Tag: Ade Ary Syam

  • 26 Perwira Dimutasi ke Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ini Nama-namanya

    26 Perwira Dimutasi ke Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ini Nama-namanya

    loading…

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menunjuk 26 perwira menengah untuk bertugas di Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menunjuk 26 perwira menengah (pamen) untuk bertugas di Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Mereka merupakan bagian dari 992 perwira yang masuk dalam daftar mutasi pada awal Januari 2025.

    Mutasi para perwira tersebut tertuang dalam tiga Surat Telegram Nomor ST/9/I/KEP./2025, ST/10/I/KEP./2025, ST/11/I/KEP./2025 tertanggal 10 Januari 2025.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. Dia mengatakan, rotasi bagian dari penyegaran organisasi. “Benar, rotasi dalam rangka tour of duty dan penyegaran organisasi untuk melayani serta melindungi masyarakat,” katanya dikutip Selasa (14/1/2025).

    Berikut ini nama-nama perwira yang bakal menduduki jabatan baru di Ditreskrimsus Polda Metro Jaya:

    1. Kompol Anak Agung Putra Dwipayana, dari Kanit Reskrim Polsek Penjaringan dimutasi menjadi Kanit I Bagwassidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya

    2. Kompol Muhamad Iridenta Tania, dari Kanit 3 Subdit 4 Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dimutasi menjadi Analis Kebijakan Pertama Ditreskrimsus Polda Metro Jaya

    3. Kompol Andhika Aris Prasetya Kage, dari Kanit 1 Subdit 3 Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dimutasi menjadi Analis Kebijakan Pertama Ditreskrimsus Polda Metro Jaya

    4. Kompol Rudi Priyosantoso, dari Kanit 4 Subdit 2 Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dimutasi menjadi Analis Kebijakan Pertama Ditreskrimsus Polda Metro Jaya

    5. Kompol Erwin Satrio Wilogo, dari Pama Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dimutasi menjadi Analis Kebijakan Pertama Ditreskrimsus Polda Metro Jaya

  • Wanita Tinggal di Rumah Krediturnya karena Jadi Jaminan Utang Rp140 Juta, Ini Kronologinya

    Wanita Tinggal di Rumah Krediturnya karena Jadi Jaminan Utang Rp140 Juta, Ini Kronologinya

    TRIBUNJATENG.COM, DEPOK – Seorang wanita tinggal di rumah krediturnya di daerah Ratujaya, Cipayung, Kota Depok, setelah dijadikan jaminan atas utang sebesar Rp 140 juta.

    Wanita tersebut berinisial N dan krediturnya berinisial R.

    AN dan R memiliki hubungan pertemanan.

    Untuk itu AN bisa meminjam uang kepada R sebesar Rp 140 juta.

    AN menyerahkan sertifikat rumah sebagai jaminan utang.

    Dari total itu, AN baru membayar utangnya sebesar Rp 40 juta.

    Namun, R ternyata menemukan fakta bahwa sertifikat rumah yang diserahkan AN itu palsu.

    Hal itu yang membuat R menjemput paksa AN di rumahnya daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Betul, alasan R jemput paksa itu karena dia juga baru tahu sertifikat rumahnya palsu,” ucap Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Hendra kepada wartawan, Senin (13/1/2025).

    R menjemput korban lalu meminta untuk tinggal bersama dengan orangtuanya di daerah Ratujaya, Cipayung, Kota Depok, pada Selasa (17/12/2024) hingga utangnya lunas.

    Selama tingggal di rumah R, AN disebut masih bisa hidup dengan normal.

    Bahkan, AN pernah menjual ponselnya untuk membantu pengeluaran uang makan dan kebutuhan sehari-hari di rumah R.

    “Bisa jual HP juga kan dia, jual HP ini kegunaannya untuk makan, biar bisa nambah-nambahin uang makan ini,” tutur Hendra.

    AN juga masih berkomunikasi dengan suaminya yang berinisial HG dan masih diperbolehkan untuk mampir.

    “Di rumah tersebut tidak ada penyekapan, korban bisa keluar (rumah), bisa berkomunikasi, dan suaminya pun boleh datang ke rumah terlapor,” ujar Hendra.

    Namun, tiga minggu setelahnya, HG mendapat kabar tentang istrinya yang sakit karena minum cairan sabun pel.

