Banjir di Tangsel Disebut karena Drainase Tak Mampu Tampung Air Hujan
Editor
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
–
Hujan deras
yang mengguyur Kota Tangerang Selatan pada Kamis (29/5/2025) malam menyebabkan saluran drainase tak mampu menampung volume air, hingga akhirnya meluap dan menggenangi permukiman warga.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tangerang Selatan, Essa Nugraha mengatakan, hampir seluruh titik terdampak banjir dipicu oleh meluapnya sistem drainase yang tak memadai.
“Hampir seluruh wilayah terdampak akibat meluapnya drainase karena intensitas hujan yang tinggi sejak Kamis malam,” ujar Essa dalam laporan tertulis yang diterima, Jumat (30/5/2025).
Berdasarkan data BPBD Tangsel, terdapat 16 titik banjir dan genangan di wilayah permukiman.
Ketinggian air bervariasi, mulai 20 hingga 120 sentimeter.
Ratusan rumah warga terdampak, meskipun sebagian besar genangan sudah mulai surut pada Jumat pagi.
“Total ada 16 titik genangan atau banjir yang terjadi di seluruh wilayah Tangsel. Mayoritas sudah surut pada Jumat pagi,” kata Essa.
Beberapa titik dengan genangan tertinggi di antaranya:
Genangan juga dilaporkan di sejumlah titik lain, seperti:
Tak hanya merendam kawasan perumahan, banjir juga menggenangi fasilitas umum seperti Puskesmas Rawa Buntu dan RS Permata Pamulang, meski layanan kesehatan tetap berjalan normal.
Essa memastikan, saat ini seluruh genangan sudah surut atau dalam proses surut.
“Tidak ada laporan korban jiwa. BPBD telah berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan relawan untuk penanganan cepat di lokasi-lokasi terdampak,” jelasnya.
BPBD juga mengimbau warga untuk tetap siaga terhadap kemungkinan banjir susulan mengingat cuaca masih berpotensi hujan sedang hingga lebat dalam beberapa hari ke depan.
(Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Abdul Haris Maulana)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Abdul Haris
-
/data/photo/2025/03/10/67cee89305ac1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir di Tangsel Disebut karena Drainase Tak Mampu Tampung Air Hujan Megapolitan 30 Mei 2025
-
/data/photo/2024/04/13/661a201d6fe4e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tahanan Kabur dari PN Jakut: Lolos Lompat Atap, Diduga Dibantu Orang Dekat Megapolitan 7 Mei 2025
Tahanan Kabur dari PN Jakut: Lolos Lompat Atap, Diduga Dibantu Orang Dekat
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Aksi pelarian dua tahanan dari Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara pada Selasa (6/5/2025) malam berlangsung dramatis bak adegan film laga.
Dio dan Januar Murdianto, dua tahanan titipan yang baru selesai menjalani sidang di Ruang Cakra lantai dua
PN Jakarta Utara
, memanfaatkan celah keamanan untuk kabur.
“Nah, di situlah dia itu langsung lari menuju tangga-tangga yang menghubungkan dengan pagar di luar. Langsung lompat ke atap gedung sebelah,” ungkap Penjabat Humas PN Jakarta Utara, Mariyono, Rabu (7/5/2025).
Namun, upaya kabur Dio kandas. Ia terpeleset di atas atap berbahan asbes dan jatuh.
Tulang kaki Dio diduga retak. Ia tertangkap saat bersembunyi di kolong mobil tak jauh dari gedung pengadilan.
“Terus lari, yang satunya lari itu terjeblos, ambrol, jatuh ke bawah. Kakinya mungkin agak retak apa. Langsung dia menyelinap di bawah kolong mobil,” lanjut Mariyono.
Sementara itu, Januar berhasil kabur. Ia diduga melompat ke atap yang lebih kokoh lalu menyelinap ke arah belakang kompleks pengadilan.
Januar diduga melewati kawasan Kantor KPU Jakarta Utara. Ia bahkan sempat melepas baju tahanan agar bisa membaur dengan warga.
Menurut informasi yang diterima Mariyono, pelarian Januar tak dilakukan sendiri, tetapi diduga dibantu orang dekat.
“Informasinya justru yang Januar itu dibantu oleh pacarnya atau apa gitu. Mungkin larinya dibantu atau apa gitu. Informasinya dari petugas kantor begitu. Karena pada saat diinterogasi, Dio itu mengaku begitu,” kata Mariyono.
