Tag: Adam Mosseri

  • Saingi Bluesky, Threads Luncurkan Fitur Baru

    Saingi Bluesky, Threads Luncurkan Fitur Baru

    Jakarta

    Belum lama ini Kepala Instagram Adam Mosseri mengumumkan sedang menguji coba beberapa peningkatan pada fitur seperti pencarian dan trend di Threads.

    Kini, fitur-fitur tersebut sudah resmi diluncurkan secara bertahap dalam beberapa minggu ke depan untuk seluruh pengguna secara global.

    Dilansir detikINET dari The Verge, Selasa (3/12/224) pembaruan fitur ini akan memungkinkan pengguna dapat memfilter atau mencari postingan berdasarkan rentang tanggal waktu tertentu dari akun profil tertentu.

    Pencarian yang ada di dalam Threads adalah pencarian kata kunci dasar untuk menemukan topik, postingan, atau akun yang sedang tren dengan opsi pengurutan ‘Teratas’ dan ‘Terbaru’.

    Tampilan fitur pencarian baru di Threads. Foto: Screenshot Threads

    Versi yang diperbarui ini juga telah menambahkan ikon pengaturan ke bilah pencarian yang, ketika diketuk, maka akan muncul opsi ‘Setelah tanggal’, ‘Sebelum tanggal’, dan ‘Dari profil’.

    Pembaruan ini yang dilakukan Threads ini pun menjadi persaingan sengit dengan platform pesaingnya X dan Bluesky, di mana keduanya sudah memiliki fitur pencarian yang bahkan lebih canggih dari yang dimiliki Threads. Tetapi setidaknya ini adalah sebuah permulaan bagi Threads.

    Seiring dengan pertumbuhan pesaingnya, Bluesky, di tengah-tengah banyaknya pengguna yang beralih dari X, Meta seolah tak ingin tertinggal, yang secara tiba-tiba mulai meluncurkan banyak pembaruan yang telah lama diminta pengguna.

    Pembaruan tersebut termasuk umpan feeds khusus, penyesuaian pada algoritma umpan For You untuk memberi bobot postingan dari akun yang pengguna ikuti dengan lebih berat.

    Dan sebuah uji coba yang diumumkan oleh Mark Zuckerberg yang memberikan pilihan kepada beberapa pengguna untuk memilih umpan mengikuti mereka secara default, bukannya umpan yang diurutkan secara algoritmik.

    (jsn/fay)

  • Threads Semakin Praktis, Pengguna Tinggal Geser untuk Pindah Feed – Page 3

    Threads Semakin Praktis, Pengguna Tinggal Geser untuk Pindah Feed – Page 3

    Untuk diketahui, Threads mengalami pertumbuhan yang signifikan sepanjang November, di mana berhasil mengantongi 35 juta pendaftaran (pengguna baru).

    Platform media sosial milik Meta itu mengklaim telah menerima lebih dari satu juta pendaftaran setiap hari selama tiga bulan terakhir.

    Sebelumnya, CEO Instagram Adam Mosseri mengumumkan 15 juta pendaftaran untuk November di pertengahan bulan. Lalu CEO Meta Mark Zuckerberg baru-baru ini memberi tahu para investor bahwa aplikasi tersebut memiliki lebih dari 275 juta pengguna aktif bulanan.

    Sementara aplikasi media sosial pesaingnya, Bluesky, telah berkembang pesat dan mendapatkan banyak liputan pers yang positif. Namun, perlu dicatat bahwa Bluesky baru saja melewati angka 20 juta pengguna.

    Threads mengumpulkan 20 juta pengguna dalam waktu sekitar satu hari setelah diluncurkan, meskipun aplikasi tersebut didukung sepenuhnya oleh Meta, dalam hal ini Facebook dan Instagram.

    Bluesky sendiri merengkuh popularitas dari mulut ke mulut. Menariknya, Threads mulai meniru beberapa fitur yang sudah ada dari Bluesky.

    Platform tersebut baru-baru ini memperkenalkan feed khusus dan kemampuan untuk mengubah feed default bagi orang yang kamu ikuti.

    Mosseri mengakui bahwa mereka telah mulai mengembangkan fitur-fitur tertentu yang sudah dalam pengerjaan.

    Baik Threads dan Bluesky bisa dibilang ingin menjadi X berikutnya. Akan tetapi, X seakan menjadi ‘tempat pembuangan sampah’ yang penuh dengan keluhan, pornbot, dan iklan mengganggu.

