Pejabat Dinonaktifkan Dugaan Gratifikasi, Bobby: Bersih-bersih, Jangan Curi Lagi
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
–
Gubernur Sumatera Utara
,
Bobby Nasution
, mengomentari penonaktifan seorang
pejabat inspektorat
Sumut karena dugaan
gratifikasi
.
Dia mengatakan penonaktifan itu bagian dari program kerjanya untuk bersih-bersih dari pejabat yang korupsi.
“Dibilang bersih-bersih ya harus karena pemerintah harus bersih,” ujar Bobby saat diwawancarai wartawan di kantornya, Senin (5/5/2025)
Dia lalu mengingatkan ke jajarannya untuk menjunjung tinggi integritas saat menjalankan pekerjaan.
“Kita ini harus kerja untuk masyarakat, kita ini sudah digaji, dibayar dapat tunjangan segala macam dari negara dari uang pajak,” kata Bobby.
“Tentunya jangan mencuri lagi, jangan pungli lagi, baik pungli di internal, instansi, pungli ke masyarakat, jangan lagi,” ucap Bobby.
Sebelumnya, Kepala Inspektorat Sumut, Sulaiman Harahap, mengatakan pejabat yang dinonaktifkan memiliki jabatan sebagai Inspektur Pembantu Pemprov Sumut.
Namun, Sulaiman belum mendetailkan identitasnya, begitu juga kapan pejabat itu dinonaktifkan.
“Jadi, dia dinonaktifkan sementara dalam rangka pemeriksaan dengan ancaman hukuman disiplin berat,” kata Sulaiman saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (3/5/2025).
Sulaiman mengatakan, persoalan yang membelit pejabat tersebut lantaran diduga menerima gratifikasi, saat melakukan pemeriksaan ASN yang melakukan pelanggaran.
“Jadi, persoalannya masalah penegakan integritas dalam pelaksanaan pekerjaannya ketika (dia) melakukan pemeriksaan, (ada) dugaan gratifikasi,” ucapnya.
Namun, Sulaiman juga menjelaskan bentuk gratifikasi karena proses pemeriksaan masih berlanjut. Pihaknya juga kini masih memeriksa sejumlah auditor yang juga diduga terlibat persoalan ini.
“Ada (juga) beberapa pejabat fungsional dan auditor yang sedang kita diperiksa,” ujarnya.
Sulaiman juga menegaskan, langkahnya melakukan pemeriksaan sebagai upaya bersih-bersih di internal Inspektorat Sumut demi mendukung tata kelola pemerintahan Pemprov Sumut yang baik.
Dia kemudian mengultimatum kepada jajarannya untuk terus menjaga integritas dan tidak melakukan pelanggaran.
“Kami bersihkan supaya mendukung tata kelola pemerintahan yang baik ini, sekaligus kalau ada nanti dari Inspektorat dalam rangka pemeriksaan yang mencoba-coba seperti itu (menerima gratifikasi) jangan dicoba-coba,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, juga telah menonaktifkan 5 pejabat atas dugaan berbagai persoalan, mulai dari korupsi hingga pencemaran nama baik Bobby.
Adapun pejabat yang dinonaktifkan ialah Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Perindag ESDM), Mulyadi Simatupang.
Lalu, Kepala Biro Otonomi Daerah Setda Sumut, Harianto Butar-butar, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut, Ilyas Sitorus, dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumut, Abdul Haris Lubis.
Bobby selanjutnya meminta inspektorat memeriksa kelimanya, hingga kini proses pemeriksaan masih berlangsung.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Abdul Haris
-
/data/photo/2025/05/05/6818a5a0f2d7f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pejabat Dinonaktifkan Dugaan Gratifikasi, Bobby: Bersih-bersih, Jangan Curi Lagi Medan 5 Mei 2025
-

TNI AU Gelar Simulasi Pencegatan Udara, 4 Jet F-16 Dikerahkan Paksa Pesawat Asing Mendarat – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – TNI AU dalam hal ini Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I menggelar latihan terpadu sistem pertahanan udara di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (22/4/2025).
Simulasi yang digelar berupa adanya pesawat asing jenis C-130 yang memasuki wilayah udara nasional tanpa izin dan tidak merespons panggilan komunikasi.
Tak butuh waktu lama, 4 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 3 terbang dengan kondisi scramble untuk melakukan intersepsi udara.
Aksi pengejaran pun sempat terjadi di langit Jakarta. Manuver-manuver penggagalan sempat memanas, hingga akhirnya pesawat asing tersebut dipaksa mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma.
