Staf, Prajurit Wamil, dan Tahanan Jadi Korban

Staf, Prajurit Wamil, dan Tahanan Jadi Korban

PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan antara Israel penjajah dan Iran kembali memakan korban jiwa dalam skala besar. Serangan terbaru Israel penjajah pada Minggu, 29 Juni 2025, menghantam Penjara Evin, fasilitas penahanan paling terkenal di ibu kota Iran, Teheran.

Serangan ini menewaskan sedikitnya 71 orang dari berbagai latar belakang, termasuk staf administrasi, prajurit wajib militer, tahanan politik, hingga anggota keluarga tahanan.

Kabar duka tersebut dikonfirmasi langsung oleh juru bicara kehakiman Iran, Asghar Jahangir, melalui pernyataan resmi yang dirilis oleh media yudikasi Mizan.

“Dalam serangan di penjara Evin, 71 orang menjadi syuhada termasuk staf administrasi, pemuda yang sedang menjalani wajib militer, tahanan, anggota keluarga tahanan yang mengunjungi mereka, dan tetangga yang tinggal di sekitar penjara,” kata Jahangir.

Serangan Simbolis Menargetkan Sistem Politik Iran

Penjara Evin bukan penjara biasa di Iran. Selama beberapa dekade, fasilitas ini dikenal luas sebagai lokasi penahanan tahanan politik, aktivis hak asasi manusia, hingga jurnalis. Serangan ini pun dinilai sebagai pesan politik Israel penjajah untuk menunjukkan bahwa target serangan tidak hanya terbatas pada fasilitas militer dan nuklir, tetapi juga simbol-simbol penting pemerintahan Iran.

Dalam keterangan lanjutannya, Jahangir menyebutkan bahwa sebagian bangunan administrasi penjara hancur akibat serangan tersebut. Banyak korban juga mengalami luka serius dan kini sedang dalam penanganan medis.

“Sebagian dari gedung administrasi penjara Evin telah rusak dalam serangan dan orang-orang tewas serta terluka,” ujar Jahangir.

Sementara itu, pihak kehakiman Iran mengonfirmasi bahwa seluruh tahanan yang selamat telah dipindahkan ke penjara lain di Provinsi Teheran untuk alasan keamanan.

Warga Negara Asing Ikut Terancam

Penjara Evin juga menjadi tempat penahanan sejumlah warga negara asing yang kasusnya kerap menjadi sorotan internasional. Di antaranya terdapat dua warga negara Prancis, Cecile Kohler dan Jacques Paris, yang telah mendekam di penjara tersebut selama tiga tahun terakhir.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot pun menyuarakan kecaman keras atas serangan ini, yang dinilai membahayakan keselamatan warganya di Iran.

“Serangan yang menargetkan penjara Evin di Tehran, membahayakan warga kami Cecile Kohler dan Jacques Paris. Ini tidak dapat diterima,” ucap Barrot melalui unggahannya di platform X, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Bagian dari Eskalasi Terbaru

Serangan terhadap Penjara Evin terjadi di akhir rangkaian perang udara terbaru antara Israel penjajah dan Iran. Eskalasi ini menandai babak baru konflik dua negara musuh bebuyutan tersebut. Biasanya, Israel penjajah menargetkan fasilitas militer, gudang senjata, atau situs pengayaan nuklir milik Iran. Namun kali ini, sasaran serangan meluas ke fasilitas sipil dengan nilai simbolik tinggi.

Belum ada tanggapan resmi dari Israel penjajah terkait alasan serangan ke penjara Evin. Namun, sejumlah analis internasional menduga langkah ini diambil untuk menekan Iran dengan menunjukkan bahwa tidak ada titik vital yang aman dari serangan udara Israel penjajah.

Respons dan Kondisi Terkini

Pasca serangan, pemerintah Iran meningkatkan status kewaspadaan di beberapa penjara lain, terutama yang menampung tahanan politik dan warga negara asing. Pemindahan tahanan ke lokasi baru disebut dilakukan untuk mencegah potensi serangan susulan.

Selain itu, Iran juga telah melayangkan protes keras ke Dewan Keamanan PBB dan sejumlah negara mitra, menuding Israel penjajah melakukan kejahatan perang karena menyerang fasilitas penahanan sipil.

Hingga kini, proses evakuasi korban masih berlanjut. Tim penyelamat dan petugas medis dikerahkan untuk mengevakuasi puing bangunan yang hancur dan mencari kemungkinan korban tambahan.***