Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Sosok Nisdel, Pembersih Makam Berpenghasilan Rp500 Ribu Sehari, Tidur di Kuburan demi Hidupi 6 Anak – Halaman all

Sosok Nisdel, Pembersih Makam Berpenghasilan Rp500 Ribu Sehari, Tidur di Kuburan demi Hidupi 6 Anak – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Seorang ibu bernama Nisdel (53), bertahan hidup menjadi seorang pengerat atau tukang membersihkan makam, demi menghidupi enam anaknya.

Nisdel merupakan warga Bogor, Jawa Barat.

Sehari-hari, ia membersihkan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Pekerjaan itu sudah ia tekuni sejak 1990.

Jika TPU sedang ramai peziarah, ia bisa mengumpulkan uang lebih dari Rp500 ribu dalam sehari.

Apabila sepi, ia hanya membawa pulang uang sekira Rp150 ribu per hari.

Nisdel, hampir setiap hari menyapu dan mengorek rumput liar hingga sampah di sekitar TPU Karet Bivak.

Pekerjaan ini ia tekuni untuk menghidupi keenam anaknya serta biaya sekolah mereka.

“Saya asli orang Bogor, tapi suami saya orang sini dan kami tinggal di Tanah Abang. Saya harus ke sini setiap dua minggu untuk mengumpulkan uang.”

“Kalau di Bogor, saya tidak bisa sewa rumah karena uangnya habis untuk makan dan sekolah anak-anak,” katanya saat ditemui Tribunnews.com, Rabu (2/4/2025).

Ia bahkan rela tidur di atas lahan kuburan, demi menghemat biaya penginapan agar uang yang ia kumpulkan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya di Bogor.

“Di sini lebih menjanjikan daripada di tempat lain,” ujarnya.

Momen Lebaran seperti saat ini, merupakan kesempatan bagi Nisdel untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Pada Lebaran hari pertama, jumlah peziarah TPU Karet Bivak mencapai 7.000 orang.

Sementara, pada H+2 Lebaran, jumlah peziarah mengalami penurunan yakni sekira 600 orang.

“Ya, memang mobilitas peziarah paling banyak di hari-H Lebaran,” kata petugas administrasi TPU Karet Bivak, Yani.

Sementara itu, tukang bersih makam lain di Karet Bivak, Dadang (50), telah menekuni pekerjaan ini sejak 1991.

Dadang merupakan warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Ia juga telah berkeluarga dan memiliki anak, sehingga tanggung jawabnya semakin besar.

Namun, ia berusaha mencukupi kebutuhan keluarganya meski penghasilan tak menentu.

“Kadang-kadang cukup, kadang-kadang nggak. Ya tergantung kita apat penghasilan di sini, kan,” tuturnya.

Dadang mengatakan, penghasilannya bergantung pada kebaikan hati keluarga pemilik makam.

“Biasannya kan kita tergantung orangnya. Iya kan? Ada yang pelit, ada yang baik. Pelit lah, ada yang hitungan, ada yang enggak hitungan,” terangnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Reynas Abdila/Fersianus Waku)

Merangkum Semua Peristiwa