Pesawat C-130 yang menjadi ‘musuh simulasi’ berasal dari Skadron Udara 31, dan seluruh rangkaian pendaratan paksa pun dilakukan sesuai prosedur operasional standar.
Dua pilot yang menerbangkan pesawat tersebut pun digelandang oleh Polisi Militer (POM) AU untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mereka diinterogasi oleh petugas dari TNI AU, imigrasi, sampai menjalankan pemeriksaan kesehatan awal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Latihan Cakra A Tahun Anggaran 2025 yang dilaksanakan di wilayah jajaran Komando Sektor Ibu Kota Negara (Kosek IKN).
Latihan ini tidak hanya bertujuan untuk menguji kemampuan deteksi-identifikasi, dan intersepsi pesawat asing, namun juga menekankan pentingnya penanganan pasca pendaratan paksa secara terintegrasi.
Dankosek IKN Marsma TNI Abdul Haris, menegaskan jika latihan ini menunjukkan pentingnya kehadiran TNI AU dalam menjaga ruang udara nasional sekaligus memperkuat sinergi antar-instansi.
“Latihan ini merupakan bentuk kesiapsiagaan dan profesionalisme TNI AU dalam menegakkan hukum dan menjaga kedaulatan negara di udara. Keberhasilan penanganan pelanggaran wilayah udara tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus dilakukan secara terpadu dengan berbagai pihak terkait,” ujar Abdul Haris.
-

Kepala Perindag ESDM Sumut Resmi Dicopot, Ini Kata Bobby Nasution
GELORA.CO – Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, resmi menonaktifkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Perindag ESDM) Sumut, Mulyadi Simatupang, pada Kamis, 17 April 2025. Salah satu alasan pencopotan Mulyadi adalah dugaan pencemaran nama baik terhadap Bobby.
Saat diminta menjelaskan lebih lanjut, Bobby enggan membeberkan detail. Ia hanya menyebut Mulyadi mengirim pesan yang dinilainya tidak pantas di grup WhatsApp resmi Pemerintah Provinsi Sumut.
“Kemarin dia (Mulyadi) ada mengirim percakapan di grup resmi pemerintah, kan enggak cocok ya,” ujar Bobby usai menghadiri acara Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dan Pelayanan Vasektomi Serentak di Kota Binjai, dikutip RMOLSumut, Senin, 21 April 2025.
Bobby kemudian meninggalkan lokasi tanpa memberikan rincian isi pesan tersebut.
Sebelumnya, Kepala Inspektorat Sumut, Sulaiman Harahap, menyatakan bahwa tindakan Mulyadi dapat dikategorikan sebagai pencemaran nama baik. Namun, belum dijelaskan bentuk atau isi pencemaran dimaksud.
Sulaiman mengungkapkan, Bobby memilih menyelesaikan masalah secara internal, meski secara hukum kasus ini bisa dibawa ke ranah pidana.
“Sebenarnya (persoalan) ini sudah (bisa) masuk ranah pidana. Tapi karena kebijaksanaan daripada Pak Gubernur, dia tidak mau membawanya ke ranah hukum, tapi melalui penanganan internal saja,” kata Sulaiman, Jumat, 18 April 2025.
Ia menambahkan, proses pemeriksaan terhadap Mulyadi masih berjalan dan belum ada kesimpulan akhir.
Mulyadi menjadi pejabat kelima yang dinonaktifkan Bobby Nasution dalam sepekan terakhir. Adapun empat pejabat lain yang dicopot adalah Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Sumut Juliadi Harahap, Kepala Biro Otonomi Daerah Setda Sumut Harianto Butar-butar, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Ilyas Sitorus, serta Kepala BPSDM Sumut Abdul Haris Lubis.
Penonaktifan para pejabat ini dilakukan atas dugaan berbagai pelanggaran, mulai dari korupsi hingga penyalahgunaan jabatan.
-

Cemarkan Nama Baik Bobby Nasution, Pejabat ESDM Sumut Dinonaktifkan, Sempat Mau Dijerat Pidana – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Kadisperindag ESDM) Pemprov Sumatera Utara (Sumut), Mulyadi Simatupang dinonaktifkan dari jabatannya setelah mencemarkan nama baik Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Insepktorat Pemprov Sumut, Sulaiman Harahap.
Sulaiman menuturkan Mulyadi sudah dinonaktifkan dari jabatannya sejak Kamis (17/4/2025) kemarin.
“Iya dinonaktifkan (Kepala Dinas Perindang ESDM Mulyadi Simatupang) sejak kemarin,” jelasnya pada Jumat (18/4/2025), dikutip dari Tribun Medan.