    “Sementara karena mungkin stres, korban sempat minum sabun cairan sabun (pel) ya. Kemudian sekarang masih dirawat di Rumah Sakit Brimob,” jelas Hendra.

    Hal itu yang kemudian membuat HG membuat laporan polisi ke Polres Depok untuk minta bantuan untuk menjemput istrinya pada Sabtu (11/1/2025).

    Saat ini, AN masih dalam perawatan dan belum bisa dimintai keterangan. Sementara itu, polisi telah memeriksa tiga saksi termasuk R yang masih berstatus terlapor.

    Sebelumnya, AN menjadi korban penyekapan oleh pria berinisial R di Ratujaya, Cipayung, Depok, Selasa (17/12/2024), karena masalah utang sebesar Rp 140 juta.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam mengatakan, AN telah berupaya mencicil utangnya kepada R sebesar Rp 40 juta. Namun, karena masih kurang Rp 100 juta, AN dijemput paksa oleh R dan kawannya.

    Suami AN, HG, kemudian mencari keberadaan istrinya pada hari yang sama usai mengetahui soal penyekapan.

    HG menghubungi AN untuk memberikannya lokasi tempat dia disekap. Kemudian, HG menghubungi R melalui telepon, tetapi tidak kunjung mendapatkan titik temu terkait pembebasan istrinya.

    “Pada tanggal 22 Desember 2024, HG mencoba datang ke rumah R yang sudah diberikan oleh AN (lokasinya). Akan tetapi, R tidak mengizinkan AN pulang sehingga HG memaksa. Akan tetapi, R tetap menghalangi dan mengancam HG,” kata Ade. (*)

     

  • Aktor Sandy Permana Diduga Dibunuh Tetangga, Sempat Sebut Nama Pelaku saat Ditemukan Bersimbah Darah

    Aktor Sandy Permana Diduga Dibunuh Tetangga, Sempat Sebut Nama Pelaku saat Ditemukan Bersimbah Darah

    TRIBUNJATENG.COM – Aktor Sandy Permana meninggal dunia.

    Sandy diduga dibunuh tetangga sendiri.

    Dia ditemukan warga dalam kondisi bersimbah darah di dekat rumahnya di Jalan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (12/1/2025) sekitar pukul 07.00 WIB.

    Pada saat itu, warga melihat beberapa luka di tubuh korban saat melakukan pertolongan. Dari luka tersebut, warga yang menolong menduga itu bekas tusukan.

    Korban kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan lebih lanjut. Namun, nyawa aktor berusia 45 tahun ini tidak dapat diselamatkan.

    “Kemudian korban dibawa ke rumah sakit namun tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dikutip dari Antara, Senin (13/1/2025).

    “Selanjutnya, korban dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk diautopsi,” tambah eks Kapolres Metro Jakarta Selatan tersebut.

    Berikut lima fakta Sandy Permana meninggal usai diduga dibunuh tetangga sendiri.

    1. Sandy Permana sempat cekcok dengan tetangga

    Awal tetangga diduga menjadi pelaku pembunuhan bermula dari keterangan Sudarmadji selaku ketua RT di wilayah tempat tinggal korban.

    Ia mengatakan, korban sempat terlibat konflik dengan salah satu tetangga ketika warga menggelar rapat pada Oktober 2024.

    Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat antara korban dengan tetangga.

    Korban yang merasa tidak terima dengan ucapan terduga pelaku kemudian berniat melayangkan somasi.

    Meski begitu, rencana tersebut tidak jadi dilakukan karena masalah di antara keduanya dianggap sudah rampung.

    “Masalah dianggap selesai saat itu,” ujar Sumardji dikutip dari Tribun Bekasi, Senin (13/1/2025).

    Meski begitu, Sudarmadji menduga, pelaku masih menyimpan dendam kepada korban hingga terjadilah peristiwa penusukan di Jalan Cibarusah.

    2. Terduga pelaku pembunuhan Sandy Permana kabur

    Istri Sandy Permana, Ade Andriani mengatakan, tetangga yang diduga menjadi pelaku pembunuhan langsung kabur setelah menghabisi nyawa korban.

    Senada dengan Sudarmadji, Ade juga menduga bahwa motif pelaku melakukan pembunuhan karena cekcok pada Oktober 2024.

