Jakarta, CNBC Indonesia – Lebih dari 5.000 pekerja Starbucks dari lebih 300 gerai di Amerika Serikat (AS) diperkirakan melakukan mogok kerja pada malam Natal, Selasa (24/12/2024).
Melansir Reuters pada Rabu (25/12/2024), serikat pekerja mengklaim lebih dari 290 gerai “tutup total”, dan lebih dari 300 gerai mogok sesuai rencana di 45 negara bagian AS.
Sementara Starbucks, yang mengoperasikan lebih dari 10.000 gerai yang dikelola perusahaan di seluruh Amerika Serikat, mengatakan 98% gerainya tetap buka, dengan sekitar 170 gerai tutup pada hari Selasa.
Mogok kerja Malam Natal pada hari Selasa diproyeksikan menjadi yang terbesar yang pernah ada di jaringan kopi tersebut, kata Serikat Pekerja Starbucks.
“Mogok kerja ini adalah unjuk kekuatan awal, dan kami baru saja memulai,” kata seorang barista Oregon dalam pernyataan serikat pekerja.
Serikat pekerja, yang mewakili karyawan di 525 toko di seluruh negeri, telah menyerukan pemogokan di 12 kota besar, termasuk New York, Los Angeles, Boston, dan Seattle, terkait masalah upah, kepegawaian, dan jadwal kerja.
Pemogokan dimulai pada hari Jumat setelah pembicaraan antara Starbucks dan serikat pekerja menemui jalan buntu.
Starbucks menolak berkomentar tentang perkiraan dampak pemogokan terhadap keseluruhan operasi setelah sebelumnya mengatakan dampak yang diharapkan “sangat terbatas”.
“Mereka (Starbucks) mungkin benar sehubungan dengan tidak adanya dampak nyata terhadap pendapatan,” kata Sean Dunlop, analis Morninstar.
Awal bulan ini, kelompok pekerja menolak tawaran tidak ada kenaikan upah langsung dan jaminan kenaikan gaji 1,5% di tahun-tahun mendatang. Serikat pekerja juga mengatakan bahwa Starbucks belum memberikan “proposal ekonomi yang serius” kepada para pekerjanya.
“Kami siap untuk melanjutkan negosiasi saat serikat pekerja kembali ke meja perundingan,” kata perusahaan itu.
Starbucks sebelumnya mengklaim bahwa delegasi serikat pekerja mengakhiri sesi perundingan sebelum waktunya.
(wia)