Sudah Berangkatkan Study Tour Rp 3,6 Juta, Kepala SMAN 1 Cianjur Dinonaktifkan, Dedi Mulyadi: Beban

Sudah Berangkatkan Study Tour Rp 3,6 Juta, Kepala SMAN 1 Cianjur Dinonaktifkan, Dedi Mulyadi: Beban

TRIBUNJATIM.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kembali menonaktifkan kepala sekolah yang berangkatkan muridnya study tour.

Terbaru, Kepala SMAN 1 Cianjur Agam Supriyanta resmi dinonaktifkan sementara dari jabatannya.

Agam Supriyanta dinonaktifkan Dedi Mulyadi karena sekolahnya melakukan studi tour ke Bromo dan Bali.

Penonaktifan dari jabatanya tersebut dipastikan setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membuat pernyataan melalui rekaman video yang diunggah akun instagram pribadinya @dedimulyadi71.

“Dua hari lalu, kami menurunkan tim ispektorat ke SMAN 1 Cianjur, dan tadi malam sudah disimpulkan dan diputuskan, bahwa hasil pemeriksaan kepala sekolah SMAN 1 Cianjur dinonaktifkan sementara,” kata Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Kamis (27/2/2025), melansir dari TribunJabar.

Penonaktifan sementara kepala sekolah SMAN 1 Cianjur tersebut lanjut dia, karena pihaknya tengah melakukan pendalaman terkait dengan berbagai kegiatan pengelolaan keuangan di SMAN 1 Cianjur.

“Hal tersebut juga akan dilakukan terhadap seluruh SMA dan SMK di Jawa Barat, sehingga kami bisa mendapatkan rekomendasi yang objektif untuk kepentingan dunia pendidikan di Jawa Barat,” ucapnya.

Dedi menjelaskan bila terdapat kepala sekolah ditemukan kesahalan yang berat, dan tidak dapat ditoleransi, maka pihaknya akan memberhentikan kepala sekolah tersebut secara permanen dari jabatanya, dan akan ditugaskan sebagai guru biasa sekolah di Jawa Barat.

“Kami sampaikan kepada seluruh orang tua siswa, pemerintah Jawa Barat sangat sungguh – sungguh membenahi pedidikan, meringankan biaya yang dikeluarkan orang, karena sudah mengeluarkan uang puluhan triliun. Tetapi kalau sekolahya masih ada pembebanan dengan biaya tinggi, artinya subsidi diberikan tidak ada artinya,” ucapnya.

Sementara itu, Agam Supriyanta menyebutkan kegiatan studi tour ke Bromo dan Bali sudah direncankan sebelum adanya kebijakan yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait larangan study tour.

“Study tour ke Bromo dan Bali yang diikuti sebanyak 361 siswa kelas 11 tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari, dan dilaksanakan sebelum keluarnya instruksi gubernur,” kata Agam saat dihubungi, Kamis (27/5/2025).

Kegiatan implementasi kurikulum merdeka tersebut lanjut dia, berlangsung mulai Selasa (18/2/2025) sampai Senin (24/2/2025). 

Sementara pelantikan Gubernur baru Jawa Barat digelar pada Kamis (20/2/2025).

“Saat kebijakan baru tersebut mulai diberlakukan, rombonga SMAN 1 Cianjur dan siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut sedang dalam perjalanan menuju kota tujuan. Ketika itu kita tidak bisa diminta untuk kembali, karena ada beberapa pertimbangan, seperti spikologis para siswa,” ucapnya.

Selain itu ia mengatakan, dalam kegiatan tersebut tercatat ada sebanyak 78 siswa yang tidak ikut, hal tersebut merupakan bukti bahwa kegiatan tersebut tidak bersifat wajib.

“Siswa yang ikut dalam kegiatan itu harus membayar biaya sebesar Rp 3,6 juta. Para siswa yang ikut dalam outing class tersebut juga mengumpulkan uang dengan cara menabung, bahkan sebelum rombongan berangkat juga dilakukan poling dan Mou, persiapanya memang sudah dilakukan setahun tahun lalu,” ucapnya.

Agam mengatakan, pihaknya bersedia untuk bertanggung jawab atas keberangkatan ratusan siswanya tersebut ke Bromo dan Bali. Selain itu ia mengaku dirinya sudah memberikan klarifikasi dan keterangan kepada Dinas Pendidik Jawa Barat.

“Pada prinsipnya kita siap melalukan perbaikan, dipastikan akan mematuhi kebijakan yang diluarkan pemeritah kedepannya,” ucapnya.

Di sisi lain, rencana study tour SMAN 1 Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ke Yogyakarta dibatalkan.

Pembatalan ini mengikuti larangan dari Dedi Mulyadi dan Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VI.

Kepala SMAN 1 Cilaku, Tapip, menjelaskan bahwa kegiatan ini awalnya diikuti oleh 130 siswa kelas 11 dari total 432 siswa.

Uang iurang yang telah dibayarkan para siswa akan dikembalikan.

“Dari sebanyak 432 siswa kelas 11 yang ikut, tercatat ada 130 orang. Untuk ikut outing class tersebut setiap siswa membayar Rp 1,5 juta, dan hal tersebut pun tidak bersifat wajib,” katanya saat dihubungi, Rabu (26/2/2025).

Sesuai rencana awal, para siswa seharusnya berangkat pada Senin (24/2/2025) ke Bandung untuk mengunjungi Saung Angklung Udjo, sebelum melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta untuk melihat universitas negeri dan tempat wisata.

Mereka dijadwalkan kembali ke Cianjur pada Rabu (26/2/2025) malam.

Tapip menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program 5P Kebhinekaan dalam Kurikulum Merdeka, yang mengombinasikan pembelajaran dan rekreasi.

“Formatnya macam-macam, bukan hanya sekedar belajar tapi juga ada pikniknya yaitu disebut outing class atau pembelajaran di luar kelas dan itu pun hasil kesepakatan dari para siswa juga orangtua,” kata dia.

Pihak orangtua menerima keputusan pembatalan tanpa keberatan.

Sebagai gantinya, kegiatan 5P Kebhinekaan tetap akan dijalankan di lingkungan sekolah.

Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Nonong Winarni, menegaskan bahwa larangan ini sudah diinformasikan sebelumnya melalui surat edaran.

“Rencana kegiatan SMAN 1 Cilaku tidak jadi, karena sempat saya ingatkan agar tidak berangkat, karena sudah jelas ada surat edarannya,” katanya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com