Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

SKK Migas dorong KKKS manfaatkan teknologi untuk pacu produksi

SKK Migas dorong KKKS manfaatkan teknologi untuk pacu produksi

Untuk itu optimalisasi produksi dan lapangan existing merupakan hal yang sangat krusial

Jakarta (ANTARA) – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk memanfaatkan teknologi sekaligus berinovasi guna meningkatkan produksi dan lifting migas nasional.

Hal tersebut tertuang dalam output serta kesepakatan antara SKK Migas dan KKKS dalam kegiatan Amore atau Asset Management and Optimization Review and Technology Day di Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/12/2024).

Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara dalam pernyataan di Jakarta, Jumat, menyatakan dorongan tersebut dilakukan pihaknya mengingat industri hulu migas domestik saat ini menghadapi tantangan untuk mencapai target lifting minyak, yang sebesar 635 ribu barel minyak per hari (BOPD) sesuai target yang telah ditetapkan APBN 2024.

“Situasi ini menuntut kita untuk terus berinovasi, memanfaatkan teknologi terkini dan menerapkan praktik terbaik yang telah terbukti efektif,” kata dia.

Benny menyatakan tantangan tersebut di antaranya lapangan-lapangan yang sudah tua (mature), cadangan semakin kecil, tekanan reservoir semakin menurun, isu kenaikan produksi air dan pasir yang berdampak terhadap produksi, serta kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Dikatakan dia, target jangka panjang (Long Term Plan/LTP) SKK Migas khususnya strategi improving exisiting asset value yang meliputi kegiatan lapangan atau sumur yang ada, menjadi salah satu upaya peningkatan produksi atau lifting migas nasional, selain percepatan proyek onstream baru,

“Untuk itu optimalisasi produksi dan lapangan existing merupakan hal yang sangat krusial,” kata Benny.

Lebih lanjut, Kepala Divisi Optimalisasi Cadangan SKK Migas Sri Andaryani mengatakan inovasi berbagai metode dan teknologi baru penting dilakukan untuk menahan laju penurunan produksi, bahkan untuk bisa meningkatkan lifting migas.

“Outputnya harus satu yaitu produksi dan ujung-ujungnya monetisasi,” kata dia.

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024