Tag: Adi Prayitno

  • Bos PPI: Prabowo Lempar Kode Gibran-AHY Bersaing Jadi Cawapresnya di 2029

    Bos PPI: Prabowo Lempar Kode Gibran-AHY Bersaing Jadi Cawapresnya di 2029

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto sempat berkelakar Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang kini duduk berdampingan bisa saja bersaing di masa depan. Ucapan Prabowo itu dianggap sebagai kode.

    Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai pernyataan Prabowo bisa menjadi kode bahwa Gibran dan AHY bisa saja bersaing di Pilpres 2029. Adi menilai pernyataan Prabowo bermakna dalam meski dikemas guyonan.

    “Kode keras yang mengindikasikan bahwa Gibran dan AHY saling bersaing di 2029 nanti. Kesannya memang guyonan, tapi makna pidato politik Prabowo itu cukup mendalam,” kata Adi kepada wartawan, Rabu (26/2/2025).

    Foto: Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno (dok. pribadi)

    Adi menilai Prabowo membuka kemungkinan Gibran dan AHY bakal bersaing menjadi Wapresnya. Dia menyinggung, baik Gibran maupun AHY, keduanya memiliki karier politik yang masih panjang.

    “Pertama, di 2029, Gibran dan AHY dinilai publik bakal maju, kemungkinan terbesarnya saling berebut posisi sebagai calon wakil Prabowo. Di situlah bakal terjadi kompetisi. Kedua, secara praktik politik di negara ini tak ada perkawanan dan permusuhan abadi, yang abadi kepentingan itu sendiri. Saat ini Gibran dan AHY akur, tapi di masa mendatang keduanya bisa saling bersaing mengingat keduanya karier politiknya masih panjang,” ujarnya.

    Adi juga menganalisis hitung-hitungan politik jika keduanya bersaing di 2029. Menurutnya, Gibran dan AHY akan mempersiapkan matang-matang modal politik menjelang Pemilu 2029 dan pemilu berikutnya.

    “Ya pastinya kedua sosok ini mempersiapkan segala sesuatu dengan matang menyongsong pemilu 2029 dan pemilu-pemilu selanjutnya. Gibran posisinya sebagai wapres, dukungan Jokowi tentu jadi modal besar. Begitupun AHY ketum Demokrat, Menko, dan dukungan penuh SBY jadi bekal maju,” kata Adi.

    Sebelumnya, Prabowo menyinggung AHY dan Gibran yang duduk berdampingan saat acara penutupan Kongres Demokrat, Selasa (25/2). Prabowo mengatakan AHY dan Gibran berpotensi bersaing di masa yang akan datang.

    “Sekarang duduk berdampingan, nanti bisa bersaing ini dua orang ini,” kata Prabowo kepada AHY dan Gibran yang disambut riuh para kader.

    “Nggak apa-apa, bersaing itu baik, siapa nomor 1 ajaklah nomor 2, ajaklah nomor 3, iya kan?” lanjut Prabowo.

    (fca/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Prabowo tak main-main wujudkan program untuk pendidikan

    Prabowo tak main-main wujudkan program untuk pendidikan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Mendiktisaintek diganti, Pengamat: Prabowo tak main-main wujudkan program untuk pendidikan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 20 Februari 2025 – 19:07 WIB

    Elshinta.com – Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menilai sikap Presiden Prabowo Subianto dalam melakukan reshuffle terhadap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah bukti Presiden tidak main-main untuk sektor pendidikan.

    “Ini yang sepertinya sebagai bentuk pembuktian bahwa Prabowo itu tidak pernah main-main dengan keinginannya untuk mewujudkan bagaimana program-program untuk kepentingan masyarakat, termasuk yang terkait dengan pendidikan,” ujarnya, Rabu (19/2) dalam sebuah wawancara.

    Adi menyebut pergantian ini bagian dari respon dan keinginan publik setelah Prabowo genap 100 hari kinerja pemerintahan.

