Sumbu Imajiner Yogyakarta Menjadi Pembeda Ajang Lari MJM 2025

Sumbu Imajiner Yogyakarta Menjadi Pembeda Ajang Lari MJM 2025

Liputan6.com, Sleman Penghelatan event Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2025 menghadirkan sumbu imajiner Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai ikon yang diukirkan pada medali sebagai pembeda dari ajang lainnya. Di event yang ketujuh kalinya, 9.200 pelari pada Minggu (22/6/2026) diajak mendukung perkembangan pariwisata olahraga (Sport tourism) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengambil garis awal dan akhir di kawasan Candi Prambanan, Sleman.Mandiri Jogja Marathon2025 mengusung tema ‘Accelerate Your Limit, Embrace The Culture’. Pelari akan diajak melintasi alam dan kehidupan di 16 desa yang menjadi rute.

Mandiri Jogja Marathon 2025 menghadirkan empat kategori lomba utama mulai dari Marathon (42,1 Km), Half Marathon (21,8 Km), 10K, dan 5K Fun Run. Selain pecinta lari lokal, dari total 9.200 pendaftar hadir pelari dari 17 negara seperti Kenya, Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, Korea Selatan, China, Jepang, Malaysia, Singapura dan lainnya. “Ini menjadikan Mandiri Jogja Marathon sebagai salah satu ajang marathon paling masif dan inklusif di Indonesia tahun ini,” kata SEVP Corporate Relations Bank Mandiri M. Wisnu Trihanggodo di Sleman, Kamis (19/6/2025). 

Menjadi pembeda dari ajang sebelum-sebelumnya, mulai tahun ini Mandiri Jogja Marathon 2025 menghadirkan medali edisi khusus bertema sumbu imajiner Yogyakarta yang diakui UNESCO. Hingga 2029, medali akan didesain khusus dengan menampilkan lima lokasi yang menjadi penanda sumbu imajiner.

Tahun ini Pantai Parangtritis yang menjadi ikon medali, kemudian berturut diikuti Panggung Krapyak, Kraton Ngayogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi. Jika kelima medali ini disatukan akan membentuk bentuk pentagon yang simetris dan menampilkan berbagai warna sebagai latar belakang. “Dalam empat tahun kedepan Mandiri Jogja Marathon 2025 dipersiapkan untuk mengakselerasi peran sport tourism sebagai motor pertumbuhan ekonomi serta memperkuat Yogyakarta sebagai destinasi sport tourism unggulan di Asia Tenggara,” lanjut Wisnu.

Dipaparkan dari riset Mandiri Institute, penyelenggaran Mandiri Jogja Marathon 2025 setiap tahunnya terbukti memberikan dorongan signifikan di Yogyakarta. Di tiga hari persiapan dan perlombaan, terjadi peningkatan pertumbuhan belanja hingga 36 persen dibanding rata-rata periode akhir pekan normal. Dampak tersebut berasal dari pergerakan wisatawan domestik dan mancanegara yang mengikuti rangkaian lomba, serta aktivitas turunan di sektor perhotelan, transportasi, kuliner, hingga UMKM lokal. “Ini belum lagi kedatangan pendamping peserta yang kami prediksi mencapai 30 ribu orang,” papar Wisnu.