    Pada saat itu, Sandy berselisih paham dengan terduga pelaku perihal minuman keras (miras).

    “Iya betul dia (terduga pelaku) ikut, cekcok waktu dia rapat itu, masalah apa gitu, masalah minuman (keras). Dia (terduga) nyolot, ngomong apa, teriak, suami saya dengar (terus dijawab) ‘kenapa katanya?’ mungkin dari situ beliau ada ketidaksukaan sama suami saya,” kata Ade dikutip dari Kompas.com, Senin (13/1/2025).

    Menurut Ade, terduga pelaku memiliki kepribadian yang tertutup dan tidak berbaur dengan warga lainnya.

    “Kalau itu kami serahkan ke polisi, semoga cepat ya ketangkapnya biar diadili seadil adilnya ya. Karena nyawa suami saya sudah hilang, anak anak saya sudah kehilangan ayahnya,” tutur Ade.

    3. Sandy Permana sempat sebut nama terduga pelaku

    Berdasarkan keterangan Ade, korban masih sadar ketika ditemukan dalam kondisi berlumuran darah.

    Sandy kemudian menyebutkan nama tetangga yang menjadi terduga pelaku kepada temannya.

    Terduga pelaku sering dipanggil Limbad oleh warga di sekitar rumahnya karena perawakannya yang mirip dengan pesulap Salim Babad alias Limbad.

    Namun, Ade tidak mengetahui ke mana perginya terduga pelaku setelah menghabisi nyawa korban.

    “Suami saya sudah berlumur darah, suami saya sempat jalan minta pertolongan warga gang sebelah, kan ada perawat dia minta tolong,” jelas Ade.

    “Karena dia enggak ke temannya, temannya nanya kenapa. Dia sebutin nama (terduga) pelaku terus, saat berdarah dia sebut nama (terduga) pelaku terus,” tambahnya.

    4. Sandy Permana bertemu seseorang di danau sebelum meninggal

    Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, Sandy sempat bertemu seseorang di sebuah danau sebelum ditemukan dengan sejumlah luka tusuk.

    Korban pergi ke danau menggunakan motor listrik pada Minggu (12/1/2025) sekitar pukul 07.00 WIB.

    Namun, polisi belum mengetahui siapa sosok yang ditemui korban maupun isi pembicaraan di danau.

    “Kemudian sekitar pukul 07.30 WIB, korban ke rumah saksi dua dengan keadaan berlumuran darah. Tidak lama, korban pingsan,” ungkap Ade Ary dikutip dari Kompas.com, Senin (13/1/2025).

    Lebih lanjut, Ade Ary menjelaskan, Sandy sempat berduel dengan orang yang ia temui di danau.

    Informasi tersebut diperoleh polisi dari saksi yang berada di tempat kejadian perkara.

    Saksi mengatakan, korban bertarung dengan seorang laki-laki lalu dianiaya menggunakan senjata tajam.

    “Berdasarkan fakta yang ditemukan, diduga ada saksi yang melihat ada seorang laki-laki yang sedang berkelahi dengan korban,” kata Ade Ary dikutip dari Kompas.com, Senin (13/1/2025).

    5. Terduga pelaku pernah bekerja sebagai kru sinetron Tukang Bubur Naik Haji 

    Dilansir dari Kompas.com, Senin (13/1/2025), Ade menuturkan, terduga pelaku pernah bekerja sebagai kru sinetron Tukang Bubur Naik Haji.

    Namun, ia tidak mengetahui secara persis berapa lama terduga pelaku bekerja sebagai kru.

    Ade hanya mengetahui bahwa terduga pelaku tidak lagi memiliki pekerjaan tetap dan banyak berdiam di rumah.

    Selain itu, korban dan terduga pelaku juga memiliki hubungan yang cukup dekat karena pernah bekerja di dunia hiburan.

    “Sudah mungkin dia pernah satu kerjaan sama suami saya.

    Mungkin dulunya (terduga pelaku pernah jadi kru di) Mak Lampir.

    Mungkin kalau enggak salah sih dia di kru Mak Lampir juga dulunya,” ungkap Ade. (*)

     

  • Top 5 News: Rumah Polisi Meledak hingga KPK Periksa Hasto Kristiyanto Lagi

    Top 5 News: Rumah Polisi Meledak hingga KPK Periksa Hasto Kristiyanto Lagi

    Jakarta, Beritasatu.com – Rumah Polisi Meledak di Mojokerto dan Polda Jateng bongkar makam Darso menjadi berita terpopuler atau top 5 news sepanjang Senin (13/1/2025).