    “Maka tidak ada cerita. Kalau ada menteri-menteri yang kinerjanya tidak perform, kemudian kontroversial dan merugikan masyarakat secara umum. Tidak ada cerita,” ujarnya.

    Ia juga menyebut bahwa momentum reshuffle kali ini semacam ultimatum politik kepada menteri-menteri yang lain untuk bekerja dengan baik.

    “Kalau ke depan kinerjanya tidak oke, kinerjanya selalu merugikan, bukan tidak mungkin mereka ini tinggal menghitung waktu juga,” kata Adi. 

    Sementara itu di acara yang sama, juru bicara Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Ujang Komaruddin mengatakan pemotongan anggaran pendidikan dan beasiswa bagi mahasiswa UKT itu tidak benar adanya. 

    “Kita tahu bahwa beasiswa, bagi mahasiswa UKT itu tidak ada yang diefesiensikan, tidak ada yang dikurangi, semuanya sesuai dengan ketentuan yang sudah ada,” jelas Ujang. 

    Lebih lanjut ia mengatakan selama ini yang disampaikan Mendiktisaintek menimbulkan salah penafsiran dan menimbulkan kekuatiran banyak kalangan, terutama kalangan adik-adik mahasiswa.

    “Tidak sama sekali pemotongan itu. Jadi sekali lagi kami perlu jelaskan kepada teman-teman mahasiswa, itu tidak ada pemotongan. Ini kan berbahaya penafsiran seperti itu. Oleh karena itu kami dari pemerintah ingin memastikan bahwa sejatinya beasiswa terkait dengan UKT itu sama sekali tidak naik. Dan itu sudah dijelaskan oleh Ibu Menkeu ketika di DPR,” tegas Ujang.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Gibran Unggah Video Akrab dengan Masinton Saat Pelantikan

    Gibran Unggah Video Akrab dengan Masinton Saat Pelantikan

    Jakarta

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunggah video saat dirinya bersalaman dan cipika-cipiki dengan Bupati Tapanuli Tengah yang juga politikus PDIP, Masinton Pasaribu. Momen itu terjadi saat pelantikan 931 kepala daerah di Istana Presiden, Jakarta.

    Seperti dilihat detikcom dalam akun Instagram Gibran @gibran_rakabuming, Kamis (20/2/2025), video tersebut diawali dengan cuplikan pantun dari Masinton. Masinton tampak kegirangan melompat-lompat.

    “Jaka sembung bawa pacul, nggak nyambung samsul,” kata Masinton dalam cuplikan video itu.

    Istilah ‘samsul’ dikaitkan dengan Gibran. Saat masa kampanye Pilpres 2024, Gibran sempat salah ucap, yang seharusnya ‘asam folat’ malah diucap ‘asam sulfat’. Samsul adalah singkatan dari asam sulfat.

    Kembali ke video yang diunggah Gibran, setelahnya cuplikan salah satu podcast. Di sana, Masinton ditanya apakah akan bersalaman dengan Gibran.

    “Ya sebagai petugas pemerintahan ya wajib,” kata Masinton sambil memeragakan sikap hormat.

    Kemudian, ada pula tangkapan layar postingan akun Instagram dari Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno. Adi menanti-nanti pertemuan antara Masinton dan Gibran.

    “Masinton orang pertama yang menyebut Wapres dengan panggilan samsul,” tulis Adi.

    Selanjutnya, dalam video tersebut menampilkan foto Gibran bersalaman dengan Masinton. Keduanya terlihat saling menatap.

    Gibran dan Masinton juga sempat cipika cipiki. Gibran mengucapkan sesuatu kepada Masinton, namun tak jelas apa yang diucapkan. Masinton lalu menunduk, kemudian diikuti Gibran yang juga menunduk.

    “Selamat bertugas untuk seluruh kepala daerah yang telah dilantik oleh Bapak Presiden. Semoga dapat memimpin daerahnya sehingga bisa lebih baik dan lebih maju,” tulis Gibran dalam akun Instagramnya.