Sulaiman menuturkan sebenarnya ada rencana Mulyadi untuk dijerat pidana terkait pencemaran baik terhadap Bobby Nasution.
Namun, sambungnya, Bobby memutuskan agar hal tersebut tidak dilakukan.
“Salah satu alasan dinonaktifkan itu karena melakukan pencemaran nama baik pak Gubernur Sumut (Bobby Nasution). Harusnya sudah masuk ranah pidana.”
“Tetapi, pak Gubernur tidak mau dibawa ke ranah hukum. Jadi minta diperiksa di inspektorat saja,” tuturnya.
Sulaiman menjelaskan penonaktifan terhadap Mulyadi sebenarnya tidak hanya terkait pencemaran nama baik terhadap Bobby saja, tetapi adal beberapa hal lainnya.
Salah satunya adalah terkait penyalahgunaan wewenang sebagai Kadisperindag ESDM Pemprov Sumut.
“Penyebab lainnya adalah penyalahgunaan wewenang. Cuma, ini masih diperiksa di inspektorat,” jelasnya.
Namun, Sulaiman tidak merinci pencemaran nama baik seperti apa yang dilakukan Mulyadi kepada Bobby dan terkait penyalahgunaan wewenang sehingga berujung penonaktifan.
Dia hanya mengungkapkan hal tersebut masih diselidiki.
“Masih dalam pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.
Ada 4 Pejabat Pemprov Sumut yang Sudah Dinonaktifkan
Sementara, selain Mulyadi, ada empat pejabat Eselon II di lingkungan Pemprov Sumut yang sudah terlebih dahulu dinonaktifkan.
Adapun mereka adalah Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Juliadi Harahap, Kepala Biro Otonomi Daerah, Harianto Butarbutar, Kepala BPSDM Abdul Haris Lubis dan Kadis Kominfo Sumut Ilyas Sitorus.
Namun, tidak diketahui alasan mereka dinonaktifan oleh Bobbby.
Selain penonaktifan, Bobby juga sempat melakukan pencopotan dan rotasi di beberapa jabatan di lingkungan Pemprov Sumut.
Jabatan yang kosong itu pun diisi oleh anak buah Bobby saat masih menjabat sebagai Wali Kota Medan.
Diantaranya adalah, Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Konstruski Pemko Medan, Topan Obaja Ginting menjadi Kepala Dinas PUPR Sumut.
Kemudian, Kepala Badan Pendapatan Daerah Medan Sutan Tolang Lubis menjadi Kepala Dinas Badan Kepegawaian Daerah Sumut.
Lalu, Inspektorat Medan Sulaiman menjadi Inspektorat Sumut dan terakhir adalah Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya Tata Ruang (PKPCKTR) Medan Alex Sinulingga yang saat ini menjadi Kepala Dinas Pendidikan Sumut.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Medan dengan judul “Alasan Kepala Dinas Perindag ESDM Sumut Dinonaktifkan, Lakukan Pencemaran Nama Baik”
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Medan/Anisa Rahmadani)
-
/data/photo/2025/04/15/67fe065d04afd.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ragam Cerita Pencari Kerja di Job Fair yang Tersandung Realita Perekrutan Megapolitan 17 April 2025
Ragam Cerita Pencari Kerja di Job Fair yang Tersandung Realita Perekrutan
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ribuan
pencari kerja
mendatangi Jakarta Job Fair yang digelar di Gelanggang Mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta Barat, pada 15-16 April 2025.
Namun, di balik semarak booth dan tumpukan lamaran, tersimpan kegelisahan para pencari kerja yang harus menyesuaikan harapan dengan realita.
Nova (24) dan Caca (23), dua peserta job fair, mengaku tak mempermasalahkan jenis pekerjaan selama ada peluang. Latar belakang pendidikan tak lagi jadi patokan mutlak, terpenting diterima.
“Sebenernya dari awal minatnya ke bidang manajemen SDM, cuma kalau ke depannya ada peluang buat lintas sektor dan cocok, mungkin bakalan move jurusan,” ujar Nova.
“Enggak apa deh lintas sektor, karena mengerjakan hal baru juga ya dan sesuai passion sih,” timpal Caca.
Senada dengan mereka, Niko (30) juga tak pilih-pilih posisi, asal bisa mendapat pekerjaan tetap.
“Yang penting ada berpeluang jadi karyawan tetap aja ya. Soalnya umur makin nambah, saingan makin banyak,” ucapnya.
Namun, peluang itu tak mudah digapai. Banyak peserta terbentur syarat administratif, terutama soal batas usia.
