Suara Hewan Ganggu Warga, Pemilik Pejaten Shelter Bakal Tanam Pohon Bambu Megapolitan 2 Juli 2025

Suara Hewan Ganggu Warga, Pemilik Pejaten Shelter Bakal Tanam Pohon Bambu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juli 2025

Suara Hewan Ganggu Warga, Pemilik Pejaten Shelter Bakal Tanam Pohon Bambu
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemilik
Pejaten Animal Shelter
, Susana Somali mengatakan, akan menambahkan pohon bambu untuk meredam suara hewan yang dikeluhkan warga sekitar.
“Saya harus nanam banyak pohon bambu, jadi enggak ke penduduk suaranya,” kata Susana saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Selatan, Rabu (2/7/2025).
Susana menjelaskan, pohon bambu yang dipilih adalah bambu buana yang memiliki ukuran batang lebih tebal.
Sehingga, suara gonggongan anjing yang datang dari shelter tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar.
“Bambunya bambu buana, yang gede-gede,” kata dia.
Ia juga akan melakukan sosialisasi pada warga agar mereka lebih mengerti dengan situasi saat ini.
Menurut dia, warga berpikir bahwa aktivitas yang dilakukan
Pejaten Shelter
ini membawa keuntungan.
Padahal, Susana justru kekurangan dana untuk terus membantu hewan terlantar.
“Untuk masyarakat belakang akan kami coba sosialisasikan, mereka juga enggak ngerti, kan. Disangkanya kegiatan yang mendatangkan banyak uang, padahal kan kegiatan yang kurang uang sebetulnya,” ucap dia.
Sebelumnya, Pejaten Animal Shelter di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terancam ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Rabu (25/6/2025).
Warga meminta agar tempat penampungan hewan telantar itu segera ditutup karena dinilai mengganggu masyarakat.
“Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
Pemilik Pejaten Shelter, Susana Somali, tidak berkeberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup sesuai permintaan warga.
Namun, ia mengingatkan dampaknya terhadap hewan-hewan yang ada.
“Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.