    Berita lainnya yang tidak kalah menarik, yaitu empat saksi diperiksa terkait kasus penusukan aktor Sandy Permana hingga Hasto Kristiyanto kembali diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Berikut lima berita terpopuler atau top 5 news di Beritasatu.com yang dirangkum pada Selasa (14/1/2025).

    1. Rumah Polisi Meledak di Mojokerto, Diduga dar Tabung Elpiji

    Polres Mojokerto membenarkan dua tewas dalam peristiwa ledakan rumah polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Senin (13/1/2025). Ledakan diduga berasal dari tabung elpiji.

    Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto menjelaskan, rumah yang menjadi pusat ledakan tersebut diketahui kosong saat kejadian. 

    2. Polda Jateng Bongkar Makam Darso, Warga Semarang yang Tewas Dianiaya Polisi

    Penyidik Polda Jawa Tengah melakukan ekshumasi dengan membongkar makam Darso (43) warga Semarang yang tewas dianiaya polisi dari Satlantas Polresta Yogyakarta. Jenazah Darso akan diautopsi untuk kebutuhan penyidikan.

    Makam Darso ada dii TPU Sekrakal, Desa Gilisari, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang dibongkar polisi, Senin (13/1/2025). 

    3. 4 Saksi, Termasuk Diperiksa Terkait Kasus Penusukan Aktor Sandy Permana

    Top 5 news berikutnya, sebanyak empat saksi diperiksa terkait kasus penusukan yang menewaskan pemeran Arya Soma dalam sinetron Misteri Gunung Merapi 3, aktor Sandy Permana. Salah satu saksi merupakan istri Sandy.

    Selain istri Sandy, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyampaikan, saksi lain yang diperiksa adalah tetangga yang mengetahui duel Sandy sebelum tewas.

    4. Profil Fifi Aleyda Yahya, Mantan Jurnalis Televisi Kini Jadi Dirjen Komdigi

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid resmi melantik para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada Senin (13/1/2025). Salah satu pejabat yang menarik perhatian, yakni mantan jurnalis televisi Fifi Aleyda Yahya.

    Fifi Aleyda Yahya mengemban tanggung jawab sebagai Direktur Jendral Komunikasi Publik dan Media di Menkomdigi. Lantas, sebenarnya siapa sebenarnya sosok Fifi ini? Berikut profil dan perjalanan kariernya yang dilansir dari P2k Stekom, Senin (13/1/2025).

    5. Hasto Kristiyanto Kembali Diperiksa KPK Kasus Harun Masiku

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto kembali diperiksa KPK sebagai tersangka dalam kasus Harun Masiku pada Senin (13/1/2025).

    Hasto ditetapkan sebagai tersangka karena diduga terlibat dalam upaya perintangan penyidikan kasus suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024. 

    Demikian top 5 news Beritasatu.com yang menarik perhatian pembaca. Namun, terdapat update berita lainnya yang tak kalah menarik, informatif, serta menghibur yang bisa pembaca simak lebih lanjut.

  • Kesaksian Warga Lihat Duel Maut Aktor ‘Mak Lampir’ Vs Tetangga

    Kesaksian Warga Lihat Duel Maut Aktor ‘Mak Lampir’ Vs Tetangga

    GELORA.CO – Artis Sandy Permana tewas dibunuh usai ditikam seseorang di pinggir Jalan Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Terungkap bahwa ada seorang saksi melihat Sandy sempat duel dengan terduga pelaku.

    Namun, hingga kini polisi belum bisa mengungkap siapa terduga pelaku tersebut. Polisi menduga Sandy dibunuh oleh tetangganya sendiri.

    “Berdasarkan fakta yang ditemukan, diduga ada saksi yang melihat ada seorang laki-laki yang sedang berkelahi dengan korban,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Senin (13/1/2025).

    Sandy pertama kali ditemukan pada Minggu (12/1) pagi, pukul 07.00 WIB. Penemuan jasad diwarnai histeris para tetangga.