“Kesulitannya paling syaratnya, terutama usia. Usia sangat-sangat jadi penghambat,” keluh Niko.
Magang pun bukan solusi mudah. Niko mengatakan bahwa melamar posisi magang pun tetap sulit, karena banyak perusahaan mencari peserta yang tidak dibayar atau masih berusia sangat muda.
“Kalau kita lamar ke internship pun tetap susah ya. Karena entah itu dari mereka yang mau nyarinya yang unpaid, atau mereka yang nyarinya emang masih belia. Jadinya susah dari situ juga dari internship,” jelas Niko.
Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, mengatakan ada lebih dari 100.000 lapangan kerja yang ditawarkan Jepang bagi tenaga kerja Indonesia.
“Kalaulah Jakarta bisa mengambil 10.000, harus mulai inventarisasi hari ini,” ujarnya.
Kabar ini pun disambut antusias oleh sebagian pencari kerja. Niko tampak antusias mempelajari booth kerja ke Jepang..
“Sempet cari info yang luar negeri. Di sana kayaknya yang penting mau kerja ajalah,” kata Niko.
Sementara Rifki (24) memilih untuk tetap di Jakarta agar tidak teralalu jauh dari keluarga.
“Masih mau coba kerja di negara sendiri dulu aja. Enggak mau jauh dari keluarga karena orangtua nungguin di rumah,” katanya.
Job fair ini memang jadi ladang harapan. Tapi banyak harapan itu harus disesuaikan dengan syarat yang tidak semua orang bisa penuhi.
Di balik ribuan lowongan, ada ribuan cerita—tentang adaptasi, bertahan, dan menanti kesempatan yang benar-benar terbuka.
(Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Abdul Haris Maulana)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/13/67fb7acc4e572.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Di Balik Etalase Emas Almas Tersimpan Cerita Pertengkaran dan Kesabaran Megapolitan 14 April 2025
Di Balik Etalase Emas Almas Tersimpan Cerita Pertengkaran dan Kesabaran
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Di tengah gemerlap etalase emas yang memantulkan cahaya sore, Almas (60), seorang
pedagang emas
di
Pasar Bukit Duri
, Jakarta Selatan, menyimpan cerita getir di balik lonjakan harga emas belakangan ini.
Di balik senyum ramahnya, Almas mengaku tak jarang harus bersitegang dengan pelanggan, terutama mereka yang datang ingin menjual kembali emas lama mereka.
“Banyak yang nawar juga, cuma jadi pedagang harus sabar juga. Kadang juga ada yang bikin berantem,” ujar Almas saat ditemui
Kompas.com
di tokonya, Minggu (13/4/2025).
Pertengkaran itu, sering kali berawal dari ekspektasi pelanggan yang ingin emas mereka dibeli kembali dengan harga tinggi, bahkan sesuai dengan harga pasaran yang mereka lihat dari televisi.
Almas mengenang, ada pelanggan yang dahulu membeli emas seharga Rp 800.000 per gram.
Kini, saat harga emas meroket hingga Rp 1,8 juta per gram untuk
emas 24 karat
, mereka datang berharap bisa menjual dengan harga penuh.
Sebagai pedagang, Almas hanya bisa menyesuaikan sebisanya. Ia tak sanggup membeli kembali dengan harga puncak pasar.
“Misal dulu beli harga emas Rp 800.000, sekarang emas Rp 1,8 juta, paling saya bisa beli Rp 1,5 juta mendekati harga pasar,” jelasnya.
Meski harga itu sudah memberinya ruang tipis untuk bertahan, banyak pelanggan tetap bersikukuh agar emas mereka dihargai penuh.
“Mereka jual paling penginnya dipotong ongkos aja kaya Rp 30.000,” ucapnya pelan.
Kondisi seperti itu membuat Almas kerap merasa terpojok. Ia harus mengalah dan menanggung risiko rugi, terutama saat harga naik dan emas lama masuk kembali ke tokonya.
“Masalahnya, kalau dagang emas tuh, kalau naik sekarang, terus ada yang jual emas lama, ya, kita nombokin,” tutur Almas.
Namun, dengan kesabaran yang terasah dari waktu ke waktu, Almas tak pernah menolak. Emas-emas yang dibeli akan dicuci ulang, dikembalikan kilauannya, lalu kembali menghiasi etalase toko—menanti pemilik baru yang datang di hari esok.
(Reporter: Shinta Dwi Ayu : Editor: Abdul Haris Maulana)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/05/02/6814993635728.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


/data/photo/2025/04/08/67f4f58b3a363.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)