Jakarta, CNN Indonesia —
Istri Presiden Suriah yang digulingkan Bashar Al Assad, Asma Al Assad, menjadi sorotan usai disebut menggugat cerai sang suami.
Kabar gugatan cerai ini muncul belum sebulan dari kejatuhan sang suami, Assad, yang digulingkan milisi Suriah setelah 24 tahun lebih berkuasa. Kini Assad, Asma, dan anak-anak mereka melarikan diri ke Rusia dan mencari suaka politik di negara tersebut.
Sejumlah media negara-negara Arab dan Turki melaporkan Asma meminta cerai setelah pindah ke Rusia karena tak bahagia.
Asma juga dilaporkan meminta izin khusus kepada otoritas Rusia untuk meninggalkan negara Eropa tersebut dan kembali pulang ke Inggris.
Siapa Asma Al Assad?
Pemilik nama lengkap Asma Akhras lahir pada 11 Agustus 1975 di London, Inggris. Dia anak dari pasangan warga Suriah.
Asma sempat mengenyam Pendidikan di Twyford Church of England High School dan Queen’s College di London. Pada 1996, dia lulus dari King’s College London dengan gelar bidang ilmu komputer dan sastra Prancis, demikian dikutip NDTV.
Setelah lulus kuliah, perempuan itu sempat bekerja di Deutsche Bank dan kemudian di JP Morgan.
Pada 2000, Asma pindah ke Suriah dan menikah dengan Assad di usia 25 tahun.
Asma sebetulnya sudah tak asing dengan Assad sejak kecil. Keluarganya kerap mengajak dia berkunjung ke Suriah.
Hubungan mereka kian dekat saat keluarga Assad pindah ke London pada 1992.
Rekam jejak sebagai Ibu Negara
Sebagai Ibu Negara Suriah, nama Asma populer lantaran mempromosikan hak-hak perempuan dan inisiatif pembangunan sosial, termasuk Syria Trust Development.
Di tahun itu pula, majalah Vogue pernah merilis profil Asma dan menyebut “A Rose in the Desert [mawar di padang pasir]” yang kini sudah dihapus.
Laporan itu menggambarkan Asma sebagai “ibu negara yang paling segar dan paling menarik,” demikian dikutip The Guardian.
Namun, inisiatif Asma di Suriah terhenti usai perang saudara pecah.
Perang Suriah terjadi antara kelompok pro demokrasi dengan pasukan pemerintahan Assad. Perang ini kian memburuk pada 2012 dan berlangsung lebih dari satu dekade.
Selama perang berkecamuk, Assad menanggapi dengan membabi buta. Asma turut dituduh menggunakan pendidikan selama di Inggris untuk mencoba menutup tindakan brutal suaminya.
Sejumlah negara lantas menjatuhkan ke keluarga Assad termasuk Asma.
Pada 2012, Uni Eropa melancarkan sanksi dengan melarang bantuan keuangan dan pembatasan perjalanan ke Asma karena terkait rezim Assad.
Dia juga menjadi subjek penyelidikan Inggris atas kejahatan perang, termasuk tuduhan mendukung penyiksaan dan penggunaan senjata kimia. Ia menghadapi potensi tuduhan terorisme.
Pejabat Inggris juga sempat menyatakan Asma merupakan orang “yang tak lagi diterima” di negara itu karena sanksi terkait suaminya.
Asma saat ini mengidap kanker dan diagnosis Leukemia Mieloid Akut pada Mei. Sebelumnya, dia juga sempat menjalani kemoterapi demi melawan kanker payudara.
(isa/rds)
[Gambas:Video CNN]