Tag: Achmad Hariadi

  • Hingga September, Sudin LH Jakbar tutup tujuh TPS sampah liar

    Hingga September, Sudin LH Jakbar tutup tujuh TPS sampah liar

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Barat pada periode Januari-September tahun ini telah menutup tujuh tempat penampungan sementara (TPS) atau depo sampah liar untuk menjaga lahan fasilitas sosial dan umum (fasos dan fasum) di daerah itu.

    “Selain itu, sebagai pengawasan terhadap rantai pengolahan sampah. Karena TPS-TPS itu tidak masuk daftar,” kata Kepala Sudin LH Jakarta Barat Achmad Hariadi saat dihubungi Jakarta, Jumat.

    Ia menjelaskan, tujuh TPS yang ditutup itu, tiga di antaranya berada di Kelurahan Kedoya Utara, dua di Meruya Utara, satu di Palmerah dan satu di Kebon Jeruk.

    “Selanjutnya akan kita cari lagi yang liar itu supaya ditindak dan ditutup. Jadi, itu juga bagian dari tugas Sudin LH untuk kembalikan fungsi lahan fasos-fasum,” katanya.

    Selain menindak TPS liar, pihaknya juga secara insidental menindak pelaku pembuang sampah sembarangan.

    “Saya lupa jumlahnya. Tapi di Jakarta, Sudin LH Jakbar yang paling banyak mendenda oknum yang buang sampah sembarangan,” katanya.

    Data Sudin LH Jakbar menyebutkan, hingga Oktober 2023, terdapat 120 TPS terdaftar. Jumlah itu terus bertambah dari tahun-tahun sebelumnya karena pada 2019, baru ada 36 TPS.

    Menurut Hariadi, pengadaan TPS di lingkungan warga dilakukan berdasarkan Instruksi Gubernur DKI nomor 6 tahun 2014 yang mengatur tentang Rencana Lokasi Tempat Penampungan Sementara Sampah.

    “Bahwa penetapan TPS atau depo sampah berasal dari musyawarah masyarakat. Jadi sifat pengadaannya dari bawah ke atas, bukan dari atas ke bawah,” katanya.

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo pada pertengahan Juni tahun ini pernah menyebut,volume sampah harian Jakarta mencapai 7.700 ton.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Proklim RW 02 Kelapa Dua dinilai adaptif dan berorientasi ekonomi

    Proklim RW 02 Kelapa Dua dinilai adaptif dan berorientasi ekonomi

    Jakarta (ANTARA) – Program Kampung Iklim (Proklim) RW 02 Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dinilai adaptif dalam pemanfaatan lahan serta punya orientasi ekonomi.

    Menurut Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Barat Achmad Hariadi di Jakarta, Jumat, indikator itu juga yang menjadikan Proklim di lokasi tersebut sebagai titik penilaian Proklim tingkat nasional.

    “Adaptasi di sini cukup baik, mereka mempunyai keunggulan dari segi pemanfaatan lahan, ekonomi yang adaptif dan sebagainya yang akan menambah penilaian dari tim (Tim Verifikasi Lapangan Program Kampung Iklim (Proklim) Kementerian Lingkungan Hidup (LH),” katanya.

    Dari sisi mitigasi, kata dia, Proklim RW 02 Kelapa Dua menampilkan produk unggulan seperti pengelolaan bank sampah yang membuat lingkungan semakin bersih dan menjadi ruang ekonomi bagi warga.

    Sementara dari bidang kelembagaan, bisa dilihat antara sesama warga dan pemerintah di Kelapa Dua, sangat terjalin dengan baik. “Saya yakin melalui evaluasi dan penilaian yang ketat sesuai dengan spektrum penilaian yang telah ditentukan RW 02 bisa melaju lebih jauh lagi,” kata dia.

