Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Sirene Meraung-raung di 70 Titik Tel Aviv, Abu Obaida Serukan Houthi Gencarkan Rudal ke Israel – Halaman all

Sirene Meraung-raung di 70 Titik Tel Aviv, Abu Obaida Serukan Houthi Gencarkan Rudal ke Israel – Halaman all

Sirene Meraung-raung di Tel Aviv, Abu Obaida Serukan Houthi Gencarkan Rudal ke Israel

TRIBUNNEWS.COM – Abu Obaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, memuji serangan rudal yang diluncurkan oleh kelompok Houthi di Yaman terhadap Tel Aviv.

Dalam pernyataan di saluran Telegram gerakan itu, Abu Obaida memuji Houthi atas dukungan kuat mereka terhadap Gaza.

Dia juga mendesak Houthi untuk meningkatkan serangan hingga Israel dipaksa menghentikan “perang genosida”-nya.

Seruan itu merujuk serangan rudal terbaru kelompok Yaman ke wilayah utama pendudukan Israel, Kamis (19/12/2024).

Selain itu, Abu Obaida mengutuk serangan udara Israel terhadap Yaman.

Dia menekankan kalau serangan Israel ini menegaskan posisi Pendudukan Israel sebagai musuh seluruh dunia Arab.

Di samping itu, juru bicara Hamas juga menyerukan tindakan kolektif melawan kejahatan Israel dan mendukung Palestina, yang ia gambarkan sebagai garis pertahanan pertama bagi kawasan tersebut.

Puing-puing rudal serangan Houthi Yaman dicegat oleh rudal sistem pertahanan udara Israel di Tel Aviv, Kamis (19/12/2024) dini hari.

Sirene Meraung di Tel Aviv Saat Houthi Luncurkan Rudal, Israel Serang Sana’a

Adapun serangan rudal Houthi ke Israel menyebabkan sirene peringatan bergema di lebih dari 70 pemukiman dan kota di wilayah metropolitan Tel Aviv.

Menurut laporan koresponden RNTV, Houthi  meluncurkan rudal balistik dari Yaman menuju ibu kota negara pendudukan tersebut.

Media Israel melaporkan, militer Israel (IDF) mengklaim kalau serangan rudal Houthi bisa dicegat.

Adapun sirene yang meraung merupakan bentuk peringatan akan potensi bahaya jatuhnya puing rudal akibat tindak intersepsi oleh sistem pertahanan udara Israel.

“Sirene dinyalakan untuk memperingatkan warga akan potensi ancaman, yang menyebabkan peningkatan langkah-langkah keamanan di wilayah tersebut,” kata laporan itu. 

Puing-puing dari rudal tersebut menghantam sebuah sekolah di Ramat Gan, menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Media berbahasa Ibrani kemudian melaporkan bahwa runtuhnya gedung utama sekolah tersebut disebabkan oleh rudal pencegat Israel.

Di sisi lain, dalam perkembangan terkait eskalasi konflik, media yang berafiliasi dengan Houthi mengatakan kalau serangan udara agresif Israel menargetkan infrastruktur utama di Yaman, termasuk pembangkit listrik pusat di kota Hodeidah dan Sana’a.

Militer ‘Israel’ mengonfirmasi serangan tersebut, dengan menyatakan bahwa angkatan udaranya menyerang target-target Houthi di Yaman, termasuk pelabuhan dan infrastruktur energi.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menyetujui operasi tersebut, dengan menekankan, “Kami tidak akan menoleransi peluncuran rudal ke Israel atau ancaman terhadap rute-rute maritim.”

Peristiwa ini menandai meningkatnya ketegangan regional secara signifikan, dan semakin memperumit dinamika konflik yang sedang berlangsung.

Foto menunjukkan dampak serangan Israel terhadap pembangkit listrik di dekat ibu kota Yaman, Sana’a, pada 19 Desember 2024. (X)

Houthi Teguh Dukung Gaza

Atas serangan Israel itu, Kelompok Houthi bersumpah untuk membalas setelah serangan Israel di Yaman

Gerakan Houthi, yang secara resmi dikenal sebagai Ansarallah, mengeluarkan tanggapan pertamanya terhadap serangan udara Israel di Yaman, dengan menggambarkan serangan tersebut sebagai “kejahatan perang teroris.”

Pemimpin Houthi Mohammed Ali al-Houthi mengecam serangan Israel-Amerika terhadap warga sipil di Yaman, dengan menyatakan bahwa serangan itu “tidak akan menghalangi Yaman untuk memenuhi tugasnya mendukung Gaza.”

Ia menekankan komitmen Yaman yang teguh terhadap perjuangan Palestina.

Tokoh senior Houthi lainnya, Nasr al-Din Amer, menyatakan bahwa menargetkan infrastruktur sipil “tidak akan memengaruhi kemampuan ofensif Yaman untuk menghalangi musuh Zionis.”

Ia menggambarkan konflik tersebut sebagai “perang suci dalam solidaritas dengan Gaza dan Tepi Barat.”

Media yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan bahwa sembilan orang tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan udara Israel, yang menargetkan infrastruktur utama di Sana’a dan Hodeidah, termasuk pembangkit listrik pusat.

Sebagai balasan, juru bicara militer Houthi mengumumkan operasi yang berhasil menargetkan dua lokasi militer di Jaffa yang diduduki, dan menyebutnya sebagai pembalasan langsung terhadap serangan Israel.