Tag: Adhy Karyono

  • Antisipasi Banjir, Pemerintah Modifikasi Cuaca di Jawa Timur

    Antisipasi Banjir, Pemerintah Modifikasi Cuaca di Jawa Timur

    Surabaya, CNN Indonesia

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI Suharyanto mengatakan, pihaknya akan melakukan operasi modifikasi cuaca di Jawa Timur. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir.

    Hal itu disampaikan Suharyanto usai mengikuti Rakor Pengendalian Bencana bersama Menko PMK Pratikno dan Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (17/12).

    “Untuk Jawa Timur mulai besok kita laksanakan operasi modifikasi cuaca siang dan malam, mudah-mudahan prediksi BMKG curah hujan ekstrem bisa dikurangi, sehingga tidak mengakibatkan bencana yang masif,” kata Suharyanto.

    Suharyanto menyebut, operasi modifikasi cuaca sebelumnya sudah dilakukan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

    Rencananya modifikasi cuaca tersebut akan berlangsung di dua wilayah Jatim. Yakni di kawasan Tapal Kuda dan Mataraman. Daerah-daerah tersebut dipilih berdasarkan analisa pertumbuhan awan.

    “TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) tidak di titik, tapi areal ya, karena dilihat pertumbuhan awannya yang hujan, ya di situ dilakukan intervensi,” ucap dia.

    Operasi yang berlangsung selama satu pekan itu diprediksi menelan anggaran senilai Rp1,2 miliar. BNPB RI akan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk melaksanakannya.

    “Anggarannya menggunakan BNPB dan pelaksanaan di lapangan pihak ketiga. [Untuk anggaran] Tergantung kebutuhan, ya sekali terbang kita coba seminggu, kalau seminggu kali Rp200 juta. 7 x 200 juta ya sekitar Rp1,2 miliar,” tuturnya.

    Daerah potensi banjir

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mengungkap sejumlah wilayah di Jawa Timur berpeluang diguyur hujan dengan intensitas tinggi yang dapat berpotensi menimbulkan banjir. Simak daerah rawan banjir di Jatim.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan kondisi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk fenomena La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.

    “Kondisi global ini meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Bali. Meski fenomena ini diprediksi netral pada awal 2025, masyarakat tetap harus waspada terhadap ancaman banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi,” kata Dwikorita, dalam keterangan resminya, dikutip Senin (16/12).

    BMKG juga memprediksi tingginya curah hujan di Jawa Timur selama Desember 2024. Wilayah ini diperkirakan memiliki peluang lebih dari 70 persen untuk curah hujan sedang (51-150 mm) dan lebih dari 60 persen untuk curah hujan lebat (151-300 mm).

    Dengan prediksi curah hujan tersebut, BMKG memprediksi sejumlah daerah diprediksi rawan banjir selama periode tersebut. Berikut daftarnya:

    Blitar: Kecamatan Gandusari, Nglegok
    Gresik: Kecamatan Sangkapura, Tambak
    Jember: Kecamatan Bangsalsari, Panti, Sumberbaru, Tanggul
    Malang: Kecamatan Ngantang
    Pacitan: Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Pringkuku
    Probolinggo: Kecamatan Krucil, Tiris

    Selain curah hujan, perairan selatan Jawa Timur juga diperkirakan mengalami gelombang setinggi 1,25-2,5 meter. Kawasan yang berpotensi terdampak meliputi Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Banyuwangi.

    (frd/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Songsong Tahun 2025 Optimisme Jawa Timur Wujudkan Swasembada Pangan dan Lumbung Pangan Nasional

    Songsong Tahun 2025 Optimisme Jawa Timur Wujudkan Swasembada Pangan dan Lumbung Pangan Nasional

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menutup tahun 2024 dengan banyak capaian prestasi yang membanggakan.

    Bukan hanya soal mengantongi banyak penghargaan tapi juga capaian dari segi produktivitas sektor pangan yang gemilang. 

    Dengan produktivitas sektor pangan yang tinggi baik untuk padi, daging, susu dan juga perikanan, bahkan Provinsi Jawa Timur semakin optimistis untuk menyongsong tahun 2025 mewujudkan swasembada pangan. 

    Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menegaskan bahwa sejauh ini Jatim memegang peranan penting dalam ketersediaan pangan nasional.

    Selama lima tahun berturut turut, Provinsi Jawa Timur berhasil mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di Indonesia.

    “Selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2020 – 2024 dengan kontribusi sebesar 17,52 persen terhadap produksi padi nasional,” terang Adhy.

    “Saat ini Jatim bahkan menjadi penyedia kebutuhan pangan bagi lebih dari 16 provinsi di Indonesia. Jatim menjadi lumbung pangan nasional dengan didukung dari tingginya produktivitas kita di sektor pangan,” imbuhnya.

    Menurut Angka Sementara BPS, capaian produksi pagi di tahun 2024 sebesar 9,266 juta Ton-GKG atau setara dengan beras sebesar 5,327 juta ton. Demikian juga untuk komoditas pangan strategis lainnya, yaitu jagung. 

    Jawa Timur juga mencatatkan sebagai produsen jagung tertinggi nasional dengan kontribusi produksi sebesar 29,56 % terhadap produksi jagung Nasional. 