  • Instagram Uji Coba Fitur untuk Rombak Konten Rekomendasi

    Instagram Uji Coba Fitur untuk Rombak Konten Rekomendasi

    Jakarta

    Bosan lihat konten di halaman Explore Instagram yang begitu-begitu saja? Jangan khawatir, karena Instagram sedang menguji coba fitur baru yang memungkinkan pengguna me-reset jenis konten yang direkomendasikan.

    Meta, perusahaan induk Instagram mengatakan fitur baru ini akan dirilis secara global dalam waktu dekat. Fitur ini nantinya bisa dipakai untuk mengatur ulang konten rekomendasi algoritma yang tampil di Feeds, Explore, dan Reels.

    Menurut Meta fitur ini memungkinkan pengguna untuk memulai dari awal dan memberikan kesempatan untuk menyegarkan rekomendasi yang diberikan Instagram. Meski begitu, Meta menekankan reset ini tidak akan menghapus data pengguna dari aplikasi Instagram atau mengubah rekomendasi iklan yang ditampilkan.

    Fitur ini akan tersedia untuk semua pengguna Instagram, namun Meta memposisikan fitur ini untuk membantu pengguna berusia remaja untuk menghindari konten rekomendasi yang mungkin berbahaya. Platform berbagi foto ini pernah ditegur Uni Eropa karena konten rekomendasinya dapat membuat remaja ketagihan.

    “Kami ingin memastikan semua orang di Instagram – terutama remaja – memiliki pengalaman yang aman, positif, dan sesuai usia dan merasa bahwa waktu yang mereka habiskan di Instagram itu berharga,” kata Meta dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari The Verge, Rabu (20/11/2024).

    “Kami ingin cara baru bagi remaja untuk membentuk pengalaman Instagram mereka, sehingga dapat terus mencerminkan minat dan gairah seiring perkembangan mereka,” sambungnya.

    Setelah fitur ini diluncurkan, pengguna bisa me-reset rekomendasi hanya dengan beberapa sentuhan. Pengguna cukup membuka menu pengaturan di aplikasi Instagram, pilih menu ‘Suggested content’ atau ‘Preferensi konten’ lalu pilih opsi ‘Reset suggested content’.

    Setelah algoritma rekomendasi di-reset, jenis konten rekomendasi yang ditampilkan akan mulai mengikuti selera dan minat pengguna lagi seiring berjalannya waktu berdasarkan postingan dan akun yang disukai.

    Pengguna yang memilih untuk me-reset rekomendasi juga akan diberikan opsi untuk melihat daftar akun yang diikuti jika ingin berhenti mengikuti akun yang kontennya sudah tidak diminati.

    Head of Instagram Adam Mosseri mengatakan fitur ini sebaiknya tidak terlalu sering digunakan karena hanya dirancang untuk pengguna yang benar-benar ingin memulai dari awal tanpa perlu membuat akun baru.

    “Jadi ini bukan sesuatu yang saya rekomendasikan untuk dilakukan sepanjang waktu – tapi jika kalian benar-benar berada di tempat yang membuat pengalaman kalian merasa tidak nyaman, ini akan memberi kalian jalan keluar,” kata Mosseri dalam video yang diunggah di Instagram.

    (vmp/vmp)

  • Instagram Tiru TikTok, Siapkan Fitur Atur Ulang Algoritma Konten

    Instagram Tiru TikTok, Siapkan Fitur Atur Ulang Algoritma Konten

    Bisnis.com, JAKARTA – Instagram tengah menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk menyetel ulang algoritma rekomendasi konten.

    Melansir dari Techcrunch, Rabu (20/11/2024) fitur ini memungkinkan pengguna untuk memulai dari awal dan mereset ulang algoritma aplikasi terkait jenis konten yang dinikmati, mulai dari halaman jelajah, beranda, maupun tab Reel.

    Fitur ini dirancang untuk pengguna yang merasa rekomendasi konten yang ditampilkan sudah tidak relevan dengan minat mereka. Misalnya, pengguna yang sebelumnya menyukai video resep namun kini sudah tidak tertarik lagi, tetapi konten serupa tetap muncul di halaman mereka. 

    Dengan menyetel ulang rekomendasi, konten yang muncul akan mulai dipersonalisasi ulang sesuai dengan aktivitas terbaru pengguna. 

    Fitur ini mirip dengan opsi yang diluncurkan oleh TikTok tahun lalu untuk mengatur ulang umpan For You. Setelah menyetel ulang, rekomendasi konten akan kembali dipersonalisasi dari waktu ke waktu berdasarkan akun dan kiriman yang diikuti pengguna. 