    Polisi menemukan luka tusuk di leher hingga dada Sandy. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

    Polisi Duga Pelaku Tetangga Sendiri

    Polisi masih menyelidiki sosok pembunuh Sandy Permana. Terduga pelaku diduga merupakan tetangga korban sendiri.

    “Iya warga sekitar. Dugaannya begitu (pelaku tetangga korban),” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Onkoseno Grandiarso Sukahar kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (13/1).

    Saat ini pelaku tersebut dalam pencarian polisi. Penyidik masih melakukan serangkaian pendalaman.

    “Sekarang sedang kita lakukan pencarian, (terduga pelaku) satu orang,” ujarnya.

    “(Korban ditemukan) di pinggir jalan. Masih seputaran perumahan Korban. Tetangganya ada yang teriak minta tolong pada saat melihat korban berdarah-darah,” imbuhnya.

    4 Orang Diperiksa

    Polisi masih mendalami kasus penusukan artis Sandy Permana ‘Mak Lampir’ hingga tewas bersimbah darah di jalanan Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Sejauh ini empat orang saksi sudah dimintai keterangan, termasuk istri tetangga korban.

    “Melakukan pemeriksaan setidaknya ada empat saksi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Senin (13/1/2025).

    Ade Ary merinci, beberapa saksi tersebut antara lain seorang warga yang melihat Sandy berduel dengan sosok terduga pelaku. Selain itu, istri terduga pelaku pun sudah diperiksa. Saksi lain yang diperiksa adalah sekuriti setempat.

    “Seorang ibu yang melihat korban, itu ada satu saksi, diduga sedang berkelahi kemudian yang sedang berkelahi dengan korban itu memelotot dan akhirnya pergi. Saksi kedua itu adalah istri dari orang yang berkelahi dengan korban. Kemudian, seorang sekuriti juga diambil keterangan, dan terakhir ada tetangganya korban yang melihat adanya keributan antara korban dengan seorang laki-laki,” jelasnya.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, ada sejumlah luka pada tubuh Sandy Permana. Saat ini pihak kepolisian masih melakukan serangkaian pendalaman.

    “Terdapat perlukaan di bagian kepala bagian kiri 3 cm lebar 1 cm, kemudian perlukaan di leher kiri belakang telinga panjangnya 4 cm, kemudian goresan sepanjang 3 cm dan adanya luka di pipi kiri dan juga luka robek di perut kiri,” ujarnya.

  • 5
                    
                        Kronologi Wanita Tinggal di Rumah Krediturnya karena Jadi Jaminan Utang Rp 140 Juta
                        Megapolitan