    Berdasarkan angka sementara Badan Pusat Statistik, pada tahun 2024 ini, produksi jagung pipilan kering pada kadar 14 % sebesar 4,494 juta Ton pipilan kering. 

    Pihaknya menegaskan andalan Jatim dalam swasembada pangan adalah padi atau beras. Dari perspektif kewilayahan, Jawa Timur memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakat Jawa Timur dan menyokong kebutuhan pangan di beberapa provinsi. 

    “Pun begitu di subsektor hortikultura, pada komoditas pangan strategis cabai dan bawang merah, Jawa Timur juga memberikan kontribusi besar terhadap nasional.  Pada komoditas cabai rawit, Jawa Timur menjadi kontributor tertinggi sejak tahun 2020 – 2023,” urai Adhy.

    Berdasarkan Angka Tetap BPS, produksi cabai rawit tahun 2023 sebesar 562.816 ton dan kontribusi terhadap nasional sebesar 37,89 % . Untuk komoditas cabai besar produksi tahun 2023 sebesar 85.444 ton dan kontribusi terhadap nasional sebesar 21,74 % sebagai penyumbang kedua setelah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan pada komoditas bawang merah, produksi tahun 2023 mencapai 484.669 ton atau berkontribusi sebesar 24,58 % terhadap nasional.

    Dalam peningkatan produksi untuk penguatan ketahanan pangan dan menjaga ketersediaan, Provinsi Jawa Timur telah melakukan langkah- langkah aksi diantaranya melalui optimalisasi Kinerja Pertanian.

    “Dalam meningkatkan produksi pangan, kami di pemprov Jatim melakukan tiga hal. Yang pertama yaitu Peningkatan Indeks Pertanaman, Peningkatan Produktivitas dan Penyelamatan Hasil,” urai Adhy. 

    Selain itu juga dilakukan dalam langkah perbaikan insfrastruktur pertanian. Pemprov Jatim secara maksimal melakukanb perbaikan Jalan Usaha Tani juga irigasi perpompaan. Hal ini penting agar petani mendapatkan akses dan pengairan yang cukup untuk lahan mereka.

    “Kita juga melakukan penguatan aspek kelembagaan petani dari on farm sampai off farm serta dukungan kebijakan Pemerintah, pemahaman petani, fasilitasi (gapoktan/ koperasi), kelembanggan petani melalui Korporasi Petani. Serta Pemprov Jatim juga aktif dalam memfasilitasi dan optimalisasi alsintan atau pemanfaatan dari on farm s/d off farm melalui mekanisasi pertanian,” tegasnya.

    Lebih lanjut Adhy juga menjelaskan bahwa Pemprov Jatim juga melakukan peningkatan agar hasil pertanian tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja. Tapi juga untuk diekspor. 

    Disampaikan Adhy, produk pertanian Jatim yang diekspor adalah produk kakao. Produk kakao ini menjadi andalan Jatim selain juga tembakau dan rokok, ikan, serta teh, kopi dan rempah-rempah. 

    Sedangkan untuk produk pangan yang diimpor meliputi komoditas serealia, buah-buahan, tembakau dan rokok, serta biji dan buah yang mengandung minyak.

    “Ekspor terus kita dorong, jadi semua kita berjalan linier, perbaikan dilakukan di banyak titik. Dan produknya juga kita galakkan untuk bisa menembus pasar global. Dan kita mendorong supaya yang dieskpor bukan bahan mentah ya. Tapi sudah dalam bentuk olahan,” tegasnya. 

    Pj Gubernur Adhy menegaskan, meski saat ini Jatim sudah menjadi provinsi dengan penghasil padi tertinggi di Indonesia, tidak membuat Pemprov Jatim berpuas diri. Saat ini, pihaknya juga masih terus berupaya mendorong produktivtas padi petani Jatim. 

    Tak hanya itu, Provinsi Jawa Timur juga memiliki banyak potensi dari sektor Kelautan dan Perikanan. Sampai dengan bulan Oktober tahun 2024 produksi perikanan tangkap Jawa Timur mencapai sebesar 473.308,620 Ton, produksi perikanan budidaya sebesar 1.155.136,84 Ton, produksi ekspor hasil Kelautan dan perikanan sebesar 286.212,17 Ton. 

    “Komoditas unggulan perikanan budidaya Jawa Timur yaitu komoditas rumput laut, ikan bandeng, ikan lele, udang Vanamei, dan ikan nila. Komoditas unggulan perikanan tangkap Jawa Timur yaitu ikan tongkol dan ikan lemuru,” tutur Adhy.

    Dalam mendorong peningkatan produktivitas sektor perikanan, Pemprov Jatim juga memberikan program bantuan untuk nelayan. Mulai dari pemberian sarana alat penangkapan ikan (API) dan Alat bantu penangkapan ikan (ABPI) yang ramah lingkungan.

    Tidak hanya itu, dalam lima tahun ini, Pemprov Jatim juga aktif melakukan pemulihan sumber daya ikan di laut. Diantaranya melalui program underwater restocking dan penebaran benih ikan di perairan umum daratan (PUD).

    “Kami juga aktif melakukan perbaikan sumberdaya habitat ikan di laut melalui pembangunan rumah ikan (Fish apartement). Ini kita lakukan guna mendukung reproduksi ikan sehingga dapat meningkatkan potensi sumber daya ikan di laut,” ujarnya.

    Pemprov juga memberikan bantuan pelayanan pengurusan dokumen kapal penangkapan ikan agar nelayan dapat beroperasional secara maksimal terkait sarana yang digunakan layak secara teknis dan lengkap administrasinya.

    Dengan begitu maka dapat mengurangi tindak illegal fishing, penerapan aturan dalam penggunaan alat tangkap yang dilarang, sosialisasi pengelolaan SDI yang berkelanjutan, pengendalian kegiatan penangkapan ikan melalui pengaturan perijinan.

    Demi membantu swasembada pangan Indonesia di tengah isu krisis pangan yang melanda dunia. Salah satu upaya mewujudkan peningkatan produktivitas padi Jawa Timur adalah dengan memenuhi kebutuhan pupuk petani. 

    “Kebutuhan pupuk subsidi di Jawa Timur Tahun 2024 adalah sebesar 2.598.476 Ton, sedangkan ketersediaan alokasi pupuk bersubsidi di Jawa Timur hanya sebesar 1.949.952 Ton,” kata Adhy. 

    “Ini artinya baru 75,04?ri total kebutuhan pupuk bersubsidi yang saat ini tersedia. Dan masih ada kekurangan atau sisa yang belum terpenuhi sebesar 648.524 Ton. Inilah yang sedang dan terus kita perjuangkan, ada produksi pertanian kita, khususnya padi, bisa meningkat,” imbuhnya.

    Ia kemudian menjabarkan detail kebutuhan pupuk subsidi bagi petani Jatim. Rincinya yaitu Pupuk Urea 1.100.561 Ton, Pupuk NPK 1.341.333 Ton, Pupuk NPK Formula 984,7 ton dan Pupuk Organik 155.598 Ton. 

    Meski baru terpenuhi 75,04 persen, namun dijelaskan Adhy bahwa angka itu sejatinya sudah hasil penambahan di tahun 2024. Semula alokasi pupuk subsidi Jatim adalah 963.847 Ton atau 39,85?ri kebutuhan. 

    Namun setelah melakukan pengajuan penambahan kuota, maka terbit Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 249 Tahun 2024. Sehingga pada bulan April 2024 Pemerintah menambah alokasi pupuk bersubsidi yang semula 4.732.519 Ton menjadi 9.550.000 Ton menjadi  1.920.074 Ton atau 79,4?ri kebutuhan petani.

    “Karena masih ada kekurangan, kita juga mendorong agar petani mengembangkan inovasi dan kreativitas dengan menggunakan pupuk alami. Hal ini bisa mendorong produktivitas tanpa harus bergantung pada pupuk subsidi,” tegasnya. 

  • BMKG Ungkap 6 Wilayah Rawan Banjir di Jawa Timur, Ini Daftarnya

    BMKG Ungkap 6 Wilayah Rawan Banjir di Jawa Timur, Ini Daftarnya

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah wilayah di Jawa Timur berpeluang diguyur hujan dengan intensitas tinggi yang dapat berpotensi menimbulkan banjir. Simak daerah rawan banjir di Jatim.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan kondisi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk fenomena La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.

    “Kondisi global ini meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Bali. Meski fenomena ini diprediksi netral pada awal 2025, masyarakat tetap harus waspada terhadap ancaman banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi,” kata Dwikorita, dalam keterangan resminya, dikutip Senin (16/12).

    BMKG juga memprediksi tingginya curah hujan di Jawa Timur selama Desember 2024. Wilayah ini diperkirakan memiliki peluang lebih dari 70 persen untuk curah hujan sedang (51-150 mm) dan lebih dari 60 persen untuk curah hujan lebat (151-300 mm).

    Dengan prediksi curah hujan tersebut, BMKG memprediksi sejumlah daerah diprediksi rawan banjir selama periode tersebut. Berikut daftarnya:

    – Blitar: Kecamatan Gandusari, Nglegok
    – Gresik: Kecamatan Sangkapura, Tambak
    – Jember: Kecamatan Bangsalsari, Panti, Sumberbaru, Tanggul
    – Malang: Kecamatan Ngantang
    – Pacitan: Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Pringkuku
    – Probolinggo: Kecamatan Krucil, Tiris

    Selain curah hujan, perairan selatan Jawa Timur juga diperkirakan mengalami gelombang setinggi 1,25-2,5 meter. Kawasan yang berpotensi terdampak meliputi Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Banyuwangi.

    Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono memastikan bahwa pemerintah daerah telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi bencana selama periode musim hujan kali ini.

    “Kami siap berkoordinasi dengan BMKG dan lembaga terkait untuk memitigasi dampak bencana. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama, dan kami menghimbau semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan proaktif dalam upaya pencegahan,” kata Adhy.

    BMKG sebelumnya menjelaskan beberapa fenomena atmosfer yang terjadi dapat memengaruhi pola cuaca di Indonesia serta meningkatkan peluang terjadinya hujan lebat. Terlebih, saat ini sejumlah wilayah sedang memasuki puncak musim hujan.

    BMKG mengatakan, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang telah aktif di wilayah Indonesia sejak November 2024, diperkirakan masih akan aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.

    Fenomena ini turut didukung oleh aktivitas Gelombang Rossby, Gelombang Kelvin, Gelombang Low Frekuensi, serta potensi pembentukan bibit dan siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia yang cukup tinggi, sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan cuaca signifikan.

    “Sekitar 19 persen wilayah Indonesia berada pada puncak musim hujan pada Bulan Desember 2024. Dengan diprediksinya MJO dan gelombang atmosfer yang masih cukup signifikan, maka potensi cuaca ekstrem juga akan tetap terjadi, yang berdampak pada potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan air, atau tanah longsor,” demikian keterangan BMKG dalam laporannya.

    (tim/dmi)

  • Banjir di Ponorogo Makan Korban, 2 Orang Meninggal Tersengat Listrik

    Banjir di Ponorogo Makan Korban, 2 Orang Meninggal Tersengat Listrik

    Liputan6.com, Ponorogo – Berdasarkan data dari BPBD Jatim, banjir yang terjadi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur memakan dua korban meninggal. Keduanya adalah Imam Suhadak (54) dan Bagus (12), yang tewas tersengat listrik saat banjir melanda kampungnya. Korban berasal dari Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, kabupaten setempat.

    Untuk itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono didampingi Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita serta jajaran Kepala Perangkat Daerah (PD) Pemprov Jatim meninjau langsung lokasi bencana banjir di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.

    “Kita turun langsung mengecek bagaimana upaya pemenuhan kebutuhan dasar makanan dan pengungsian, kita juga ingin mengecek para korban yang terdampak dan kita pastikan seluruh proses evakuasi cepat dilakukan,” ujar Adhy, Senin (16/12/2024).

    Proses evakuasi warga terdampak ini, kata Adhy, merupakan bentuk respons cepat dari Pemprov Jatim. Ia pun mengingatkan kepada seluruh jajaran PD Pemprov Jatim yang bertanggung jawab atas kebencanaan, bahwa tidak boleh ada satu orang pun yang tidak terpenuhi kebutuhan makanannya.

    “Kita siapkan dan pakai dapur umum, serta bantuan lain baik dari masyarakat, pemerintah pusat dan provinsi,” katanya.

    Selain itu, lanjut Adhy, proses pendistribusian bantuan juga disebutnya tidak kalah penting. Hal ini mengingat masih banyak masyarakat yang tidak mau ke pengungsian walaupun sudah disiapkan di Pendopo Kabupaten Ponorogo.

    “Tenda dan tempat pengungsian permanen juga sudah kita siapkan. Namun karena rumahnya kosong, masyarakat masih ada yang ingin menjaga asetnya di rumah. Nah, di sinilah pentingnya edukasi dan sosialisasi terkait bahaya kalau terjadi hujan lagi,” ungkap Adhy.

    Untuk itu, bersama Bupati Ponorogo, ia secara langsung mengajak masyarakat, utamanya yang rentan, untuk mau dievakuasi ke titik yang lebih aman. Bukan tanpa alasan, sebelumnya tercatat dua orang telah meninggal dunia akibat bencana banjir ini.

    “Dan tentu kita harus fokusnya menyelamatkan dulu atau evakuasi warga yang bisa diselamatkan supaya tidak ada korban kembali. Kemudian kita harus memperbaiki penyebabnya,” tegas Adhy.

    Terkait penanganan sumber masalah banjir, Adhy telah menginstruksikan Dinas PU Sumber Daya Air Jatim untuk bergerak cepat memperbaiki tanggul yang jebol. Namun sayangnya, masih terkendala debit air dan curah hujan yang masih tinggi.

    “Kami sudah siapkan dengan Dinas PU SDA untuk bisa menutup tanggul, tetapi hari ini belum bisa karena airnya masih tinggi. Mudah-mudahan sore ini surut batas tanggulnya terlihat, baru kita perbaiki,” terangnya.

     

  • Sudah 370 Kejadian Bencana dan Renggut 25 Jiwa, Apakah Jatim Baik-baik Saja?

    Sudah 370 Kejadian Bencana dan Renggut 25 Jiwa, Apakah Jatim Baik-baik Saja?

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejak 1 Januari sampai 16 Desember 2024, tepat hari ini sudah 370 bencana yang menghantam Jawa Timur. Dari total 370 kejadian bencana itu, paling banyak disebabkan oleh angin kencang sebanyak 119, kemudian disusul 93 banjir, 91 kebakaran hutan, 43 kebakaran lahan,10 angin puting beliung, 8 tanah longsor dan 6 kejadian lainnya (gerakan tanah, gempa bumi dan banjir rob).

    Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto yang akrab disapa Komandan Gatsu dalam kesempatan bertemu beritajatim.com menyebutkan, bahwa saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan, sehingga angka kejadian bencana hidrometeorologi mengalami peningkatan yang signifikan.

    “Per 16 Desember, sudah total 370 bencana. Bencana itu mengakibatkan 25 jiwa meninggal, 64 luka-luka, 10.683 unit rumah rusak dan 46.505 KK terdampak,” kata Gatsu.

    Jika melihat data Kejadian Bencana di Jatim 2020-2023 dari BPBD Jatim, memang terjadi peningkatan yang signifikan pada 2024 dibandingkan kejadian bencana 2023. Pada 2020, ada 273 kejadian. Kemudian, pada 2021 meningkat menjadi 310 kejadian. Lalu 2022, turun menjadi 244 kejadian. Pada 2023, turun lagi menjadi 118 kejadian. Tahun 2024 hingga 16 Desember sudah 370 kejadian.

    BNPB RI pun menegaskan, bahwa 95 persen bencana yang terjadi di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi. Angkanya pada tahun 2020 (98 persen), 2021 (92 persen), 2022 (94 persen) dan 2023 (97 persen).

    Taufiq Hermawan, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo menjelaskan, kondisi cuaca pada Bulan Desember 2024 terdapat peningkatan curah hujan yang dapat memicu cuaca ekstrim, yang berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Adanya fenomena Gelombang Atmosfer MJO yang melintasi Jatim mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jatim.

    “Wilayah dengan topografi curam, bergunung, berbukit, dan tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang ditimbulkan,” tuturnya.

    Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono sendiri telah memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi dampak bencana banjir tahun 2024/2025 di Bendung Gerak Waruturi, Desa Gampeng, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, pada awal November 2024.

    Dia memotivasi seluruh stakeholder untuk melakukan mitigasi dan juga melakukan persiapan menghadapi bencana hidrometeorologi. Dengan upaya kesiapan sarana dan prasarana, dilengkapi dengan kekuatan personel yang ada, pihaknya optimistis Jawa Timur dalam posisi siap dan berupaya untuk meminimalkan dampak bencana.

    Secara khusus Adhy meminta semua pihak berkomitmen tinggi dan bahu membahu dalam menghadapi dampak terjadinya bencana khususnya banjir. Pasalnya, saat ini Jawa Timur telah memasuki musim penghujan dimana bencana hidrometeorologi menjadi ancaman yang perlu diwaspadai.

    “Tetap semangat dan terus bekerja keras serta berkomitmen untuk bahu membahu dalam menanggulangi dan mengurangi dampak bencana yang terjadi di Jawa Timur,” katanya.

    Adhy menekankan bahwa untuk menghadapi dan menanggulangi dampak bencana dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari banyak pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, komunitas-komunitas, dunia usaha dan masyarakat sendiri.

    Pemprov Jatim pada tahun 2023-2024 terus berupaya meningkatkan peralatan penanganan tanggap darurat bencana. Di antaranya berupa pengadaan 9 excavator, 1 mobile pump, 2 self loader, dan peralatan penunjang lainnya. Dirinya optimistis dengan bertambahnya peralatan tersebut petugas di lapangan akan semakin sigap dan tangkas dalam upaya penanggulangan bencana banjir di Jawa Timur.

    “Mungkin kita tidak bisa menghindari bencana dan bencana pasti ada, ada musimnya, tinggal bagaimana kesiapsiagaan kita menghadapinya,” imbuhnya.

    Ia menuturkan langkah-langkah antisipatif, preventif, dan rekonstruksi pascabencana yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama seluruh pihak terkait harus terus diupayakan dan ditingkatkan.

    Pasalnya, langkah tersebut berhasil menurunkan Indeks Risiko Bencana (IRB) Jatim secara signifikan sebanyak 36,23 poin dalam lima tahun terakhir.

    Berdasarkan data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2023, IRB Jatim berada pada level sedang di angka 101,65. Sebelumnya IRB Jatim secara berurutan sejak 2019 hingga 2022 mengalami penurunan dari angka 137,88 ke 126,42, lalu 117,26 dan 108,69. “Kita sedang upayakan terus setiap tahun supaya menjadi rendah,” tuturnya.

    Orang nomor satu di Jatim ini juga meninjau perlengkapan dan alat kesiapsiagaan El nino dan Banjir dalam apel siaga bencana. Yakni, meliputi dapur umum, tenda darurat pengungsi, excavator, dump truck, perahu karet, dan truck rescue. Ia juga meninjau demo simulasi pembersihan sedimentasi sungai yang dilakukan menggunakan Excavator Amfibi.

    Pada Selasa (17/12/2024) besok, Kepala BNPB RI dan Menko PMK akan mendatangi Gedung Negara Grahadi Surabaya. Mereka akan melakukan rakor bersama seluruh stakeholder Jatim dan Pj Gubernur Jatim untuk membahas bencana hidrometeorologi. Semoga Jatim siap menghadapi bencana yang akan terjadi akhir tahun ini hingga memasuki 2025 ini. (tok/kun)

  • Kepala BMKG Langsung Datangi Pj Gubernur Bali & Jatim, Ingatkan Bahaya

    Kepala BMKG Langsung Datangi Pj Gubernur Bali & Jatim, Ingatkan Bahaya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau adanya ancaman cuaca ekstrem yang mengintai wilayah Jawa Timur (Jatim) dan Bali. Kondisi ini diprediksi dapat memicu bencana hidrometeorologi di kedua provinsi tersebut.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun turun tangan dan menjelaskan kondisi yang ada langsung kepada Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono dan Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya. Yang dilakukan pada hari Sabtu (14/12/2024) di Surabaya dan Minggu (15/12/2024) di Denpasar.

    Dalam pertemuan itu, Dwikorita memaparkan data terkait fenomena cuaca yang dipengaruhi oleh La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.

    “Kondisi global ini meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Bali. Meski fenomena ini diprediksi netral pada awal 2025, masyarakat tetap harus waspada terhadap ancaman banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi,” katanya dalam keterangan di situs resmi, dikutip Senin (16/12/2024).

    Di hadapan Pj. Gubernur Jawa Timur, Dwikorita mengungkapkan, intensitas curah hujan tinggi di Jawa Timur pada Desember 2024 akan mencapai peluang curah hujan menengah (51-150 mm) lebih dari 70%, sementara curah hujan tinggi (151-300 mm) lebih dari 60%.

    Akibatnya, wilayah-wilayah ini diprediksi rawan banjir, meliputi:

    Blitar: Kecamatan Gandusari, Nglegok
    Gresik: Kecamatan Sangkapura, Tambak
    Jember: Kecamatan Bangsalsari, Panti, Sumberbaru, Tanggul
    Malang: Kecamatan Ngantang
    Pacitan: Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Pringkuku
    Probolinggo: Kecamatan Krucil, Tiris.

    “Selain itu, gelombang tinggi 1,25-2,5 meter diperkirakan terjadi di perairan selatan Jawa Timur, mencakup Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, dan Banyuwangi,” kata Dwikorita.

    Sementara itu, di hadapan Pj. Gubernur Bali, Dwikorita memperingatkan, Bali berpotensi mengalami curah hujan kategori menengah hingga sangat tinggi di Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, dan Denpasar.

    “Potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang diprediksi meningkat, terutama pada periode 15-21 Desember 2024,” katanya.

    “Gelombang tinggi mencapai 2,5-4 meter juga diperkirakan terjadi di perairan selatan Bali. BMKG mengimbau masyarakat pesisir dan nelayan untuk menghindari aktivitas di laut selama periode tersebut,” tambah Dwikorita mengingatkan.

    Foto: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan kunjungan ke kantor Gubernur Jawa Timur dan Bali untuk menyampaikan data potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di kedua wilayah tersebut. (BMKG)
    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan kunjungan ke kantor Gubernur Jawa Timur dan Bali untuk menyampaikan data potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di kedua wilayah tersebut. (BMKG)

    Respons Pj. Gubernur

    Merespons peringatan Dwikorita itu, baik Pj. Gubernur Jawa Timur maupun Pj. Gubernur Bali menyampaikan akan terus melakukan pemantauan dan meminta kewaspadaan masyarakat.

    “Kami terus memantau situasi dan memastikan koordinasi dengan BMKG berjalan lancar. Masyarakat diharapkan tetap tenang, namun siaga. Informasi cuaca harus dipantau secara berkala agar langkah mitigasi dapat diambil tepat waktu,” kata Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.

    Juga, berjanji mempersiapkan langkah antisipasi.

    “Kami siap berkoordinasi dengan BMKG dan lembaga terkait untuk memitigasi dampak bencana. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama, dan kami mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan proaktif dalam upaya pencegahan,” kata Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono.

    (dce/dce)

  • Atasi Banjir Ponorogo, Kepala BNPB Sebut Akan Modifikasi Cuaca
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        16 Desember 2024

    Atasi Banjir Ponorogo, Kepala BNPB Sebut Akan Modifikasi Cuaca Surabaya 16 Desember 2024

    Atasi Banjir Ponorogo, Kepala BNPB Sebut Akan Modifikasi Cuaca
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
    BNPB
    ), Letjen TNI Surhayanto mengatakan akan melakukan modifikasi cuaca di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Hal ini dilakukan untuk mengatasi banjir di wilayah tersebut. 
    Hal ini disampaikan Suharyanto saat meninjau pengungsi banjir di Pendopo Pemkab Ponorogo.
    “Supaya hujannya tidak deras, kita melakukan
    operasi modifikasi cuaca
    ,” ujarnya di Pendopo Kabupaten Ponorogo, Senin (16/12/2024).
    Menurutnya, operasi modifikasi cuaca tidak langsung menghentikan hujan. Namun, kata dia, akan mempengaruhi debit hujan yang turun.
    “Hujan itu diharapkan tidak ekstrem yang mengakibatkan banjir,” imbuhnya.
    Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengimbau korban banjir untuk mengungsi di tempat yang lebih aman.
    “Tadi dengan Kang Giri dan wakil Lisdyarita merayu yang rentan dievakuasi. Itu lebih aman, mudah-mudahan masyarakat paham. Insya Allah barang aman tidak apa-apa. Kalau tidak mengungsi, mengancam jiwa,” katanya.
    Dia juga meminta agar warga yang bertahan di rumah untuk diungsikan agar tidak ada korban jiwa. Ia memastikan bahwa kebutuhan makan para pengungsi harus terpenuhi.
    “Bantuan dari masyarakat, dari pemerintah pusat dan provinsi juga cukup banyak, dapur umum juga dibangun,” ucapnya.
    Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengatakan banjir merendam tujuh kecamatan di Ponorogo. Di antaranya, Kecamatan Sawoo, Kecamatan Sambit, Kecamatan Jetis, Kecamatan Ponorogo Kota, Kecamatan Siman, Kecamatan Balong, dan Kecamatan Mlarak.
    “Bencana tidak diduga-duga, beberapa jam sebelum itu sudah merasa. Tanggul jebol di Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, kemudian airnya lari ke Desa Maguwan, Kecamatan Sambit, lari ke kali (sungai) Keyang, Desa Josari, Jetis, Mojorejo, dan Turi,” ujarnya.
    Sugiri mengatakan saat ini prioritas utama adalah menyelamatkan warga yang tempat tinggalnya yang paling parah terdampak banjir. 
    “Yang tergenang dan tinggi banget, air setinggi 50 centimeter sampai 150 centimeter. Konsentrasi menyelamatkan warga dulu,” pungkasnya.
    Sebelumnya, hujan yang turun dari Hari Minggu (15/12) sore hingga pagi membuat tanggul di Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, jebol sehingga tujuh kecamatan terendam banjir.
    Dua warga dilaporkan tewas terseret arus banjir. Banjir juga memutus jalur yang menghubungkan ke Kabupaten Pacitan dan ke Kabupaten Trenggalek karena jalur penghubung terendam banjir.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Wilayah Rawan Banjir di Jawa Timur Sepanjang Desember 2024

    6 Wilayah Rawan Banjir di Jawa Timur Sepanjang Desember 2024

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyampaikan data potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Timur dan Bali.

    Dalam kunjungannya ke kantor Gubernur Jawa Timur dan Bali Dwikorita memberikan data terkait fenomena cuaca yang dipengaruhi oleh La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.

    “Kondisi global ini meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Bali. Meski fenomena ini diprediksi netral pada awal 2025, masyarakat tetap harus waspada terhadap ancaman banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi,” ujar Dwikorita dilansir dari laman resmi BMKG.

    BMKG mencatat bahwa intensitas curah hujan tinggi di Jawa Timur pada Desember 2024 akan mencapai peluang curah hujan menengah (51-150 mm) lebih dari 70%, sementara curah hujan tinggi (151-300 mm) lebih dari 60%.

    Wilayah yang diprediksi rawan banjir meliputi:

    � Blitar: Kecamatan Gandusari, Nglegok

    � Gresik: Kecamatan Sangkapura, Tambak

    � Jember: Kecamatan Bangsalsari, Panti, Sumberbaru, Tanggul

    � Malang: Kecamatan Ngantang

    � Pacitan: Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Pringkuku

    � Probolinggo: Kecamatan Krucil, Tiris

    Selain itu, gelombang tinggi 1,25-2,5 meter diperkirakan terjadi di perairan selatan Jawa Timur, mencakup Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, dan Banyuwangi.

    Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah mempersiapkan langkah antisipasi. “Kami siap berkoordinasi dengan BMKG dan lembaga terkait untuk memitigasi dampak bencana. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama, dan kami mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan proaktif dalam upaya pencegahan,” katanya.

  • Jatim Menerima Lima Penghargaan Anugerah DEN 2024

    Jatim Menerima Lima Penghargaan Anugerah DEN 2024

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jatim melalui Dinas ESDM berhasil meraih lima penghargaan dari Dewan Energi Nasional (DEN) Republik Indonesia dalam acara Anugerah DEN Tahun 2024.

    Kepala Dinas ESDM Jatim, Aris Mukiyono, yang mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, menerima penghargaan tersebut secara langsung. Aris menyatakan bahwa penghargaan ini mencerminkan komitmen ESDM Jatim di bidang energi, termasuk energi baru terbarukan.

    “Alhamdulillah, Jawa Timur mendapatkan 5 penghargaan. Penghargaan ini menunjukkan komitmen Jatim dalam sektor energi,” ungkap Aris didampingi oleh Kabid EBT Dinas ESDM Jatim, Rendy Herdijanto, pada Jumat (13/12/2024).

    Dalam acara ini, penghargaan yang diraih Jatim meliputi Juara I untuk kategori ‘Daerah yang Melakukan Implementasi Kebijakan dan Regulasi Turunan PERDA RUED Provinsi’.

    Selanjutnya, Juara I kategori ‘Pemerintah Daerah yang Paling Aktif dalam Melakukan Inisiatif Manajemen/Konservasi Energi’. Kemudian, Juara II untuk kategori ‘Daerah yang Berhasil Mendorong Transisi Energi dan Mengoptimalkan serta Memanfaatkan Potensi Energi Baru dan Terbarukan’.

    Juga, Juara II dalam kategori ‘Daerah yang Memiliki Inovasi Terbaik dalam Pengembangan Energi Terbarukan dan Aktif dalam Mengkampanyekan Energi Bersih’. Terakhir, Juara III untuk kategori ‘Daerah yang Paling Baik dalam Pengelolaan Data Energi’.

    Aris menegaskan bahwa ESDM akan terus berkomitmen untuk mengimplementasikan Perda RUED agar sejalan dengan RUEN. Sementara itu, Kabid EBT Rendy menambahkan bahwa pihaknya telah menerapkan Perda RUED Jatim dengan menerbitkan 7 Peraturan Daerah terkait kebijakan energi. Hal ini menjadi salah satu alasan DEN memberikan lima penghargaan kepada Jatim.

    “Saat ini, Pemprov Jatim adalah satu-satunya Pemerintah Provinsi yang melakukan revisi terhadap RUED P-Provinsi Jatim sesuai dengan yang tertuang dalam Perda RUED Nomor 3 tahun 2024 tentang Perubahan Atas Perda 6 Tahun 2019 mengenai Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2050,” jelas Rendy.

    “Kami juga berkomitmen untuk melakukan kegiatan konservasi energi. Salah satu pencapaian dalam kegiatan konservasi adalah Provinsi Jawa Timur sebagai Pemenang dalam Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) Kementerian ESDM Tahun 2024 untuk kategori Gedung Baru. Selain itu, kegiatan konservasi energi lainnya termasuk pemasangan PLTS Atap di beberapa Gedung Instansi Pemerintah, Swasta, Pondok Pesantren, Sekolah, UMKM, Rumah Sakit, Lembaga, dan Pertanian untuk menghasilkan efisiensi energi,” tambahnya.

    Jatim, menurut Rendy, juga berkomitmen untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan potensi EBT sebesar 188.410 MW, dengan total pemanfaatan EBT (pembangkit dan non-pembangkit) di Jawa Timur dari Tahun 2023 hingga Semester I tahun 2024 sebesar 2.209,55 MW.

    Selain itu, penggunaan kendaraan listrik terus meningkat dengan jumlah 16.981 unit, serta Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebanyak 119 unit yang dibangun oleh PT. PLN dan pihak swasta.

    “Jatim juga terus mendorong akselerasi pengembangan dan pemanfaatan EBT dengan melakukan inovasi, antara lain Pembangunan Instalasi Gas Rawa sebagai pengganti LPG, Pemasangan PLTS Atap di 87 Pondok Pesantren, Pelabuhan, Pertanian, Pemanfaatan Refused Derived Fuel (RDF) untuk bahan bakar cofiring di PLTU, Pemanfaatan Bioetanol 5 persen (E5), Pembangunan PLTS Atap di UMKM, dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Benowo Kota Surabaya, serta Kendaraan Hidrogen yang diciptakan oleh Mahasiswa ITS bekerja sama dengan PT PLN Jawa Timur,” paparnya.

    “ESDM Jatim saat ini telah memiliki database energi untuk memudahkan penyediaan data dan informasi energi terkini yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam kebijakan road map pengelolaan energi daerah di Jawa Timur. Database tersebut perlu terus diperbarui seiring perkembangan data,” lanjutnya.

    “Harapan Pemerintah Provinsi adalah adanya sinergi kolaborasi dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, Swasta, dan Masyarakat dalam pengembangan EBT di Jawa Timur untuk mencapai target bauran energi terbarukan Jawa Timur dan kontribusi terhadap target nasional Net Zero Emission pada tahun 2060, serta mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi Provinsi Jawa Timur,” tutupnya. [tok/beq]

  • My Retribusi dan Siksda Pemkab Sidoarjo Raih Penghargaan Inotek Award

    My Retribusi dan Siksda Pemkab Sidoarjo Raih Penghargaan Inotek Award

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Dua inovasi Pemkab Sidoarjo berhasil meraih penghargaan di ajang Inotek Award Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

    Inovasi My Retribusi yang merupakan Executive Dashboard Monitoring Retribusi Daerah dinobatkan sebagai inovasi Terinovatif Top 3 dalam kategori inovasi teknologi berbasis website/mobile apps. Dan inovasi Siksda (Sistem Informasi Keuangan Sidoarjo) sebagai Top 10 kategori inovasi daerah.

    Penghargaan ini diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati dan Kepala Bappeda Sidoarjo Heri Soesanto di Mercure Grand Mirama Surabaya, Rabu (11/12/2024).

    Fenny menyampaikan bahwa Sidoarjo berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui berbagai inovasi. Penghargaan demi penghargaan yang diterima Kabupaten Sidoarjo ini tidak lain adalah bentuk komitmen Sidoarjo menyelenggarakan good government. “Kami ingin masyarakat Sidoarjo mendapatkan pelayanan yang semakin mudah, cepat, dan transparan,” ucapnya.

    Inovasi yang ada juga telah mendapat pengakuan secara nasional sebagai Kabupaten Terinovatif pada ajang IGA (Indonesia Goverment Award) tiga kali berturut-turut. “Ini semakin menguatkan komitmen kami untuk memberikan yang terbaik,” imbuhnya.

    Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur, Andriyanto, mengungkapkan bahwa Jawa Timur saat ini telah dinobatkan sebagai provinsi terinovatif di Indonesia dalam ajang Innovative Government Awards (IGA) 2024. Selain itu, Jawa Timur juga memiliki indeks riset tertinggi di Pulau Jawa.

    “Inotek Award ini bertujuan untuk merangsang pemerintah daerah agar terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan publik. Tahun ini, kami memberikan penghargaan pada berbagai kategori untuk mendorong tumbuhnya ekosistem inovasi yang lebih kuat,” kata Andriyanto.

    Tercatat, sebanyak 29 perangkat daerah di Jawa Timur dinyatakan inovatif pada ajang ini. Ada 5 kategori dan masing-masing memiliki 10 besar inovasi. Sebanyak 397 inovasi dikirimkan dari 34 kabupaten/kota. Inovasi yang diajukan pun sangat beragam, mulai dari teknologi berbasis website, sosial budaya, hingga kependudukan.

    Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menekankan pentingnya inovasi yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. “Inovasi yang baik adalah inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Ukuran keberhasilannya adalah sejauh mana inovasi tersebut dapat memberikan solusi atas permasalahan yang ada dan berkelanjutan,” tegas Adhy.

    Beliau juga berharap inovasi-inovasi yang lahir dari Jawa Timur dapat direplikasi oleh daerah lain. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang semakin inovatif dan kompetitif. (isa/kun)