Strategi Efisiensi Anggaran Harus Fokus pada Program Low Budget High Impact dan Multiplier Effect

Strategi Efisiensi Anggaran Harus Fokus pada Program Low Budget High Impact dan Multiplier Effect

Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan kebijakan agresif dalam efisiensi anggaran negara dengan memangkas belanja kementerian/lembaga (K/L) dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 306 triliun. Pemotongan ini mencakup 16 pos anggaran dengan kisaran pengurangan 10% hingga 90%.

Menanggapi kebijakan ini, pengamat kebijakan publik Ahmad Alamsyah Saragih menekankan bahwa pemangkasan anggaran harus dibarengi dengan strategi yang tepat agar tetap memberikan dampak positif bagi perekonomian. Berikut strategi yang dapat diterapkan:

1. Memprioritaskan Program Low Budget High Impact

Alamsyah menegaskan bahwa kementerian dan lembaga harus mengubah pola kerja dengan fokus pada program yang memiliki manfaat besar (high impact) namun dengan biaya yang lebih rendah (low budget). Ini akan memastikan anggaran yang tersedia tetap efektif dalam memberikan manfaat bagi masyarakat.

2. Digitalisasi untuk Efisiensi Rapat Kerja

Penggunaan teknologi digital harus dioptimalkan guna mengurangi biaya rapat kerja, seperti pengeluaran untuk konsumsi, venue, dan perjalanan dinas. Dengan adopsi teknologi, koordinasi lintas daerah dan lembaga tetap dapat berjalan tanpa menghambat efektivitas kerja.

3. Mengalokasikan Anggaran ke Program Berdaya Guna Tinggi (Multiplier Effect)

Efisiensi anggaran harus diikuti dengan realokasi ke program-program yang dapat memberikan dampak luas bagi perekonomian, seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dinilai mampu menyerap tenaga kerja dan menggerakkan rantai pasok lokal. Selain itu, pemerintah harus memastikan UKM dapat berpartisipasi aktif dalam program ini dengan dukungan pembiayaan.

4. Dukungan Kebijakan Moneter untuk Meningkatkan Efektivitas Fiskal

Kebijakan fiskal saja tidak cukup untuk memastikan efektivitas realokasi anggaran. Oleh karena itu, dukungan kebijakan moneter diperlukan, misalnya dengan menyediakan skema pembiayaan perbankan berbunga rendah serta kebijakan afirmatif untuk sektor-sektor bernilai tambah tinggi. Langkah ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dengan penerapan strategi yang tepat, kebijakan efisiensi anggaran ini dapat memberikan manfaat maksimal tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.