    5 Kronologi Wanita Tinggal di Rumah Krediturnya karena Jadi Jaminan Utang Rp 140 Juta Megapolitan

    Kronologi Wanita Tinggal di Rumah Krediturnya karena Jadi Jaminan Utang Rp 140 Juta
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Wanita berinisial AN tinggal di rumah krediturnya yang berinisial R di daerah Ratujaya, Cipayung, Kota Depok, usai dijadikan jaminan atas utang sebesar Rp 140 juta.
    AN dan R memiliki hubungan pertemanan. Untuk itu AN bisa meminjam uang kepada R sebesar Rp 140 juta.
    AN menyerahkan sertifikat rumah sebagai jaminan utang. Dari total itu, AN baru membayar utangnya sebesar Rp 40 juta.
    Namun, R ternyata menemukan fakta bahwa sertifikat rumah yang diserahkan AN itu palsu. Hal itu yang membuat R menjemput paksa AN di rumahnya daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara.
    “Betul, alasan R jemput paksa itu karena dia juga baru tahu sertifikat rumahnya palsu,” ucap Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Hendra kepada wartawan, Senin (13/1/2025).
    R menjemput korban lalu meminta untuk tinggal bersama dengan orangtuanya di daerah Ratujaya, Cipayung, Kota Depok, pada Selasa (17/12/2024) hingga utangnya lunas.
    Selama tingggal di rumah R, AN disebut masih bisa hidup dengan normal.
    Bahkan, AN pernah menjual ponselnya untuk membantu pengeluaran uang makan dan kebutuhan sehari-hari di rumah R.
    “Bisa jual HP juga kan dia, jual HP ini kegunaannya untuk makan, biar bisa nambah-nambahin uang makan ini,” tutur Hendra.
    AN juga masih berkomunikasi dengan suaminya yang berinisial HG dan masih diperbolehkan untuk mampir.
    “Di rumah tersebut tidak ada penyekapan, korban bisa keluar (rumah), bisa berkomunikasi, dan suaminya pun boleh datang ke rumah terlapor,” ujar Hendra.
    Namun, tiga minggu setelahnya, HG mendapat kabar tentang istrinya yang sakit karena minum cairan sabun pel.
    “Sementara karena mungkin stres, korban sempat minum sabun cairan sabun (pel) ya. Kemudian sekarang masih dirawat di Rumah Sakit Brimob,” jelas Hendra.
    Hal itu yang kemudian membuat HG membuat laporan polisi ke Polres Depok untuk minta bantuan untuk menjemput istrinya pada Sabtu (11/1/2025).
    Saat ini, AN masih dalam perawatan dan belum bisa dimintai keterangan. Sementara itu, polisi telah memeriksa tiga saksi termasuk R yang masih berstatus terlapor.
    Sebelumnya, AN menjadi korban penyekapan oleh pria berinisial R di Ratujaya, Cipayung, Depok, Selasa (17/12/2024), karena masalah utang sebesar Rp 140 juta.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam mengatakan, AN telah berupaya mencicil utangnya kepada R sebesar Rp 40 juta. Namun, karena masih kurang Rp 100 juta, AN dijemput paksa oleh R dan kawannya.
    Suami AN, HG, kemudian mencari keberadaan istrinya pada hari yang sama usai mengetahui soal penyekapan.
    HG menghubungi AN untuk memberikannya lokasi tempat dia disekap. Kemudian, HG menghubungi R melalui telepon, tetapi tidak kunjung mendapatkan titik temu terkait pembebasan istrinya.
    “Pada tanggal 22 Desember 2024, HG mencoba datang ke rumah R yang sudah diberikan oleh AN (lokasinya). Akan tetapi, R tidak mengizinkan AN pulang sehingga HG memaksa. Akan tetapi, R tetap menghalangi dan mengancam HG,” kata Ade.
    Menyakiti diri sendiri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
    Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
    Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

    Panduan Mencari Layanan Profesional Kesehatan Jiwa


    /.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sandy Permana bertemu seseorang di danau sebelum tewas

    Sandy Permana bertemu seseorang di danau sebelum tewas

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi. ANTARA/Ilham Kausar

    Polisi: Sandy Permana bertemu seseorang di danau sebelum tewas
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 13 Januari 2025 – 13:35 WIB

    Elshinta.com – Polda Metro Jaya menjelaskan Sandy Permana (46) bertemu dengan seseorang di sebuah danau kawasan Perum Cibarusah Jaya pada Minggu (12/1) sebelum ditemukan tewas oleh warga.

    “Sekitar pukul 07.00 WIB korban mengendarai motor listrik menuju danau untuk menemui seseorang,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polis Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Ade Ary menambahkan usai pergi ke danau sekitar pukul 07.30 WIB, korban ke rumah saksi berinisial FM dengan keadaan berlumuran darah dan tidak lama korban pingsan di depan rumah saksi FM.

    “Kemudian korban dibawa ke rumah sakit namun tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia, selanjutnya korban dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk diautopsi, ” ucapnya.

    Sebelumnya pemeran Arya Soma dalam sinetron Mak Lampir ditemukan warga telah bersimbah darah di wilayah Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (12/1). Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menjelaskan korban yang  sekarat ditemukan oleh tetangganya.

    “Kemudian dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong. Dan ketika kita lakukan pengecekan, pada korban memang ada beberapa luka tusuk,” kata Onkoseno di Jakarta.

    Sementara itu Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur mengungkapkan temuan adanya kekerasan benda tajam dan tumpul usai melakukan autopsi jenazah aktor Sandy Permana yang pernah berperan sebagai Arya Soma dalam sinetron Mak Lampir.

    “Terdapat kekerasan (benda) tajam dan tumpul pada jenazah,” kata Kepala Bidang Pelayanan Dokter Kepolisian RS Bhayangkara Kombes Pol Hery Wijatmoko saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Hery menyebut, jenazah sudah selesai dilakukan pemeriksaan dan langsung dibawa pulang oleh keluarga.

    “Iya sudah dilakukan pemeriksaan (autopsi) pada Minggu, masuk sekitar pukul 14.00 WIB lebih dan pukul 21.00 WIB lebih sudah dibawa pulang,” ucap Hery.

