Tag: Adi Prasetya

  • Terungkap Penyakit Mbok Yem, yang Mengharuskannya Turun Gunung Lawu Lebih Cepat – Halaman all

    Terungkap Penyakit Mbok Yem, yang Mengharuskannya Turun Gunung Lawu Lebih Cepat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap penyakit yang diderita Mbok Yem, pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu.

    Perempuan yang memiliki nama lengkap Wakiyem itu kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo, Jawa Timur.

    Ia menjalani perawatan di RSUA Ponorogo sejak Selasa (4/3/2025).

    “Masuk mulai selasa, diantar anaknya yang nomor 2 dan cucunya,” ungkap Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh Arbain, Jumat (7/3/2025), dilansir TribunJatim.com.

    Dari hasil pemeriksaan, Mbok Yem menderita pneumonia.

    “Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rontgennya ya pneumonia,” ungkap Arbain.

    Arbain menjelaskan, saat ini, kondisi Mbok Yem sudah berangsur membaik, hanya saja masih dipasangi oksigen.

    Perempuan berusia 82 tahun itu sudah mau makan.

    “Awalnya saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sasak napas,” terangnya.

    “Membaik di sini dibandingkan sebelumnya kondisinya lebih baik.”

    “Sudah bisa diajak komunikasi, tetapi tidak bisa cepat-cepat ngomongnya, kan kalau ngomong cepat sesak,” sambungnya.

    Diketahui, tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya dilakukan jelang hari Raya Idul Fitri.

    Namun, tahun ini, tradisi itu terpaksa dilakukan lebih awal, lantaran kondisi Mbok Yem yang tengah sakit.

    Saat turun gunung, Mbok Yem ditandu oleh beberapa orang secara bergantian pada Selasa.

    Video saat Mbok Yem turun dari Gunung Lawu pun viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok @Akuessa.

    Saat dikonfirmasi, pemilik akun bernama Esa Adi Prasetya itu mengungkapkan, Mbok Yem mengeluh sakit sejak awal Februari 2025.

    Adapun gejala yang dialami Mbok Yem yakni badan lemas dan pembengkakan di kaki.

    “Sudah dari awal Februari kemarin mulai sakit. Tapi Mbok Yem sendiri sulit dibujuk untuk turun.”

     “Akhirnya kemarin mau dibujuk untuk turun, karena memang kondisinya tidak memungkinkan,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kondisi Penjaga Gunung Lawu Mbok Yem Saat Dirawat di RSUA Ponorogo, Terkuak Sakit yang Diderita

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

  • Mbok Yem Penjaga Gunung Lawu Magetan Turun Lebih Awal sebelum Lebaran, Sebulan Alami Sakit

    Mbok Yem Penjaga Gunung Lawu Magetan Turun Lebih Awal sebelum Lebaran, Sebulan Alami Sakit

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

    TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN – Tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya mulai terlihat jelang Hari Raya Idul Fitri.

    Akan tetapi, pada tahun 2025, tradisi tersebut terpaksa dilakukan lebih awal.

    Sebab, Mbok Yem alias Wakiyem ditandu beberapa orang untuk turun gunung, pada Selasa (4/3/2025), atau lebih tepatnya puasa hari keempat.

    Beberapa pria menandu Mbok Yem alias Wakiyem secara bergantian.

    Seperti lebaran tahun lalu, Mbok Yem mudik turun gunung dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu.

    Momen tersebut terekam dalam sebuah video amatir berdurasi pendek, dan diunggah lewat akun tiktok pribadi @Akuessa.

    “4 Maret 2025 Mbok Yem turun gunung, sehat selalu Mbok Yem, semua pendaki gunung menunggu Mbok Yem kembali, ke warung tertinggi di Indonesia,” tulisnya.

    Dikonfirmasi lewat aplikasi pesan singkat tiktok, Pemilik Akun Esa Adi Prasetya mengungkapkan, sebagian besar yang menandu Mbok Yem adalah pendamping, yang disuruh anaknya, untuk membantu turun Mbok Yem.

    “Saya kemarin ikut sebagai pendamping. Selain pendamping ada relawan kemarin ada 2 orang kak dari PGL.Untuk perjalanan turu mbok yem di dampingi 6 orang,” ungkap Esa, Rabu (5/3/2025).

    Dirinya menuturkan, Mbok Yem mulai mengeluh sakit sejak awal Februari 2025.

