Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

"Swing Voters" di Kota Bogor Tinggi, 5 Paslon Punya Peluang yang Sama Megapolitan 22 November 2024

"Swing Voters" di Kota Bogor Tinggi, 5 Paslon Punya Peluang yang Sama
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 November 2024

“Swing Voters” di Kota Bogor Tinggi, 5 Paslon Punya Peluang yang Sama
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com
– Lembaga survei Pusat Polling (Puspoll) Indonesia mencatat bahwa 34,7 persen masyarakat Kota Bogor masih ragu dalam menentukan pilihan mereka untuk
Pilkada Kota Bogor
2024.
Survei ini dilakukan pada 12-17 November 2024 untuk mengetahui preferensi politik masyarakat terhadap Pilwakot Bogor.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa 7,2 persen masyarakat Kota Bogor masih belum menentukan pilihan mereka.
Peneliti Puspoll Indonesia, Luqmanul Hakim, mengatakan bahwa hasil survei tersebut menggambarkan dinamika Pilkada Kota Bogor yang masih sangat cair.
“Situasinya masih dinamis. Artinya, dalam waktu satu minggu ke depan menjelang pencoblosan, masih bisa terjadi perubahan elektoral dalam pemilihan wali kota Bogor,” ungkap Hakim, Jumat (22/11/2024).
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur, dengan metode acak bertingkat (
multistage random sampling
) dan
margin of error
sekitar 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Jumlah sampel yang diambil adalah 600 responden yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Bogor.
Secara umum, hasil survei Puspoll Indonesia menempatkan pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Dedie Rachim-Jenal Mutaqin, di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 29,6 persen.
Paslon nomor urut 2, Atang Trisnanto-Annida Alivia, yang memiliki elektabilitas 20,2 persen.
Paslon nomor urut 4, Rena Da Frina-Teddy Risandi, menunjukkan kenaikan signifikan dan kini berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 18,4 persen.
Sementara itu, paslon nomor urut 1, Sendi Fardiansyah-Melli Darsa, mencatatkan elektabilitas 17,1 persen.
Paslon nomor urut 5, Raendi Rayendra-Eka Maulana, berada di posisi terakhir dengan 8,4 persen elektabilitas.
Pengamat politik Kota Bogor, Herry Setiawan, menilai bahwa tren kenaikan suara untuk paslon Rena Da Frina-Teddy Risandi terjadi akibat perpindahan dukungan dari pemilih paslon lain.
Herry juga menganggap masyarakat semakin mengenal sosok Rena-Teddy, dengan gaya kampanye yang lebih berani dan aktif bersosialisasi, yang menarik perhatian masyarakat.
“Apalagi paslon ini sudah mendapatkan dukungan dari komunitas Suku Batak di Kota Bogor,” ujar Herry.
“Paslon Rena-Teddy juga semakin aktif menyambangi basis simpul suara paslon lain, yang sepertinya efektif untuk menambah kenaikan suaranya,” tambahnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.