    Sumber : Antara

  • 8
                    
                        Misteri Pertemuan di Danau yang Mengawali Kematian Aktor Sandy Permana
                        Megapolitan

    8 Misteri Pertemuan di Danau yang Mengawali Kematian Aktor Sandy Permana Megapolitan

    Misteri Pertemuan di Danau yang Mengawali Kematian Aktor Sandy Permana
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kematian tragis aktor
    Sandy Permana
    , yang dikenal melalui perannya dalam serial
    Mak Lampir
    , menyisakan duka mendalam dan teka-teki besar.
    Pria yang kariernya meroket melalui layar kaca itu ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tusuk di dekat rumahnya di Jalan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, pada Minggu (12/1/2025).
    Pagi itu, Sandy sempat menuju sebuah danau untuk bertemu seseorang. Namun, sekitar pukul 07.30 WIB, ia kembali ke rumah tetangganya lainnya dalam kondisi berlumuran darah.
    “Kemudian sekitar pukul 07.30 WIB, korban ke rumah saksi dua dengan keadaan berlumuran darah. Tidak lama, korban pingsan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Senin (13/1/2025).
    Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, Sandy tidak tertolong. Polisi menemukan luka akibat senjata tajam di beberapa titik tubuh Sandy, termasuk leher, dada, dan perut.
    Tragedi ini diduga bermula dari konflik lama Sandy dengan seorang tetangganya di sekitar permukimannya.
    Ketua RT setempat, Sudarmadji, mengungkapkan, keduanya sempat terlibat cekcok dalam rapat warga pada Oktober 2024.
    “Awalnya hanya saling tuding, cekcok di forum,” ujar Sudarmadji.
    Meski sempat mereda, konflik tersebut tampaknya meninggalkan dendam di hati sang tetangga, yang kini diduga sebagai pelaku.
    “Kita kira masalah sudah selesai,” tambah Sudarmadji.
    Polisi kini telah memeriksa empat saksi yang mengetahui kejadian ini, termasuk seorang ibu yang melihat Sandy berkelahi dengan seseorang di lokasi kejadian.
    “Saksi kedua adalah istri dari orang yang berkelahi dengan korban,” ujar Ade Ary.
    Untuk mendalami kasus ini, rekaman kamera CCTV di sekitar tempat kejadian juga akan diperiksa.
    “Itu akan ditelusuri sekitar tempat kejadian perkara (TKP),” kata Ade Ary.
    Ade Ary mengatakan, hingga kini, identitas seseorang yang bertemu dengan Sandy di danau serta isi pembicaraan mereka masih menjadi misteri.
    “Mohon waktu, tim gabungan akan usut tuntas dan tangkap pelaku,” tutup Ade Ary.
    Fakta ini memperlihatkan bagaimana konflik yang dianggap selesai dapat menyimpan bara yang membahayakan.
    Sosok Sandy Permana kini hanya menjadi kenangan bagi dunia hiburan dan masyarakat yang kehilangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terungkap, Aktor Sandy Permana Sempat Berkelahi Sebelum Tewas

    Terungkap, Aktor Sandy Permana Sempat Berkelahi Sebelum Tewas

    GELORA.CO – Aktor laga Sandy Permana diduga sempat berkelahi dengan seseorang sebelum ditemukan tewas. Saat jasadnya ditemukan, ada beberapa luka tusukan di tubuh korban.

    “Melihat korban itu dengan ada satu saksi diduga sedang berkelahi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Namun Ade Ary belum bisa memastikan siapa sosok yang berkelahi dengan korban tersebut karena masih melakukan penyelidikan. Dia hanya menjelaskan saat ini pihaknya bersama dengan penyidik gabungan Polsek Cibarusah dan Polres Metro Bekasi Kabupaten telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi.

    “Setidaknya ada empat saksi itu antara lain seorang ibu yang melihat korban itu dengan ada satu saksi diduga sedang berkelahi, saksi kedua adalah istri dari orang yang berkelahi dengan korban, ketiga seorang sekuriti, yang terakhir tetangga korban yang melihat adanya keributan antara korban dan seorang laki laki,” katanya.