    (isa/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • “Reshuffle” Pertama Prabowo Dinilai Mulai Menjawab Gundah Gulana Rakyat

    “Reshuffle” Pertama Prabowo Dinilai Mulai Menjawab Gundah Gulana Rakyat

    “Reshuffle” Pertama Prabowo Dinilai Mulai Menjawab Gundah Gulana Rakyat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Reshuffle
    atau perombakan kabinet pertama yang dilakukan oleh Presiden
    Prabowo
    Subianto dinilai mulai menjawab kegundahan masyarakat. Terutama, mereka yang khawatir akan dampak dari kebijakan menteri yang akhirnya diganti.
    “Sedikit banyak sudah memberikan jawaban atas keresahan dan gundah gulana masyarakat. Ya, soal informasi yang disampaikan oleh sang menteri yang diganti. Soal UKT (uang kuliah tunggal) naik, SPP (sumbangan pembinaan pendidikan) naik gitu ya akibat efisiensi,” ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat dihubungi
    Kompas.com
    , Rabu (19/2/2025).
    Adi mengatakan, saat
    Satryo Soemantri Brodjonegoro
    masih menjabat Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), ada sejumlah informasi yang disampaikannya menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Padahal, kebijakan yang disebutkan belum sepenuhnya valid.
    Pergantian menteri ini diharapkan menjadi garansi agar ketakutan masyarakat terjawab dan menjaga kondusifitas.
    “Dengan dipecatnya menteri ini tentu ada garansi, SPP dan UKT terkait perguruan tinggi, itu dijamin tidak naik. Apalagi, salah satu tuntutan demo Indonesia Gelap itu adalah supaya SPP tidak naik,” kata Adi.
    Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto merombak susunan Kabinet Merah Putih pada Rabu (19/2/2025), dengan melantik enam orang pejabat.
    Dari enam orang pejabat itu, ada satu orang menteri yang dilantik yakni
    Brian Yuliarto
    sebagai Mendikti Saintek menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro.
    Brian Yuliarto dilantik Keputusan Presiden Nomor 26b Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024-2029.
    Kemudian, Prabowo juga melantik kepala dan wakil kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yakni Muhamamd Yusuf Ateh dan Agustina Arumsari.
    Sebelumnya, Ateh menjabat sebagai pelaksana tugas (plt) kepala BPKP, sedangkan Agustina adalah Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi.
    Mereka dilantik berdasarkan Keppres Nomor 27b Tahun 2025 tentang Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
    Kemudian, Prabowo juga melantik kepala dan wakil kepala Badan Pusat Statistik, yaitu Amalia Adininggar Widyasanti dan Sonny Harry Budiutomo Harmadi.
    Amalia sebelumnya merupakan plt kepala BPS, sedangkan Sonny adalah pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
    Amalia dan Sonny dilantik berdasarkan Keppres Nomor 28b Tahun 2025 tentang Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Badan Pusat Statistik (BPS).
    Lalu, Prabowo juga melantik Letjen Nugroho Sulistyo Budi sebagai Kepala Badan Sandi dan Siber Negara berdasarkan Keppres Nomor 29b Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Reshuffle Kabinet, Pengamat: Ini yang Ditunggu Publik!

    Prabowo Reshuffle Kabinet, Pengamat: Ini yang Ditunggu Publik!

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mendapat apresiasi masyarakat karena berani melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih setelah 100 hari masa pemerintahannya.

    Pakar Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subiantosudah tepat.

    Jika ada menteri atau kepala lembaga yang tidak bisa kerja tancap gas mengikuti ritme kerja Presiden Prabowo Subianto, lanjutnya, maka pejabat tersebut harus dipecat.

    “Sudah pas perombakan [reshuffle kabinet] itu. Inilah yang ditunggu-tunggu publik, karena kabinet kan sudah 4 bulan,” tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Rabu (19/2).