Pelarian dua tahanan ini menyoroti celah pengamanan di lingkungan PN Jakarta Utara. Meski pengawalan disebut sesuai prosedur, Mariyono tak menampik kemungkinan kelalaian petugas.
“Kalau memang itu terjadi, berarti itu keteledoran dari jaksa pengamanan itu. Kan polisi juga ada tuh, bertugas,” ujarnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP Tommy Brian menyebut, satu tahanan sudah berhasil ditangkap.
“Satu sudah tertangkap,” kata Tommy.
Saat ini, polisi masih memburu Januar yang kabur. Drone juga sempat diterbangkan untuk menyisir lokasi sekitar.
“Info (kabur) sekitar 19.00 WIB, itu info dari staf pengadilan,” kata Tommy.
Dio sendiri terjerat kasus pencurian dengan pemberatan, sementara Januar adalah terdakwa kasus prostitusi sebagai muncikari.
Kini, satu ditangkap dalam keadaan cedera, satu lagi masih buron dan diduga melarikan diri dengan bantuan dari luar.
(Reporter: Baharudin Al Farisi, Akhdi Martin Pratama, Faieq Hidayat, Abdul Haris Maulana)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/05/6818a5a0f2d7f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pejabat Dinonaktifkan Dugaan Gratifikasi, Bobby: Bersih-bersih, Jangan Curi Lagi Medan 5 Mei 2025
Pejabat Dinonaktifkan Dugaan Gratifikasi, Bobby: Bersih-bersih, Jangan Curi Lagi
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
–
Gubernur Sumatera Utara
,
Bobby Nasution
, mengomentari penonaktifan seorang
pejabat inspektorat
Sumut karena dugaan
gratifikasi
.
Dia mengatakan penonaktifan itu bagian dari program kerjanya untuk bersih-bersih dari pejabat yang korupsi.
“Dibilang bersih-bersih ya harus karena pemerintah harus bersih,” ujar Bobby saat diwawancarai wartawan di kantornya, Senin (5/5/2025)
Dia lalu mengingatkan ke jajarannya untuk menjunjung tinggi integritas saat menjalankan pekerjaan.
“Kita ini harus kerja untuk masyarakat, kita ini sudah digaji, dibayar dapat tunjangan segala macam dari negara dari uang pajak,” kata Bobby.
“Tentunya jangan mencuri lagi, jangan pungli lagi, baik pungli di internal, instansi, pungli ke masyarakat, jangan lagi,” ucap Bobby.
Sebelumnya, Kepala Inspektorat Sumut, Sulaiman Harahap, mengatakan pejabat yang dinonaktifkan memiliki jabatan sebagai Inspektur Pembantu Pemprov Sumut.
Namun, Sulaiman belum mendetailkan identitasnya, begitu juga kapan pejabat itu dinonaktifkan.
“Jadi, dia dinonaktifkan sementara dalam rangka pemeriksaan dengan ancaman hukuman disiplin berat,” kata Sulaiman saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (3/5/2025).
Sulaiman mengatakan, persoalan yang membelit pejabat tersebut lantaran diduga menerima gratifikasi, saat melakukan pemeriksaan ASN yang melakukan pelanggaran.
“Jadi, persoalannya masalah penegakan integritas dalam pelaksanaan pekerjaannya ketika (dia) melakukan pemeriksaan, (ada) dugaan gratifikasi,” ucapnya.
Namun, Sulaiman juga menjelaskan bentuk gratifikasi karena proses pemeriksaan masih berlanjut. Pihaknya juga kini masih memeriksa sejumlah auditor yang juga diduga terlibat persoalan ini.
“Ada (juga) beberapa pejabat fungsional dan auditor yang sedang kita diperiksa,” ujarnya.
Sulaiman juga menegaskan, langkahnya melakukan pemeriksaan sebagai upaya bersih-bersih di internal Inspektorat Sumut demi mendukung tata kelola pemerintahan Pemprov Sumut yang baik.
Dia kemudian mengultimatum kepada jajarannya untuk terus menjaga integritas dan tidak melakukan pelanggaran.
“Kami bersihkan supaya mendukung tata kelola pemerintahan yang baik ini, sekaligus kalau ada nanti dari Inspektorat dalam rangka pemeriksaan yang mencoba-coba seperti itu (menerima gratifikasi) jangan dicoba-coba,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, juga telah menonaktifkan 5 pejabat atas dugaan berbagai persoalan, mulai dari korupsi hingga pencemaran nama baik Bobby.
