Perbesar
ESPOS.ID – Ilustrasi supermoon. (Freepik.com)
Esposin, JAKARTA — Fenomena astronomi Supermoon terakhir pada 2024 yang menyebabkan bulan purnama tampak lebih besar dari biasanya diperkirakan terlihat di langit Indonesia pada Sabtu (16/11/2024) pukul 04.29 WIB.
Dilansir dari NASA pada Jumat (15/11/2024), fenomena Supermoon terjadi ketika Bulan purnama berada pada posisi terdekat dengan Bumi. Hal tersebut disebabkan karena jalur orbit bulan bukan berbentuk lingkaran sempurna, melainkan oval, sehingga terdapat titik terjauh serta terdekat Bulan ketika mengorbit Bumi.
Promosi
Tingkatkan Kualitas Layanan Publik, BRI dan Ombudsman RI Gelar Sosialisasi
Adapun titik terjauh Bumi dengan Bulan atau yang disebut apogee rata-rata berada pada jarak 253.000 mil dari Bumi. Sedangkan titik terdekat atau perigee rata-rata berjarak 226.000 mil dari Bumi.
Bulan purnama bisa terjadi di posisi manapun selama mengorbit Bumi. Namun, apabila hal tersebut terjadi pada saat Bulan berada di posisi terdekat dengan Bumi, maka penampakannya terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Di belahan Bumi lain, tepatnya di zona waktu wilayah pantai timur Amerika Serikat (EST), fenomena Supermoon terakhir 2024 sudah bisa terlihat pada hari ini pada pukul 16.29 EST.
Menurut Earth Sky sebagaimana dilansir Antara, sebelumnya terdapat tiga kali fenomena Supermoon yang terjadi pada tahun ini, yakni tanggal 19 Agustus yang disebut Blue Moon, 18 September bernama Super Harvest Moon, dan 17 Oktober yang diberi nama Super Hunter Moon. Sedangkan Supermoon terakhir yang terjadi pada tahun ini dinamakan Beaver Moon.
Ahli astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengimbau seluruh masyarakat pesisir mewaspadai banjir rob, imbas fenomena Supermoon ini.
Thomas mengatakan, fenomena ini berdampak pada peningkatan pasang maksimum di wilayah pantai yang berpotensi menyebabkan banjir pasang atau rob.
“Masyarakat di wilayah pantai perlu waspada terhadap kemungkinan banjir pasang atau rob,” katanya.
Ia menjelaskan dampak dari fenomena Supermoon ini juga akan bertambah bila terdapat cuaca buruk di pantai, yang meningkatkan potensi rob untuk melimpas lebih jauh ke daratan.
“Atau bila ada banjir di daratan, banjirnya berpotensi tidak segera surut, karena kondisi pasang air laut yang lebih tinggi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.