    Fitur ini bergabung dengan alat-alat lain yang sudah ada, seperti opsi untuk memberi umpan balik dengan memilih “Tertarik” atau “Tidak Tertarik” pada konten yang muncul.

    Fitur reset ini juga memberi pengguna opsi untuk melihat konten di Instagram dengan cara yang lebih segar dan sesuai dengan preferensi terbaru.

    Adam Mosseri salah seorang pimpinan Instagram menjelaskan bahwa fitur ini tidak dimaksudkan untuk digunakan secara terus menerus oleh para pengguna Instagram. 

    “Ini adalah langkah besar, jadi hanya gunakan ketika Anda benar-benar merasa perlu. Instagram Anda akan tampak kurang menarik di awal, karena kami akan memperlakukan Anda seolah-olah tidak tahu apa-apa tentang minat Anda, dan itu akan memerlukan waktu untuk mempelajarinya lagi,” kata Mosseri.

    Mosseri mengatakan, pihaknya masih menunggu waktu yang tepat untuk meluncurkan fitur baru ini secara global.

  • Meta Siap Luncurkan AI Adult Classifer untuk Deteksi Usia Remaja di Instagram – Page 3

    Meta Siap Luncurkan AI Adult Classifer untuk Deteksi Usia Remaja di Instagram – Page 3

    Untuk diketahui, pembaruan untuk Instagram yang baru saja diluncurkan bisa memperbaiki salah satu masalah yang paling membuat frustrasi para kreator.

    Head of Instagram, Adam Mosseri, mengumumkan pembaruan filter baru di Instagram untuk Direct Message (DM) kreator.

    Pengguna Instagram dengan akun khusus kreator kini dapat menyaring permintaan pesan di kotak masuk mereka berdasarkan pengirimnya dengan cara yang mirip dengan label Gmail.

    Kreator masih dapat mengurutkan pesan mereka berdasarkan yang paling “terbaru” diterima dan berdasarkan “jumlah pengikut”, tetapi kini mereka dapat menyaring pesan tertentu.

    Filter baru tersebut mencakup permintaan dan pesan dari akun terverifikasi, bisnis, kreator, dan subscribers. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Minggu (3/11/2024).

    Pembaruan ini juga termasuk cara untuk mengurutkan semua balasan stories kamu di aplikasi Instagram.

    Jika membuka bagian atas kotak masuk, kamu juga dapat mengurutkan dan memfilter balasan stories jika kamu hanya ingin mengaksesnya dengan sangat cepat dan mudah.

    “Sekarang masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan DM bagi kreator dan permintaan lain, tetapi mudah-mudahan ini merupakan satu langkah ke arah yang benar,” kata Mosseri dalam postigan video

  • Instagram Perbaiki Pengalaman Pengguna dengan Hapus Fitur Rug Pull, Apa Itu? – Page 3

    Instagram Perbaiki Pengalaman Pengguna dengan Hapus Fitur Rug Pull, Apa Itu? – Page 3

    Sebelumnya, update untuk Instagram yang baru saja diluncurkan bisa memperbaiki salah satu masalah yang paling membuat frustrasi para kreator.

    Head of Instagram, Adam Mosseri, mengumumkan pembaruan filter baru di Instagram untuk Direct Message (DM) kreator.

    Pengguna Instagram dengan akun khusus kreator kini dapat menyaring permintaan pesan di kotak masuk mereka berdasarkan pengirimnya dengan cara yang mirip dengan label Gmail.

    Kreator masih dapat mengurutkan pesan mereka berdasarkan yang paling “terbaru” diterima dan berdasarkan “jumlah pengikut”, tetapi kini mereka dapat menyaring pesan tertentu.

    Filter baru tersebut mencakup permintaan dan pesan dari akun terverifikasi, bisnis, kreator, dan subscribers. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Minggu (3/11/2024).

    Pembaruan ini juga termasuk cara untuk mengurutkan semua balasan stories kamu di aplikasi Instagram.

    Jika membuka bagian atas kotak masuk, kamu juga dapat mengurutkan dan memfilter balasan stories jika kamu hanya ingin mengaksesnya dengan sangat cepat dan mudah.

    “Sekarang masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan DM bagi kreator dan permintaan lain, tetapi mudah-mudahan ini merupakan satu langkah ke arah yang benar,” kata Mosseri dalam postigan video.

  • Instagram Update Fitur DM untuk Kreator, Apa Saja Pembaruannya? – Page 3

    Instagram Update Fitur DM untuk Kreator, Apa Saja Pembaruannya? – Page 3

    Instagram kembali jadi perbincangan setelah Head of Instagram dan Threads, Adam Mosseri, mengungkapkan bahwa kualitas video di platform ini bisa dipengaruhi oleh popularitasnya.

