Jakarta, CNN Indonesia —
Sopir mobil penabrakan maut di pasar Natal, di kota Magdeburg, Jerman, yang sudah ditangkap, Taleb Jawad al-Abdulmohsen, adalah pengungsi Saudi yang pernah menyatakan dirinya seorang ateis dan ‘anti-Islam’.
AFP menjelaskan Abdulmohsen merupakan seorang dokter berusia 50 tahun. Dia bekerja sebagai psikiater di Bernburg yang berada dekat Magdeburg dan tak punya hubungan dengan para jihadis.
Pada Jumat (20/12) malam Abdulmohsen menabrak kerumunan orang yang sedang merayakan Natal. Catatan terkini otoritas Jerman, lima orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka.
Otoritas Jerman tanggal insiden itu bukan suatu kebetulan karena delapan tahun lalu serangan serupa terjadi di pasar Natal di Berlin dan menewaskan 13 orang.
Abdulmohsen di media sosial menggambarkan dirinya sebagai korban penganiayaan yang telah meninggalkan Islam dan mengecam apa yang disebutnya sebagai Islamisasi Jerman.
Ia berasal dari keluarga Syiah di desa Hofuf, provinsi al-Ahsa yang mayoritas Syiah, di timur Arab Saudi.
Ia tiba di Jerman pada 2006 dan diberi status pengungsi 10 tahun kemudian, menurut media Jerman. Abdulmohsen juga dikatakan sebagai aktivis Saudi.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Frankfurter Rundschau, beberapa tahun lalu, Abdulmohsen mengatakan bahwa ia telah diancam akan dibunuh karena murtad.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP untuk cerita tak terkait yang tidak dipublikasi, Abdulmohsen disebut menampilkan dirinya sebagai ‘seorang ateis Saudi’.
Dia juga disebut pernah mengatakan bahwa pemuda Saudi tidak hanya melarikan diri dari pemerintah tetapi juga ‘melarikan diri dari Islam’.
“Pendidikan Islam yang ketat adalah penyebab semua masalah umat Islam, terutama kaum perempuan,” kata Abdulmohsen.
Beberapa media telah melaporkan hubungan antara Abdulmohsen dan kelompok sayap kanan di Jerman. Ia dikenal baik di kalangan diaspora Saudi di negara itu dan membantu para pencari suaka, khususnya kaum perempuan.
“Ia adalah orang yang terganggu secara psikologis dengan rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan,” kata Taha Al-Hajji, direktur hukum Organisasi Hak Asasi Manusia Saudi Eropa yang berpusat di Berlin, kepada AFP.
“Ini jelas bukan serangan bermotif Islamis,” tambahnya.
Hajji mengatakan Abdulmohsen adalah ‘orang buangan’ di antara komunitas Saudi di Jerman, meskipun ia bekerja dengan para pencari suaka.
Agustus lalu Abdulmohsen mengunggah di media sosial, “Apakah ada jalan menuju keadilan di Jerman tanpa meledakkan kedutaan Jerman atau membantai warga negara Jerman secara acak? Saya telah mencari jalan damai sejak Januari 2019 dan belum menemukannya. Jika ada yang mengetahuinya, mohon beri tahu saya.”
Dalam postingannya, ia mengutuk apa yang disebutnya ‘kejahatan yang dilakukan Jerman terhadap pengungsi Saudi dan penghalangan keadilan, tidak peduli berapa banyak bukti yang diajukan kepada mereka’.
(fea/fea)
[Gambas:Video CNN]