Adapun pejabat yang dinonaktifkan ialah Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Perindag ESDM), Mulyadi Simatupang.
Lalu, Kepala Biro Otonomi Daerah Setda Sumut, Harianto Butar-butar, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut, Ilyas Sitorus, dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumut, Abdul Haris Lubis.
Bobby selanjutnya meminta inspektorat memeriksa kelimanya, hingga kini proses pemeriksaan masih berlangsung.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

TNI AU Gelar Simulasi Pencegatan Udara, 4 Jet F-16 Dikerahkan Paksa Pesawat Asing Mendarat – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – TNI AU dalam hal ini Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I menggelar latihan terpadu sistem pertahanan udara di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (22/4/2025).
Simulasi yang digelar berupa adanya pesawat asing jenis C-130 yang memasuki wilayah udara nasional tanpa izin dan tidak merespons panggilan komunikasi.
Tak butuh waktu lama, 4 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 3 terbang dengan kondisi scramble untuk melakukan intersepsi udara.
Aksi pengejaran pun sempat terjadi di langit Jakarta. Manuver-manuver penggagalan sempat memanas, hingga akhirnya pesawat asing tersebut dipaksa mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma.
Pesawat C-130 yang menjadi ‘musuh simulasi’ berasal dari Skadron Udara 31, dan seluruh rangkaian pendaratan paksa pun dilakukan sesuai prosedur operasional standar.
Dua pilot yang menerbangkan pesawat tersebut pun digelandang oleh Polisi Militer (POM) AU untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mereka diinterogasi oleh petugas dari TNI AU, imigrasi, sampai menjalankan pemeriksaan kesehatan awal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Latihan Cakra A Tahun Anggaran 2025 yang dilaksanakan di wilayah jajaran Komando Sektor Ibu Kota Negara (Kosek IKN).
Latihan ini tidak hanya bertujuan untuk menguji kemampuan deteksi-identifikasi, dan intersepsi pesawat asing, namun juga menekankan pentingnya penanganan pasca pendaratan paksa secara terintegrasi.
Dankosek IKN Marsma TNI Abdul Haris, menegaskan jika latihan ini menunjukkan pentingnya kehadiran TNI AU dalam menjaga ruang udara nasional sekaligus memperkuat sinergi antar-instansi.
“Latihan ini merupakan bentuk kesiapsiagaan dan profesionalisme TNI AU dalam menegakkan hukum dan menjaga kedaulatan negara di udara. Keberhasilan penanganan pelanggaran wilayah udara tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus dilakukan secara terpadu dengan berbagai pihak terkait,” ujar Abdul Haris.
-

Kepala Perindag ESDM Sumut Resmi Dicopot, Ini Kata Bobby Nasution
GELORA.CO – Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, resmi menonaktifkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Perindag ESDM) Sumut, Mulyadi Simatupang, pada Kamis, 17 April 2025. Salah satu alasan pencopotan Mulyadi adalah dugaan pencemaran nama baik terhadap Bobby.
Saat diminta menjelaskan lebih lanjut, Bobby enggan membeberkan detail. Ia hanya menyebut Mulyadi mengirim pesan yang dinilainya tidak pantas di grup WhatsApp resmi Pemerintah Provinsi Sumut.
“Kemarin dia (Mulyadi) ada mengirim percakapan di grup resmi pemerintah, kan enggak cocok ya,” ujar Bobby usai menghadiri acara Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dan Pelayanan Vasektomi Serentak di Kota Binjai, dikutip RMOLSumut, Senin, 21 April 2025.
Bobby kemudian meninggalkan lokasi tanpa memberikan rincian isi pesan tersebut.
Sebelumnya, Kepala Inspektorat Sumut, Sulaiman Harahap, menyatakan bahwa tindakan Mulyadi dapat dikategorikan sebagai pencemaran nama baik. Namun, belum dijelaskan bentuk atau isi pencemaran dimaksud.
Sulaiman mengungkapkan, Bobby memilih menyelesaikan masalah secara internal, meski secara hukum kasus ini bisa dibawa ke ranah pidana.
“Sebenarnya (persoalan) ini sudah (bisa) masuk ranah pidana. Tapi karena kebijaksanaan daripada Pak Gubernur, dia tidak mau membawanya ke ranah hukum, tapi melalui penanganan internal saja,” kata Sulaiman, Jumat, 18 April 2025.