    Dikutip dari Tech Crunch, Senin (28/10/2024), dalam unggahannya di Threads, Mosseri menjelaskan video Instagram yang populer akan ditampilkan dengan kualitas lebih tinggi, sedangkan video yang kurang menarik penonton akan disajikan dengan kualitas lebih rendah.

    Alasan di Balik Kebijakan Ini 

    Mosseri mengatakan, Instagram selalu berupaya menampilkan video dengan kualitas terbaik. Namun, jika sebuah video tidak mendapatkan banyak penonton dalam waktu singkat, platform milik Meta itu akan menurunkan kualitasnya. 

    Hal ini dilakukan karena sebagian besar penayangan terjadi di awal masa video. Untuk diketahui, ini sebenarnya bukan hal baru.

    Tahun lalu, Meta juga sudah menyebutkan, mereka menggunakan konfigurasi encoding berbeda berdasarkan tingkat popularitas konten. Meski begitu, kebijakan ini kembali jadi sorotan setelah Mosseri memaparkan detailnya di Threads.  

    Kekhawatiran Pengguna

    Banyak pengguna yang mempertanyakan kebijakan ini. Beberapa berpendapat pendekatan ini bisa membuat kreator kecil makin sulit bersaing.

    Video dari kreator besar dengan banyak penonton akan selalu tampil dengan kualitas terbaik, sedangkan kreator kecil yang belum populer mungkin kesulitan tampil maksimal.

    Alasannya, video mereka tidak didukung kualitas tinggi di aplikasi Instagram.

    Menanggapi kekhawatiran tersebut, Mosseri menjelaskan keputusan ini diterapkan secara agregat, bukan per individu.

    Artinya, kualitas video tidak berubah hanya berdasarkan keterlibatan dari satu pengguna, melainkan berdasarkan performa keseluruhan.

    “Kami lebih memilih menggunakan encoding berkualitas tinggi untuk kreator yang menghasilkan lebih banyak penayangan.” ujar Mosseri. Ia juga menambahkan, sistemnya bukan berupa batasan langsung, melainkan bertingkat.

    Mosseri beralasan, kualitas video sebenarnya lebih penting bagi kreator ketimbang penonton. Ia menyebut keputusan pengguna untuk berinteraksi dengan sebuah video lebih banyak ditentukan isi kontennya daripada kualitas teknis.

  • Top 3 Tekno: Hacker China Incar Ponsel Donald Trump hingga Bocoran iPhone SE 4 – Page 3

    Top 3 Tekno: Hacker China Incar Ponsel Donald Trump hingga Bocoran iPhone SE 4 – Page 3

    Instagram kembali jadi perbincangan setelah Head of Instagram dan Threads, Adam Mosseri, mengungkapkan bahwa kualitas video di platform ini bisa dipengaruhi oleh popularitasnya.

    Dikutip dari Tech Crunch, Senin (28/10/2024), dalam unggahannya di Threads, Mosseri menjelaskan video Instagram yang populer akan ditampilkan dengan kualitas lebih tinggi, sedangkan video yang kurang menarik penonton akan disajikan dengan kualitas lebih rendah.

    Alasan di Balik Kebijakan Ini

    Mosseri mengatakan, Instagram selalu berupaya menampilkan video dengan kualitas terbaik. Namun, jika sebuah video tidak mendapatkan banyak penonton dalam waktu singkat, platform milik Meta itu akan menurunkan kualitasnya.

    Hal ini dilakukan karena sebagian besar penayangan terjadi di awal masa video. Untuk diketahui, ini sebenarnya bukan hal baru.

    Tahun lalu, Meta juga sudah menyebutkan, mereka menggunakan konfigurasi encoding berbeda berdasarkan tingkat popularitas konten. Meski begitu, kebijakan ini kembali jadi sorotan setelah Mosseri memaparkan detailnya di Threads.

    Baca selengkapnya di sini 

  • Video Instagram Terlihat Buram, Bisa Jadi Karena Kurang Populer

    Video Instagram Terlihat Buram, Bisa Jadi Karena Kurang Populer

    Jakarta

    Banyak pengguna Instagram yang mengeluhkan video mereka terlihat buram, padahal video lain terlihat jelas dan tajam. Bisa jadi penyebabnya adalah video yang kurang populer.

    Head of Instagram Adam Mosseri belum lama ini menjawab pertanyaan pengguna tentang kualitas video yang terlihat rendah. Ia mengatakan kualitas video di Instagram tergantung pada popularitasnya, semakin populer maka kualitasnya semakin bagus.