    Penggerak Wilayah RW 02 Kelapa Dua, Lina menuturkan, wilayah RW 02 memiliki banyak keunggulan yang semuanya telah dipaparkan dan dinilai oleh Tim Verlap Proklim Nasional. Salah satunya, pemanfaatan lahan kosong sebagai tempat berkebun.

    Selain itu kebun tembok pada setiap gang rumah warga yang bertujuan untuk membuat lingkungan hijau dan asri serta resapan air atau lubang biopori yang baik di lingkungan RW 02.

    “Untuk hasil panennya di setiap pemanfaatan lahan sebagai ketahanan pangan, kami juga berikan untuk penanggulangan stunting,” ujar dia.

    Lina menambahkan, pada segi mitigasi, pengelola Bank Sampah Benyamin RW 02 juga melakukan berbagai kegiatan menarik.

    “Contohnya pengolahan sampah non organik jadi aksesoris. Kemudian sampah organik juga dikelola menjadi komposting, komposter serta budi daya maggot,” kata Lina.

    Bahkan bank sampah RW 02 juga dijadikan penghasilan tetap untuk menopang perekonomian warga. Hal itu terlihat adanya warga yang mampu membeli atau mencicil motor dan barang lainnya sehabis menabung di Bank Sampah.

    “Jadi kami optimis dengan keunggulan dan kekompakan kami ini, tim penilai pasti akan memberikan nilai yang terbaik untuk kami,” katanya.

    Tim Verifikasi Lapangan (Verlap) Proklim Kementerian LH yang beranggotakan Leni Prima Astuti dan Ittaqi Sylva Aprilia meninjau sejumlah lokasi Proklim di RW 02 Kelapa Dua untuk mencocokkan kebenaran data yang telah diunggah ke sistem.

    “Hari ini kami melakukan verifikasi lapangan Proklim utama. Kami cek dengan data yang telah dikirimkan, apakah benar apa adanya. Semoga verifikasi lapangan yang kami lakukan berjalan baik dan lancar,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sudin LH Jakbar perluas penggunaan disinfektan atasi bau sampah

    Sudin LH Jakbar perluas penggunaan disinfektan atasi bau sampah

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat bakal memperluas penggunaan disinfektan B-8 atau bakteri probiotik untuk menghilangkan bau sampah di sejumlah tempat.

    Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Achmad Hariadi menyebut penggunaan disinfektan B-8 merupakan kegiatan pengendalian lingkungan dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan secara berkesinambungan.

    “Penyemprotan bakteri probiotik, B-8, nantinya dilakukan berkesinambungan. Selain TPS RW 02 Duri Kosambi, kita bakal perluas penggunaanya ke RPTRA, drainase, dan sebagainya,” kata Achmad saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Menurutnya, bakteri probiotik B-8, berguna untuk membantu mempercepat proses dekomposisi bahan organik.

    “Sehingga, menghilangkan bau tidak sedap serta dapat menguraikan sampah organik menjadi zat atau senyawa yang lebih sederhana serta membantu mengurangi volume sampah organik di TPS atau lokasi lain,” kata Hariadi.

    Manfaat lainnya, tambah dia, menguraikan hidro karbon, serta menekan jumlah populasi atau mengusir lalat, serta lainnya. Penggunaan teknologi ramah lingkungan ini cukup mudah, yakni dengan cara penyemprotan.

    “Standar yang sudah dikaji dalam penggunaan probiotik adalah 1:100 liter. Ini akan efektif menghilangkan bau bakteri paktogen. Kira-kira dapat menghilangkan bau sekitar 1 jam,” kata dia.

    Sebelumnya, Sudin LH Jakbar berkolaborasi dengan PMI Jakarta Barat melakukan penyemprotan cairan disinfektan B-8 di TPS RW 02, Kampung Randu, Kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat.

    Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Yuli Hartono berharap penggunaan cairan disinfektan ini bisa efektif dalam penanganan sampah di TPS.

