TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jakarta, Pramono Anung buka suara soal kemungkinan adanya pendatang baru di Jakarta setelah Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 2025 ini.
Pramono mengaku, baik dirinya maupun wakilnya Rano Karno atau Bang Doel tak masalah soal adanya pendatang baru di Jakarta yang mayoritasnya datang untuk mencari lapangan pekerjaan ini.
Terlebih Pramono juga menyadari bahwa di beberapa daerah diluar Jakarta, banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.
Sehingga Pramono memastikan bahwa Jakarta akan mempersiapkan diri untuk menerima para pendatang baru ini.
“Jadi ini memang problem yang pasti akan dihadapi Jakarta dalam kondisi yang seperti ini,”
“Tanpa menutup mata kan beberapa daerah melakukan PHK dan sebagainya. Untuk itu Jakarta pasti mempersiapkan diri,” kata Pramono dilansir Kompas TV, Selasa (1/4/2025).
Lebih lanjut Pramono juga menyebut ia sudah berdiskusi dengan Bang Doel untuk tidak melakukan Operasi Yustisi kependudukan.
Pramono hanya menegaskan, siapapun yang datang ke Jakarta harus memiliki identitas.
Karena nantinya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Jakarta akan melakukan pengecekan administrasi.
Kemudian bagi yang ingin bekerja di Jakarta, Pramono pun mempersilahkan.
Asalkan mereka memiliki skill dan mau belajar mengasah skill mereka melalui pelatihan kerja yang ada.
“Saya dang Bang Doel, kami sudah berdiskusi, kami tidak akan melakukan Operasi Yustisi. Yang kita lakukan lebih kepada kemanusiaan.”
“Siapapun yang datang ke Jakarta harus ada identitasnya, Dukcapil akan mengecek itu, administrasinya dicek. Kalau dia mau cari kerja di Jakarta, monggo, silahkan.”
“Asal dia mau ikut pelatihan dan paling penting punya identitas, kalau tidak punya identitas, enggak (tidak boleh ke Jakarta),” jelas Pramono.
Pendatang Baru Jangan Jadi Beban
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Khoirudin, menegaskan bahwa pendatang yang ingin beradu nasib di Jakarta pasca-Lebaran 2025 harus membawa keterampilan yang mumpuni.
Ia mengingatkan agar para pendatang tidak hanya bergantung pada kerabat atau sanak saudara, tetapi juga memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di Jakarta.
“Pendatang yang masuk ke Jakarta harus punya keterampilan. Jangan sampai mereka hanya bergantung pada keluarga atau teman, tapi tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan di kota ini,” kata Khoirudin dalam keterangan yang diterima.
Menurutnya, keterampilan adalah syarat utama bagi para pendatang agar dapat bertahan hidup dan bersaing di ibu kota yang kompetitif.
Jakarta memiliki pasar kerja yang besar, namun persaingannya juga sangat ketat, sehingga keterampilan menjadi faktor penentu dalam meraih kesempatan kerja.
“Jika tidak memiliki keterampilan, pendatang baru bisa menjadi beban bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Jakarta adalah kota yang penuh peluang, tetapi hanya mereka yang punya skill yang dapat meraihnya,” tegas Khoirudin.
Khoirudin juga menyampaikan bahwa Jakarta sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin mencoba peruntungan, asalkan mereka datang dengan bekal keterampilan yang cukup.
Untuk diketahui, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Jakarta memprediksi adanya sekitar 10.000 hingga 15.000 pendatang yang masuk ke Jakarta setelah Lebaran 2025.
Kepala Disdukcapil Jakarta, Budi Awalludin, menyatakan bahwa jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Jumlah pendatang ke Jakarta untuk tahun 2025 diprediksi sekitar 10.000 sampai dengan 15.000 jiwa,” ujar Budi saat dikonfirmasi, Minggu (23/3/2025).
Berdasarkan data Disdukcapil, arus pendatang ke Jakarta dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren penurunan. Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 25.931 pendatang, sedangkan pada tahun 2024 jumlahnya turun menjadi 16.207 orang.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/ Glery Lazuardi)
Baca berita lainnya terkait Mudik Lebaran 2025.