Siswa Anak Polisi Pukul Guru di Ruang BK SMAN 1 Sinjai, Ini Kronologi Lengkap dan Respons Sekolah Regional 18 September 2025

Siswa Anak Polisi Pukul Guru di Ruang BK SMAN 1 Sinjai, Ini Kronologi Lengkap dan Respons Sekolah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 September 2025

Siswa Anak Polisi Pukul Guru di Ruang BK SMAN 1 Sinjai, Ini Kronologi Lengkap dan Respons Sekolah
Penulis
KOMPAS.com –
Seorang siswa kelas 11 SMAN 1 Sinjai berinisial MR (17) melakukan tindakan tidak terpuji dengan nekat memukul gurunya, Mauluddin, di ruang Bimbingan Konseling (BK) pada Selasa (16/9/2025).
Peristiwa ini sontak menggegerkan pihak sekolah dan menjadi sorotan publik.
MR mengaku tersulut emosi lantaran merasa dihukum secara tidak adil oleh Mauluddin karena bolos sekolah pada hari sebelumnya, Senin (15/9/2025).
MR menyebut emosinya memuncak setelah tas miliknya diambil oleh guru, sebagai bagian dari hukuman atas pelanggaran disiplin.
“Saya emosi, karena tas saya diambil,” kata MR seperti dikutip KOMPAS.com dari Tribun Timur, Kamis (18/9/2025).
Setelah tahu tasnya disita, MR menghubungi Mauluddin sekitar pukul 15.00 WITA untuk meminta kembali barangnya.
Namun, Mauluddin mengatakan bahwa ia telah pulang bersama kepala sekolah.
Anehnya, saat MR kembali ke sekolah pukul 16.00 WITA untuk mengikuti latihan futsal, ia masih melihat kepala sekolah berada di lokasi.
Hal ini membuat MR merasa dibohongi oleh gurunya.
“Katanya sudah pulang, pas saya ke sekolah latihan futsal masih ada kepala sekolah,” jelas MR.
Pada hari kejadian, tas MR dikembalikan di ruang BK, namun dalam kondisi rusak. “Saya baru sadar tas rusak saat berjalan dan buku saya jatuh,” ungkap MR.
Tak hanya itu, MR juga mengaku dihukum berdiri selama 40 menit di depan gerbang sekolah oleh Mauluddin. “Saya dihukum berdiri sekitar 40 menit,” ungkap MR.
MR kemudian nekat melakukan pemukulan terhadap gurunya.
Guru BK Nurafiah, yang turut berada di ruang BK saat kejadian, mengatakan bahwa pemukulan terjadi secara tiba-tiba, bahkan orang tua MR berada di lokasi dan tidak bereaksi.
“Orang tua siswa ini tidak bergerak. Tidak ada respons yang dilakukan saat anaknya pukul Pak Mauluddin,” jelas Nurafiah.
Ayah MR, Aiptu Rajamuddin, anggota Satlantas Polres Sinjai, berada hanya dua meter dari lokasi pemukulan.
Korban hanya bisa menutupi kepalanya dengan tangan saat menerima pukulan berkali-kali.
MR akhirnya berhenti setelah dileraikan oleh orang tua siswa lain yang kebetulan sedang berada di ruang BK.
Namun pernyataan Nurafiah dibantah oleh Aiptu Rajamuddin. Ia menyatakan telah melerai dan memarahi anaknya, bahkan meminta MR untuk meminta maaf.
“Saya berdiri dan melerai. Saya juga memarahi anak saya dan menyuruhnya minta maaf,” ucap Rajamuddin.
Akibat pemukulan tersebut, Mauluddin mengalami luka terbuka di hidung dan memar di punggung.
Hingga saat ini, ia belum bisa kembali mengajar karena kondisinya belum stabil.
“Kami sudah rapat dan memutuskan MR dikeluarkan dari sekolah. Keputusan ini untuk memberi efek jera,” tegas Kepala SMAN 1 Sinjai, Muh Suardi.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Sinjai, Ipda Andi Aliyas, memastikan kasus pemukulan guru oleh siswa ini masih dalam penanganan polisi.
Pihak kepolisian telah memeriksa korban, dan kini masih menunggu proses pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Sinjai untuk melakukan pemeriksaan terhadap MR sebagai anak berhadapan dengan hukum.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.