    “Secara umum, kami ingin menampilkan video berkualitas tertinggi sebisa mungkin,” kata Mosseri dalam video ‘Ask Me Anything’, seperti dikutip dari The Verge, Senin (28/10/2024).

    “Tapi jika video tidak ditonton dalam waktu lama – karena sebagian besar ditonton di awal – kami akan beralih ke video berkualitas rendah. Dan ketika video banyak ditonton lagi kemudian kami akan merender ulang video berkualitas tinggi,” sambungnya.

    Jawaban Mosseri konsisten dengan penjelasan Meta sebelumnya. Pada tahun 2021, Meta memproyeksikan mereka tidak akan mampu menampung jumlah video yang diunggah di Instagram dan platform lainnya.

    Meta menjelaskan mereka menggunakan konfigurasi encoding yang berbeda untuk memproses video berdasarkan popularitasnya, sebagai bagian dari upaya untuk mengelola sumber daya komputasinya.

    Video yang masih baru mendapatkan encoding yang standar, sedangkan video yang sudah populer akan mendapatkan encoding yang paling canggih dan paling banyak mengonsumsi sumber daya. Hasilnya, kreator yang paling populer cenderung memiliki video yang terlihat paling jelas dan tajam.

    Sejumlah pengguna Instagram mempertanyakan kebijakan ini karena dianggap lebih menguntungkan kreator populer karena mereka bisa mengunggah video berkualitas tinggi, sementara kreator kecil mungkin akan kesulitan.

    Mosseri mengakui kekhawatiran itu cukup wajar, namun ia menekankan perbedaan kualitasnya tidak terlalu besar. Selain itu, sebagian besar pengguna lebih memilih berinteraksi dengan video karena kontennya, bukan karena kualitasnya.

    (vmp/fay)

  • Video Instagram Terlihat Buram, Bisa Jadi Karena Kurang Populer

    Pengguna Instagram Kini Bisa Tambahkan 20 Lagu ke Reels

    Jakarta

    Instagram merilis fitur baru bernama audio multitrack. Fitur ini memungkinkan pengguna menambahkan beberapa lagu sekaligus di video Instagram Reels tanpa perlu menggunakan aplikasi lain.

    Dalam pengumumannya, Instagram mengatakan pengguna bisa menambahkan hingga 20 lagu ke satu Reels. Sebelum update ini, pengguna hanya bisa menambahkan satu lagu ke Reels saat mengedit video langsung di aplikasi Instagram.

    Tidak hanya mendukung lebih banyak lagu, update kali ini juga memungkinkan pengguna menyinkronkan beberapa audio sekaligus dengan teks, stiker, dan klip yang muncul di video Reels. Update ini sudah digulirkan secara bertahap untuk semua pengguna Instagram di seluruh dunia.

    “Peluncuran audio multitrack di Reels memberikan kreator fleksibilitas kreatif yang lebih luas dengan kemampuan untuk menyelaraskan audio secara visual dengan elemen seperti teks, stiker, dan klip untuk mengekspresikan kreativitas mereka dengan cara yang dianggap sesuai bagi mereka dan audiensnya,” kata Instagram dalam postingannya, seperti dikutip dari TechCrunch, Kamis (18/7/2024).

    Cara menggunakan fitur baru ini mudah saja. Saat mengedit video Reels di aplikasi Instagram, ketuk tombol ‘Add to Mix’ atau ‘Tambahkan ke Mix’. Dari situ, kalian bisa memilih lagu atau audio lainnya yang ingin dimasukkan ke video Reels, bagian dari lagu yang ingin digunakan, dan penempatan lagu di video.

    [Gambas:Instagram]

    Setelah Reels dengan multitrack diunggah, pengguna Instagram lainnya bisa melihat semua lagu yang ada di video tersebut. Instagram juga akan mengatribusikan kombinasi lagu yang dibuat untuk Reels tersebut kepada kreator, dan pengguna lain bisa menggunakan mix tersebut di video mereka sendiri.

    Berkat fitur baru ini, pengguna Instagram tidak perlu menggunakan aplikasi editor video lainnya untuk menggunakan beberapa lagu ke dalam satu video. Fitur multitrack seperti ini belum tersedia di TikTok, sehingga pengguna masih harus menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk menggunakan beberapa lagu di dalam satu video.

    Fitur baru ini dirilis tidak lama setelah Head of Instagram Adam Mosseri mengatakan platform milik Meta ini akan terus fokus untuk mengembangkan video pendek ketimbang video berdurasi panjang.

    (vmp/fay)