    Ade Ary juga menambahkan ditemukan sejumlah luka di tubuh korban yaitu luka di bagian kepala kiri sepanjang tiga sentimeter (cm) lebar satu cm, luka di belakang kiri telinga dengan panjang empat cm, goresan kiri panjang tiga cm, luka tusuk di pipi kiri sepanjang dua cm dan luka robek di perut kiri sepanjang 9 cm.

    “Mohon waktu tim gabungan akan usut tuntas dan tangkap pelaku, ” ucapnya.

    Polda Metro Jaya menjelaskan Sandy Permana (46) bertemu dengan seseorang di sebuah danau kawasan Perum Cibarusah Jaya pada Ahad (12/1/2025) sebelum ditemukan tewas oleh warga. “Sekitar pukul 07.00 WIB korban mengendarai motor listrik menuju danau untuk menemui seseorang,” kata Ade Ary, sebelumnya.

    Ade Ary menambahkan usai pergi ke danau sekitar pukul 07.30 WIB, korban ke rumah saksi berinisial FM dengan keadaan berlumuran darah dan tidak lama korban pingsan di depan rumah saksi FM.

    “Kemudian korban dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia, selanjutnya korban dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk diautopsi,” ucapnya.

    Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menjelaskan korban yang sedang sekarat ditemukan oleh tetangganya pada Ahad pagi. “Kemudian dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong. Dan ketika kita lakukan pengecekan, pada korban memang ada beberapa luka tusuk,” kata Onkoseno di Jakarta, Ahad.

    Polisi pun telah melakukan penyisiran kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian. Polisi juga tengah memburu seorang terduga pelaku.

    “Sudah ada yang kita identifikasi. Sekarang sedang kita lakukan pencarian. (Terduga pelaku) Satu orang,” ujar Onkoseno.

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Ahad (12/1/2025) malam rampung mengautopsi jenazah aktor laga Sandy Permana. Hasil autopsi menunjukkan temuan adanya kekerasan benda tajam dan tumpul di jenazah aktor yang pernah berperan sebagai Arya Soma dalam sinetron Mak Lampir.

    “Terdapat kekerasan (benda) tajam dan tumpul pada jenazah,” kata Kepala Bidang Pelayanan Dokter Kepolisian RS Bhayangkara Kombes Pol Hery Wijatmoko saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Hery menyebut, jenazah sudah selesai dilakukan pemeriksaan dan langsung dibawa pulang oleh keluarga. “Iya sudah dilakukan pemeriksaan (autopsi) pada Minggu, masuk sekitar pukul 14.00 WIB lebih dan pukul 21.00 WIB lebih sudah dibawa pulang,” ucap Hery.

  • Polisi Berencana Panggil Pengelola Aplikasi Koin Jagat Tindaklanjuti Kerusakan Fasilitas Umum – Halaman all

    Polisi Berencana Panggil Pengelola Aplikasi Koin Jagat Tindaklanjuti Kerusakan Fasilitas Umum – Halaman all

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Siber.

    Tayang: Senin, 13 Januari 2025 15:38 WIB

    Tribunnews.com/Reynas Abdila

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi di Polda Metro Jaya pada Senin (13/1/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi membuka peluang untuk memanggil pengelola aplikasi Koin Jagat buntut dari rusaknya sejumlah fasilitas umum.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Siber menindaklanjuti kejadian ini.

    Menurutnya sampai saat ini belum ada laporan yang masuk atas kerusakan fasilitas umum.

    “Nanti kami komunikasi dengan rekan-rekan dari Direktorat Siber ya (soal rencana pemanggilan),” ujar Ade di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Fasilitas umum yang rusak diketahui di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta Pusat.

    Namun Ade Ary menyebut belum menerima laporan dari Polres Metro Jakarta Pusat.

    “Sampai dengan detik ini ya, kami cek ke rekan-rekan ke Polres Metro Jakarta Pusat dan Polsek Tanah Abang, belum ada,” ujar dia.

    Polisi pun mengimbau kepada masyarakat yang memainkan aplikasi Koin Jagat agar tak merusak fasilitas umum atau melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.

    Diketahui, aplikasi Koin Jagat sedang ramai digunakan pengguna internet.

    Pengguna aplikadi diajak untuk berburu koin-koin yang disembunyikan di berbagai tempat.

    Fenomena ini tidak berbeda dengan Pokemon Go yang dahulu banyak dimainkan pengguna internet.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini