Siswa SMK di Bandung Barat Tewas, Diduga karena Terlalu Mendalami Peran Teater Bandung 21 Februari 2025

Siswa SMK di Bandung Barat Tewas, Diduga karena Terlalu Mendalami Peran Teater
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        21 Februari 2025

Siswa SMK di Bandung Barat Tewas, Diduga karena Terlalu Mendalami Peran Teater
Tim Redaksi
BANDUNG BARAT, KOMPAS.com
– Muhammad Ropiq Dafirly (17), siswa kelas XII SMK Dharma Pertiwi, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), meninggal dunia saat pertunjukan
teater
sekolah berlangsung.
Insiden ini terjadi dalam rangka ujian praktik mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kamis (20/2/2025).
Ropiq diduga terlalu mendalami perannya saat membawakan adegan
bunuh diri
, hingga senjata tajam yang digunakan dalam adegan tersebut benar-benar melukai tubuhnya.
“Di adegan dalam cerita yang mereka buat ada adegan skenario bunuh diri. Mungkin karena saking mendalami peran, sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujar Humas SMK Dharma Pertiwi, Ridwan, Jumat (21/2/2025).
Menurut Ridwan, ujian praktik teater ini merupakan tugas bagi seluruh siswa kelas XII. Mereka dibagi dalam kelompok untuk menulis naskah, menentukan peran, serta menyiapkan properti secara mandiri.
Saat insiden terjadi, Ropiq sedang memainkan peran dalam pertunjukan berjudul “Kenakalan Remaja”. Dalam lakon itu, ia memerankan seorang perempuan hamil yang mengalami depresi dan akhirnya bunuh diri.
Ropiq menggunakan properti berupa balon berisi air merah untuk memberikan efek darah dalam adegan bunuh diri. Namun, ketika ia menancapkan gunting ke perutnya, ia tiba-tiba pingsan di atas panggung.
Awalnya, penonton mengira itu bagian dari akting, hingga kemudian saksi menyadari bahwa Ropiq benar-benar terluka.
“Untuk korban sendiri ketika terdapat kejadian seperti itu, kita langsung membawanya ke puskesmas untuk pertolongan medis pertama. Karena memang puskesmas yang terdekat dari sini,” jelas Ridwan.
Pihak sekolah mengakui kecolongan dalam pengawasan properti yang digunakan para siswa dalam ujian praktik tersebut.
“Untuk properti itu semua siswa yang menyediakan. Kalau untuk properti yang lain itu sepengetahuan kami, tapi kami tidak mengetahui adanya gunting itu,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.