Ia menambahkan, proses pemeriksaan terhadap Mulyadi masih berjalan dan belum ada kesimpulan akhir.
Mulyadi menjadi pejabat kelima yang dinonaktifkan Bobby Nasution dalam sepekan terakhir. Adapun empat pejabat lain yang dicopot adalah Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Sumut Juliadi Harahap, Kepala Biro Otonomi Daerah Setda Sumut Harianto Butar-butar, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Ilyas Sitorus, serta Kepala BPSDM Sumut Abdul Haris Lubis.
Penonaktifan para pejabat ini dilakukan atas dugaan berbagai pelanggaran, mulai dari korupsi hingga penyalahgunaan jabatan.
-

Cemarkan Nama Baik Bobby Nasution, Pejabat ESDM Sumut Dinonaktifkan, Sempat Mau Dijerat Pidana – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Kadisperindag ESDM) Pemprov Sumatera Utara (Sumut), Mulyadi Simatupang dinonaktifkan dari jabatannya setelah mencemarkan nama baik Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Insepktorat Pemprov Sumut, Sulaiman Harahap.
Sulaiman menuturkan Mulyadi sudah dinonaktifkan dari jabatannya sejak Kamis (17/4/2025) kemarin.
“Iya dinonaktifkan (Kepala Dinas Perindang ESDM Mulyadi Simatupang) sejak kemarin,” jelasnya pada Jumat (18/4/2025), dikutip dari Tribun Medan.
Sulaiman menuturkan sebenarnya ada rencana Mulyadi untuk dijerat pidana terkait pencemaran baik terhadap Bobby Nasution.
Namun, sambungnya, Bobby memutuskan agar hal tersebut tidak dilakukan.
“Salah satu alasan dinonaktifkan itu karena melakukan pencemaran nama baik pak Gubernur Sumut (Bobby Nasution). Harusnya sudah masuk ranah pidana.”
“Tetapi, pak Gubernur tidak mau dibawa ke ranah hukum. Jadi minta diperiksa di inspektorat saja,” tuturnya.
Sulaiman menjelaskan penonaktifan terhadap Mulyadi sebenarnya tidak hanya terkait pencemaran nama baik terhadap Bobby saja, tetapi adal beberapa hal lainnya.
Salah satunya adalah terkait penyalahgunaan wewenang sebagai Kadisperindag ESDM Pemprov Sumut.
“Penyebab lainnya adalah penyalahgunaan wewenang. Cuma, ini masih diperiksa di inspektorat,” jelasnya.
Namun, Sulaiman tidak merinci pencemaran nama baik seperti apa yang dilakukan Mulyadi kepada Bobby dan terkait penyalahgunaan wewenang sehingga berujung penonaktifan.
Dia hanya mengungkapkan hal tersebut masih diselidiki.
“Masih dalam pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.
Ada 4 Pejabat Pemprov Sumut yang Sudah Dinonaktifkan
Sementara, selain Mulyadi, ada empat pejabat Eselon II di lingkungan Pemprov Sumut yang sudah terlebih dahulu dinonaktifkan.
Adapun mereka adalah Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Juliadi Harahap, Kepala Biro Otonomi Daerah, Harianto Butarbutar, Kepala BPSDM Abdul Haris Lubis dan Kadis Kominfo Sumut Ilyas Sitorus.
Namun, tidak diketahui alasan mereka dinonaktifan oleh Bobbby.
Selain penonaktifan, Bobby juga sempat melakukan pencopotan dan rotasi di beberapa jabatan di lingkungan Pemprov Sumut.
Jabatan yang kosong itu pun diisi oleh anak buah Bobby saat masih menjabat sebagai Wali Kota Medan.
Diantaranya adalah, Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Konstruski Pemko Medan, Topan Obaja Ginting menjadi Kepala Dinas PUPR Sumut.
Kemudian, Kepala Badan Pendapatan Daerah Medan Sutan Tolang Lubis menjadi Kepala Dinas Badan Kepegawaian Daerah Sumut.
Lalu, Inspektorat Medan Sulaiman menjadi Inspektorat Sumut dan terakhir adalah Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya Tata Ruang (PKPCKTR) Medan Alex Sinulingga yang saat ini menjadi Kepala Dinas Pendidikan Sumut.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Medan dengan judul “Alasan Kepala Dinas Perindag ESDM Sumut Dinonaktifkan, Lakukan Pencemaran Nama Baik”
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Medan/Anisa Rahmadani)

/data/photo/2025/05/02/6814993635728.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