    “Kalau memang sudah digunakan atau dicoba, kita lihat hasilnya. Apakah nanti perlakuan kita lebih ringan (sampah) dengan teknologi ini, sama saja atau semakin ribet,” ujar dia.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI kemarin, limbah kurban jadi pupuk hingga puncak arus balik kereta

    DKI kemarin, limbah kurban jadi pupuk hingga puncak arus balik kereta

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita di DKI Jakarta pada Sabtu (7/6) masih menarik untuk disimak hari ini mulai dari 115 Kg limbah hewan kurban di Angke Jakbar diolah jadi pupuk organik hingga puncak arus balik kereta api diprediksi terjadi Senin.

    Berikut rangkumannya:

    115 Kg limbah hewan kurban di Angke Jakbar diolah jadi pupuk organik

    Sebanyak 115 kilogram limbah yang berasal dari proses pemotongan hewan kurban di wilayah Kelurahan Angke dimanfaatkan menjadi pupuk organik.

    Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Achmad Hariadi mendukung upaya tersebut sebagai tindakan eco-kurban.

    “Semangat eco-kurban itu hal penting dalam rangkaian penyelenggaraan Idul Adha setiap tahunnya, baik dari tempat kandang hewan kurban, penyembelihan sampai pembersihan lokasi penyembelihan,” kata Hariadi saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Puncak arus balik kereta api diprediksi terjadi Senin

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta memprediksi puncak arus balik penumpang kereta api pada libur panjang Idul Adha 1446 Hijriah/2025 akan terjadi pada Senin (9/6).

    “Hingga Sabtu ini, tercatat sebanyak 41.146 pelanggan telah memesan tiket kereta api jarak jauh (KAJJ) untuk hari Senin (9/6),” ujar Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko di Jakarta, Sabtu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pemkot Jakut tangani cepat ribuan korban kebakaran Kapuk Muara

    Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) memastikan penanganan secara cepat terhadap ribuan korban terdampak kebakaran di Kampung Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, baik pemadaman api maupun pemberian bantuan natura atau barang bagi mereka.

    “Alhamdulillah petugas dan warga bergerak cepat memadamkan api, begitupun bantuan natura bagi korban terdampak yang cepat kami salurkan,” kata Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat di Jakarta, Sabtu.

    Baca selengkapnya di sini.

    BPBD distribusikan bantuan logistik bagi korban kebakaran di Jakut

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mendistribusikan bantuan bagi korban kebakaran di Jalan Empang Damai Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara.

    “Kami berkoordinasi dengan lintas sektor agar penanganan berjalan efektif,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Sabtu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Damkar evakuasi sapi kurban yang jatuh ke selokan

    Petugas dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur mengevakuasi seekor sapi kurban yang terjatuh ke dalam selokan di Jalan Galur, Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, Sabtu.

    Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur Muchtar di Jakarta , Sabtu, menyebutkan sapi itu awalnya hendak disembelih, namun kemudian terjatuh ke dalam selokan.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • 115 Kg limbah hewan kurban di Angke Jakbar diolah jadi pupuk organik

    115 Kg limbah hewan kurban di Angke Jakbar diolah jadi pupuk organik

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 115 kilogram limbah yang berasal dari proses pemotongan hewan kurban di wilayah Kelurahan Angke dimanfaatkan menjadi pupuk organik.

    Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Achmad Hariadi mendukung upaya tersebut sebagai tindakan eco-kurban.

    “Semangat eco-kurban itu hal penting dalam rangkaian penyelenggaraan Idul Adha setiap tahunnya, baik dari tempat kandang hewan kurban, penyembelihan sampai pembersihan lokasi penyembelihan,” kata Hariadi saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

    Ia mengapresiasi Kelurahan Angke beserta jajaran atas inisiasi mengelola limbah dari hewan kurban untuk dijadikan pupuk organik.

    “Pelaksanaan ibadah kurban yang memperhatikan aspek lingkungan berkelanjutan itu memberi manfaat bagi masyarakat dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan,” ujar dia.