    Dia menilai bahwa kedepannya jika ada menteri yang tidak mampu bekerja maksimal memberikan dampak positif ke masyarakat lagi, maka disarankan untuk segera dicopot dari jabatan

    “Karenanya kalau ada pembantu presiden yang tak perform, kinerjanya amburadul, kontroversial kebijakannya harus diganti,” katanya.

    Dia juga mengatakan bahwa perombakan menteri kali ini merupakan pengingat para pejabat agar tidak main-main saat bekerja untuk rakyat.

    “Reshuffle ini jadi momen penting di masa mendatang menteri-menteri yang lain tak beres kerjanya harus diganti,” ujarnya.

    Diberitakan Bisnis sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Dikti Saintek), Rabu (19/2/2025). Brian menggantikan Satryo Soemantri Brodjenegoro.

    Selain itu, Prabowo juga melantik pejabat di lembaga tinggi negara, yaitu Amalia Adininggar Widyasanti sebagai Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) , Muhammad Yusuf Ateh sebagai Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Letjen TNI (Purn) Nugroho Sulistyo Budi sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). 

  • TRAGEDI Mengerikan Pasuti Gara-gara Uang Rp 5.000, Sosok Ini Bak Seperti ‘Kerasukan’ Berani Menikam

    TRAGEDI Mengerikan Pasuti Gara-gara Uang Rp 5.000, Sosok Ini Bak Seperti ‘Kerasukan’ Berani Menikam

    TRIBUNJAKARTA.COM – Seorang istri bernama Nirpan Dulambuti (40) harus meregang nyawa gara-gara permasalahan sepele tak memberikan uang kepada sang suami bernama Ronald Entengo alias Onal.

    Onal bertindak bak kerasukan dengan tega menghabisi nyawa sang istri lantaran tak diberikan uang Rp.5.000.

    Permintaan uang dari Onal tersebut kepada sang istri untuk digunakan membeli rokok.

    Namun sang istri Nirpan tidak dapat memenuhi permintaan tersebut dan langsung kena akibatnya dari sang suami.

    Onal seperti kerasukan bertindak kriminal dengan menikam sang istri menggunakan pisau dapur.

    Peristiwa nahas tersebut terjadi di kediaman keduanya di Desa Patoameme, Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, Senin (17/2/2025).

    Kejadian berlangsung pada pukul 10.00 WITA di rumah pasangan tersebut yang terletak di Dusun 2, Desa Patoameme.

    Kasat Reskrim Polres Boalemo, IPTU Saifful, menjelaskan ketegangan antara keduanya meningkat setelah Onal menampar Nirpan.

    KLIK SELENGKAPNYA: Wamenaker Immanuel Ebenezer Merespon Seruan Tagar Kabur Aja Dulu. Pengamat Politik Adi Prayitno Minta Mereka Jangan Dicap Anti Nasionalis.

    Permasalahan ini dilandasi dari permintaan Onal yang tak bisa diwujudkan oleh Nirpan.

    Onal meminta uang sebesar Rp 5.000 untuk dipakai membeli rokok.

    “Onal meminta uang Rp 5.000 untuk membeli rokok tetapi tidak ada,” ujar IPTU Saifful dikutip dari TribunGorontalo.com, Selasa (18/2/2025).

    “Lalu Onal langsung menampar Nirpan yang berujung pada adu mulut,” tambahnya.

    ilustrasi pembunuhan. (TribunJakarta)

    Sikap Onal tak mengenal ampun dan bak kerasukan kepada sang istri.

    Ia berani mengambil pisau dari dapur untuk digunakan menikam Nirpan.

    Akibat luka tusukan tersebut, Nirpan jatuh ke lantai dan tidak mampu bergerak.

    Saksi mata segera melarikan Nirpan yang terluka ke Rumah Sakit Tani dan Nelayan di Desa Hungayonaa, Kecamatan Tilamuta.

    Sayangnya, meski mendapatkan perawatan intensif, Nirpan menghembuskan napas terakhirnya sekira pukul 21.00 WITA pada hari yang sama.