    Mbok Yem merasa kondisi fisiknya menurun, badan lemas, dan pembekakan di kaki yang diduga disebabkan asam urat.

    “Sudah dari awal Februari kemarin mulai sakit. Tapi Mbok Yem sendiri sulit dibujuk untuk turun, dan akhirnya kemarin mau dibujuk untuk turun, karena memang kondisinya tidak memungkinkan,” tuturnya.

    “Setelah turun dan akhirnya Mbok Yem dirawat di rumah sakit. Dari warung mulai turun jam 8 pagi sampai di base camp Cemoro Sewu jam 11.00 WIB,” imbuh Esa.

    Kendati Mbok Yem dirawat, Esa menyebut, warung tetap buka seperti biasa, hanya saja yang menggantikan adalah 2 orang tenaga kerja.

    “Tetap buka ada 2 orang, yang biasanya bantu Mbok Yem berjualan di atas setiap harinya,” pungkas Esa.

  • Sadis, Pelaku Begal Tebas Tangan Korban Dengan Celurit

    Sadis, Pelaku Begal Tebas Tangan Korban Dengan Celurit

    Surabaya (beritajatim.com) – Kesadisan seorang pelaku begal terungkap dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang mendudukkan Terdakwa Ferdian Al Muharromin.

    Dalam dakwaannya, Jaksa penuntut umum (JPU) Irfan Adi Prasetya melalui Robiatul Adawiyah mengatakan bahwa pada hari Jumat,06 September 2024 sekitar pukul 04.00 wib, di Jalan Pogot Baru Surabaya, terdakwa Ferdian bersama Aak dan Muham (buron) berboncengan 3 mengendarai sepeda motor Honda Scoopy. Kemudian mereka bertiga berpapasan dengan saksi Rafli dan Ari yang mengendarai sepeda motor Honda Beat Nopol L-6485-SY.

    Selanjutnya, terdakwa Ferdian mengeluarkan celurit dan menebas tangan kanan saksi Ari hingga terluka. “Kemudian terdakwa dan AAK (buron) turun dan mengambil sepeda motor yang ditinggal oleh saksi Rafli dan saksi Ari,”kata Robiatul dalam dakwaannya.

    Sementara itu, terdakwa Ferdinan menyatakan bahwa benar telah mengeluarkan celurit namun untuk menakut-nakuti saja. “Celurit itu hanya untuk menakut-nakuti saja Yang Mulia. Untuk sepeda motor korban sudah dijual seharga Rp 900 ribu. Saya dulu pernah dihukum 8 bulan penjara,”ucap Ferdinan lewat video call di ruang Tirta 1 PN Surabaya.

    Akibat perbuatan terdakwa, saksi Rafli mengalami kerugian sekitar Rp 15 juta. “Perbuatan terdakwa Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 365 ayat (2) ke-1 dan ke-2 KUHP,” tutup Robiatul. [uci/kun]

  • Muhammadiyah Youth Interfaith Leadership Program Bangun Rasa Toleransi Mahasiswa

    Muhammadiyah Youth Interfaith Leadership Program Bangun Rasa Toleransi Mahasiswa

    Denpasar, Beritasatu.com – PP Muhammadiyah bersama Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berkolaborasi menggelar Muhammadiyah Youth Interfaith Leadership Program di Gedung Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Bali, Selasa (14/1/2025).

    Acara ini diikuti sekitar 200 peserta yang terdiri dari seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Salah satu peserta, Anjelly Gracella Manas dari Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong (Unimuda Sorong) Papua Barat Daya ini sangat mengapresiasi kegiatan ini.

    “Kegiatan mahasiswa lintas agama ini sangat luar biasa. Menurut saya kegiatan ini bisa membangun rasa toleransi sebagai mahasiswa. Kita di sini dilatih untuk memperkuat toleransi yang tinggi sehingga nanti kita bisa turun tangan atau melerai jika di wilayah kita terjadi masalah intoleransi,” kata Anjelly Gracella Manas.

    Kegiatan yangberlangsung selama tiga hari dari 13-15 Januari 2025 dihadiri sejumlah narasumber seperti Romo Frans Kristi Adi Prasetya (KWI), Pdt Darwin Darmawan (Sekretaris Umum PGI), Prof Ida Bagus Gde Yudha Triguna (Guru Besar Sosilologi Agama Hindu), Dr Philip Kuntjoro Widjaja (Ketua Umum Permabudhi).