    Sekretaris Kelurahan Angke, Anjas Umaryadi mengatakan upaya itu masih perdana dan masih uji coba dengan rincian sampah padat sebanyak 115 kilogram dan sampah cair sebanyak 22,5 liter.

    “Saat ini kami baru mengambil limbah dari lima lokasi pemotongan hewan kurban. Jadi tidak semua lokasi kami ambil limbah karena keterbatasan tempat pengelolaan composting,” kata dia.

    Anjas merinci, sampah organik yang diolah utamanya adalah kotoran hewan, isi perut, cairan darah hewan, dan limbah organik lainnya.

    “Itu diambil dari masjid dan mushola untuk kemudian dikirim ke instalasi composting yang berlokasi di RW 10 Kelurahan Angke. Sedangkan limbah dari Kantor Kelurahan Angke langsung diproses di instalasi composting di Area Kantor Kelurahan Angke,” kata dia.

    Selanjutnya, limbah dikumpulkan pada kotak kompos serta ditutup dengan lapisan kompos dan tanah di atasnya untuk menghindari bau.

    “Upaya ini diharapkan dapat mengurangi volume limbah organik yang dibuang ke saluran air dan ke TPST Bantar Gebang dan untuk masa mendatang dapat ditingkatkan volumenya dengan mengangkut limbah dari mushola atau masjid lainnya,” ujarnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: M Razi Rahman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Masalah sampah masih jadi tantangan di Kota Tua usai perayaan tahun baru

    Masalah sampah masih jadi tantangan di Kota Tua usai perayaan tahun baru

    Jakarta (ANTARA) – Sampah yang berserakan masih menjadi tantangan bagi masyarakat dan pengelola kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat, seusai perayaan malam tahun baru.

    Segera setelah pengunjung mengosongkan area Taman Fatahillah dan sekitarnya, sampah plastik seperti botol minuman, bungkus makanan dan sampah-sampah lainnya kelihatan berserakan memenuhi area tersebut.

    Sejumlah pemulung pun nampak memungut sampah-sampah yang masih memiliki nilai jual. Selain itu, petugas kebersihan Kota Tua juga mulai berjibaku membersihkan sampah yang berserakan tersebut.

    Adapun hingga Selasa (31/12) pukul 24.00 WIB, terdapat 29.980 pengunjung yang mendatangi Kota Tua pada hari terakhir tahun 2024.

    Kemudian pada Rabu pukul 01.00 WIB, Kawasan Kota Tua pun sudah dikosongkan pengunjung. Video mapping serta pertunjukan musik juga telah dihentikan setengah jam sebelumnya.

    Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) melalui Suku Dinas Lingkungan Hidup setempat menerjunkan 300 personel untuk membersihkan sampah pada malam tahun baru.

    “Jadi kita sudah rapat dengan Wali Kota, kita sudah siapkan 300 personel untuk membersihkan sampah nanti saat malam tahun baru,” ungkap Kasudin LH Jakbar Achmad Hariadi saat dihubungi di Jakarta pada Jumat (27/12).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jakbar terjunkan 300 personel bersihkan sampah malam tahun baru

    Jakbar terjunkan 300 personel bersihkan sampah malam tahun baru

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menerjunkan sedikitnya 300 personel untuk membersihkan sampah pada malam tahun baru di beberapa titik strategis kota itu.

    “Kita siapkan 300 personel untuk membersihkan sampah, pada malam tahun baru,” ungkap Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakbar Achmad Hariadi saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Selain itu, kata Hariadi, sejumlah armada atau kendaraan pembersih sampah juga akan dioperasikan.

    “Armada juga akan kita turunkan. Ada delapan truk sampah, empat unit truk ‘road sweeper’ dan tiga truk ‘compactor’,” kata Hariadi.

    Lebih lanjut, Hariadi menyebut bahwa pembersihan akan difokuskan di tiga titik.

