGI 2024 mencatat prevalensi stunting di Tuban menurun tajam dari 25,1 persen pada 2021 menjadi hanya 11,3 persen pada 2024. Di tingkat provinsi, angka stunting Jawa Timur turun dari 19,2 persen menjadi 14,7 persen.
“Keberhasilan ini merupakan wujud nyata dari kerja bersama dan komitmen kuat yang terus dikawal oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban,” imbuhnya.
Mas Lindra menegaskan bahwa upaya Pemkab Tuban tidak hanya fokus pada intervensi gizi langsung, tetapi juga mencakup edukasi, perbaikan lingkungan, dan pola asuh anak yang baik.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Tim TPPS, OPD terkait, para camat, kepala desa, PKK, tenaga kesehatan, kader posyandu, tokoh masyarakat, serta seluruh elemen yang bergerak bersama dari hulu ke hilir. Ini adalah kerja kolaboratif yang nyata, dan harus terus kita jaga,” lanjutnya.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Dra. Esti Surahmi, Apt., menambahkan bahwa penurunan dari 17,8 persen menjadi 11,3 persen dalam setahun adalah pencapaian luar biasa.
“Berbagai program telah dilakukan, termasuk edukasi gizi kepada remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan balita,” ungkap Esti Surahmi.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan sanitasi dengan menjadikan Kabupaten Tuban sebagai wilayah layak Open Defecation Free (ODF).
“Alhamdulillah, ini hasil dari kerja hebat bersama. Tapi perjuangan belum selesai. Kita harus terus menjaga momentum ini dan memperkuat pencegahan sejak dini,” pungkasnya. [dya/beq]









