Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Simulasi Coblosan Pilkada Tulungagung, Percatu Ingatkan Kejadian Tidak Mengenakkan agar Tak Terulang

Simulasi Coblosan Pilkada Tulungagung, Percatu Ingatkan Kejadian Tidak Mengenakkan agar Tak Terulang

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tulungagung menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara, Sabtu (16/11/2024) di Hotel Crown Victoria.

Simulasi ini menampilkan suana sesungguhnya proses pencoblosan hingga penghitungan suara Pilkada serentak 2024.

Salah satu komunitas yang dilibatkan dalam simulasi coblosan ini adalah Persatuan Cacat Tubuh (Percatu) Tulungagung.

Mereka menjadi salah satu kelompok masyarakat yang diutamakan tanpa harus antre.

“Terkait Pilkada, kami belum menerima sosialisasi. Tapi kami dilibatkan langsung para simulasi pencoblosan,” ujar Ketua Percatu Tulungagung, Didik Prayitno.

Menurut Didik, secara umum tidak ada kesulitan yang dialami anggota Percatu.

Namun untuk para penyandang tuna netra membutuhkan perhatian khusus.

Biasanya mereka disiapkan alat bantu berupa huruf braille untuk memberi petunjuk sebelum mencoblos.

Masalahnya, tidak semua tuna netra bisa membaca huruf braille.

“Jadi mungkin lebih baik didampingi sama keluarganya saja dan diprioritaskan, tidak perlu antre,” sambung Didik.

Didik juga berkisah pengalaman tidak mengenakkan penyandang tuna rungu saat Pemilu.

Ada disabilitas tuna rungu dan wicara sudah datang dan antre di ruang tunggu.

Namanya pun sudah dipanggil lebih dari 1 kali, namun karena kondisinya dia tidak tahu jika sudah dipanggil.

Panitia juga tidak ada yang memberi tahunya, sehingga dia duduk di ruang tunggu sampai akhir pencoblosan.

“Secara fisik dia memang sehat, seperti warga pada umumnya. Tapi dia tidak bisa mendengar saat namanya dipanggil,” ucap Didik.

Didik berharap panitia pemilihan memahami setiap kondisi penyandang disabilitas.

Termasuk apra tuna rungu dan wicara, mereka harus disentuh secara fisik untuk memberi tahu gilirannya mencoblos.

Didik juga berharap ada solusi untuk disabilitas yang tidak bisa kemana-mana, sementara namanya ada di Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Mungkin dia dibawa ke TPS, atau petugas yang datang ke rumahnya agar dia bisa memberikan suaranya. Karena suara disabilitas atau bukan disablitas adalah sama,” tegas Didik.

Saat ini penyandang disabilitas yang bergabung di Percatu ada sekitar 70 orang.

Namun jumlah seluruh disabilitas di Kabupaten Tulungagung, diperkirakan sekitar 8.000 orang.

Sementara data DPT Pemilu legislatif 2024, terdapat  5.112 penyandang disabilitas.

Mereka terdiri dari hambatan fisik 3.296 orang, hambatan intelektual 398 orang, hambatan bicara 571, hambatan pendengaran 233 orang dan hambatan penglihatan 614 orang