    “Di Jakbar itu ada dua titik. Satu titik di Kota Tua dan satu lagi di Kantor Wali Kota sampai ke CNI. Kemudian titik ketiga, personel kita diperbantukan di Bundaran HI sampai ke Karet,” kata Hariadi.

    Selanjutnya, Hariadi mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan pada malam tahun baru.

    “Ya, sampahku adalah tanggung jawabku, sederhana saja sebenarnya. Bawalah tempat minum tumbler, tidak beli air mineral botol plastik sekali pakai,” katanya.

    “Jadi, personel kita tidak terhalang kerjanya, bersih-bersih sampah saat malam tahun baru,” imbuh Hariadi.

    Sebelumnya, sebanyak 12,8 ton sampah dihasilkan pada perayaan malam tahun baru 2023 di Jakarta Barat. Jumlah tersebut lebih rendah 67,6 persen bila dibandingkan perayaan malam tahun baru 2022, sebanyak 39,5 ton.

    “Untuk tahun baru besok ini, (produksi sampah) tergantung kesadaran masing-masing. Itu tadi, sampahku tanggung jawabku. Kalau ada sampah, pegang sampah itu sampai ketemu tempat sampah, baru dibuang,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Jakbar siapkan tempat penampungan sementara sampah organik

    Jakbar siapkan tempat penampungan sementara sampah organik

    merupakan kelanjutan terhadap instruksi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Barat menyiapkan lebih dari sepuluh tempat penampungan sementara (TPS) yang difungsikan sebagai lokasi pengolahan sampah organik untuk mengurangi volume sampah di pembuangan akhir (TPA).

    Kepala Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat Achmad Hariadi mengungkapkan kebijakan tersebut merupakan kelanjutan terhadap instruksi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menekan jumlah sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

    “Penekanannya adalah Pak Menteri minta semua sampah organik dari yang dikenal dengan sampah organik dapur atau food waste, ini yang bukan daun ya. Nah ini wajib tidak dibuang ke (TPST) Bantar Bebang,” ucap Hariadi di Jakarta pada Jumat.

    Sejumlah sentra pengolahan sampah organik yang sudah disiapkan terdapat di beberapa wilayah di seluruh Jakarta Barat, termasuk Kampung Iklim di 56 kelurahan.

    “TPS RW 01 Kelurahan Kalideres kemudian di TPS RW 05 Cengkareng Barat kemudian juga Kelurahan Meruya Selatan di TPS 3R, kemudian di RW 2 juga saya dengar di RW 12 ada di Meruya Selatan,” ucap Hariadi.

    “Kemudian tentunya di RW2 Kemanggisan juga RW 6 Kota Bambu Selaran itu menjadi titik-titik dan juga semua kampung iklim 56 kelurahan menjadi sentra pengumpulan sampah organik dapur,” tutur dia.

    Tempat-tempat tersebut dipilih agar jumlah pengiriman sampah organik ke TPST dapat ditekan.

    “Mekanismenya semua sampah organik dapur akan dikelola tidak dibuang ke Bantar Gebang,” kata Hariadi.

    Diketahui, produksi sampah di wilayah tersebut dapat mencapai 1.500 ton setiap harinya.

    Hingga kini, dari 72 persen sampah dikirim ke TPST Bantar Gebang termasuk sampah organik, hanya 28 persen yang dikelola.

    Oleh karena itu, pihak Sudin LH Jakbar berkomitmen mengelola sampah organik, sehingga yang dibuang ke TPST Bantar Gebang semakin sedikit.

    Komitmen itu salah satunya dengan mengolah residu sampah organik rumah tangga.

    “Dengan menjaring asosiasi pengusaha hotel, hotel dan restoran, pengusaha tata boga, kemudian asosiasi Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam, asosiasi magot, kemudian juga asosiasi pengusaha pengangkutan sampah dan sebagainya. Nah, itu mereka ikut peduli, terlibat. Tidak hanya cuma komitmen saja, tapi dia juga ikut diimplementasikan,” kata Achmad pada Selasa (19/11).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024