    Setelah kejadian, Onal melarikan diri ke rumah orang tuanya di Desa Hungayonaa dan memberitahukan ayahnya tentang insiden tersebut.

    “Dia memberi tahu kepada ayahnya bahwa dia telah menikam istrinya,” jelas Kasat Reskrim.

    Polisi segera melakukan penyelidikan dan menemukan Nirpan sebelumnya pernah menjadi korban kekerasan fisik oleh suaminya.

    Pada Jumat (14/2/2025), Nirpan sempat mengunjungi rumah kakak iparnya dan menangis menceritakan kekerasan yang dialaminya selama ini.

    Saat ini, Polres Boalemo sedang memeriksa Onal dan beberapa saksi yang ada di tempat kejadian.

    “Masih diperiksa semuanya dari saksi-saksi yang terdapat di tempat kejadian tersebut,” pungkas IPTU Saifful.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Prabowo Ingin Kunci Parpol Tak Bermanuver

    Prabowo Ingin Kunci Parpol Tak Bermanuver

    GELORA.CO -Wacana pembentukan koalisi permanen yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto menarik perhatian publik. 

    Prabowo seolah ingin memastikan partai pendukungnya di Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk tetap solid dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. 

    Ajakan ini semakin menarik perhatian karena kini beberapa partai di luar KIM, termasuk PKS, Nasdem, dan PKB, juga telah bergabung dalam barisan pemerintah, membentuk apa yang disebut sebagai “KIM Plus”.

    Analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai ajakan  Prabowo membentuk koalisi permanen untuk memperkuat stabilitas nasional dalam jangka panjang.

    “Prabowo Subianto ingin menstabilkan partai-partai politik pendukungnya itu agar tidak bermanuver,” kata Adi lewat kanal YouTube miliknya, Senin 17 Februari 2025.

    Dengan solidnya dukungan, pemerintahan Prabowo nantinya dapat lebih leluasa menjalankan berbagai program strategis, seperti makan bergizi gratis, kesehatan gratis, serta program pembangunan perumahan rakyat.

    “Kalau koalisi ini permanen, maka kebijakan pemerintah bisa berjalan lancar,” sambungnya.

    Namun, wacana ini juga menuai pro dan kontra. Beberapa pihak menilai bahwa koalisi permanen bisa mengurangi dinamika politik dan fungsi check and balance dalam pemerintahan. 

     Jika koalisi permanen benar-benar terwujud, lanskap politik Indonesia dalam lima tahun ke depan bisa mengalami perubahan besar

  • Teriakan “Adili Jokowi” Jadi Riak Kecil di Panggung Politik

    Teriakan “Adili Jokowi” Jadi Riak Kecil di Panggung Politik

    GELORA.CO -Gerakan “Adili Jokowi” yang muncul di berbagai daerah mustahil kejadian dikarenakan Presiden Prabowo Subianto tidak terlihat ingin pisah dengan Presiden ke-7 RI tersebut.

    Bahkan puncak ulang tahun Partai Gerindra yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 15 Februari 2025 seolah menjadi panggung bagi ayahanda dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tersebut.

    Di tengah pidato Presiden Prabowo Subianto, seluruh kader Partai Gerindra berdiri dan menyanyikan “terima kasih Pak Jokowi”. Menurut Prabowo, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah saat ini tidak lepas dari dukungan Jokowi.

    Menanggapi kedekatan ini, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menyebut bahwa harapan sebagian pihak untuk melihat Prabowo dan Jokowi berseberangan akan sulit terjadi.

    “Prabowo dan Jokowi makin mesra. Yang ingin keduanya pisah, pada patah hati ya,” ujar Adi lewat akun X miliknya, Minggu 16 Februari 2025.

    Namun, analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga mengingatkan bahwa dalam politik, tidak ada yang abadi. 

    “Sabar aja, tak ada pesta yang tak berakhir. Entah itu kapan,” tambahnya.

    Dengan solidnya hubungan Prabowo dan Jokowi, wacana “Adili Jokowi” tampaknya hanya akan menjadi riak kecil di tengah panggung politik yang masih dikuasai keduanya

  • SBY Bilang Tak Boleh Ada Matahari Kembar ke Presiden Prabowo, Adi Prayitno: Siapa Tuh?

    SBY Bilang Tak Boleh Ada Matahari Kembar ke Presiden Prabowo, Adi Prayitno: Siapa Tuh?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menyoroti pesan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Presiden Prabowo Subianto.

    Ada satu pesan sekaligus prinsip yang disampaikan oleh SBY ke Presiden Prabowo yang menjabat saat ini.

    SBY menegaskan, pada prinsipnya, dirinya menghormati posisi Prabowo sebagai presiden dan sebaliknya.

    Namun pada intinya, SBY menegaskan tidak ada dualisme kepemimpinan di Indonesia.

    “Saya menghormati beliau, dan beliau hormati saya, dan falsafah saya, di Indonesia hanya ada satu matahari, pak prabowo tak boleh ada matahari kembar,” tegas SBY dalam pesannya itu.

    Pesan inilah yang kemudian disorot oleh Adi Prayitno dicuitan akun media sosial X pribadinya.

    Ia mempertanyakan terkait siapa yang dimaksud dengan matahari kembar dalam pesan SBY itu.

    “Wah..siapakah itu yang mau jadi matahari kembar ya Pak?,” tulisnya dikutip Kamis (13/2/2025).

    “Kita-kita yang awam politik begini gelap gulita ndak tau apa-apa soal politik tingkat tinggi begitu,” ujarnya.

    Dari pesan tersebut, banyak yang menghubungkan matahari kembar yang dimaksud mengarah ke mantan Presiden sebelumnya, Jokowi Widodo.

    Jokowi disebut-sebut masih memberikan andil di Pemerintah Presiden Prabowo Subianto saat ini.

    Adi Prayitno pun kembali menyindir terkait hal ini, dengan menyebut Presiden yang terpilih adalah satu-satunya matahari.

    “Bukannya dalam sistem presidensil itu, presiden terpilih adalah satu-satunya matahari republik ya :),” tuturnya.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Kelompok Ini Ingin Prabowo-Jokowi Pisah

    Kelompok Ini Ingin Prabowo-Jokowi Pisah

    GELORA.CO – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut ada pihak mencoba memisahkannya dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dikomentari pengamat politik Adi Prayitno.

    Menurutnya, secara eksplisit tidak ada satu pun partai politik atau tokoh yang secara terbuka menyatakan keinginan agar Prabowo berjarak dari Jokowi. 

    Namun, secara spekulatif, isu ini kerap dimunculkan di ruang publik, terutama oleh pendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. 

    “Kelompok ini tampak aktif di media sosial, mengamplifikasi narasi bahwa Prabowo harus berdiri sebagai presiden yang independen,” kata Adi lewat kanal YouTube miliknya, Kamis 13 Februari 2025.

    Pendukung Anies dan Ganjar berharap Prabowo mampu menunjukkan jati dirinya sebagai Presiden Republik Indonesia yang menerima mandat langsung dari rakyat. 

    Orkestrasi politik dan kebijakan yang dibuat diharapkan benar-benar mencerminkan kepemimpinannya sendiri, bukan sekadar melanjutkan pengaruh dari pemerintahan sebelumnya.

    Dalam perdebatan 100 hari kepemimpinan Prabowo, pertanyaan soal apakah ia masih berada dalam bayang-bayang Jokowi menjadi salah satu sorotan utama. Seorang presiden tidak boleh terlihat tunduk pada mantan pemimpin.

    “Karenanya tidak mengherankan kalau kemudian tuduhan-tuduhan, siapa kira-kira pihak yang punya keinginan memisahkan Prabowo dengan Jokowi adalah para pendukung pendukung Anies dan pendukung Ganjar,  mereka yang kalah dalam Pilpres,” pungkas Adi.