TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin pemberontak Houthi Yaman pada hari Minggu (16/3/2025) menyerukan terhadap satu juta warga Yaman untuk berkumpul demi memperkuat persatuan.
Seruan Abdul Malik Al-Houthi ini bertepatan setelah serangan AS yang menghantam ibu kota, Sanaa dan beberapa daerah lainnya.
“Saya menyerukan kepada rakyat kita untuk keluar besok pada peringatan Pertempuran Badar dalam pawai sejuta orang di Sanaa dan seluruh provinsi,” kata Abdulmalik Al-Houthi, dikutip dari Arab News.
Namun beberapa jam setelahnya, AS kembali melancarkan serangannya pada hari Senin (17/3/2025), pagi.
Serangan AS ini menghantam kota pelabuhan di Yaman barat yaitu Hodeidah.
Kementerian Pertanian, Sumber Daya Perikanan, dan Sumber Daya Air Yaman mengatakan bahwa serangan tersebut tepatnya menargetkan toko kapas di distrik Zabid, Provinsi Al-Hodeidah.
“Kementerian Pertanian menerima salinan dari Kantor Berita Yaman (Saba), musuh Amerika, Inggris, dan musuh Zionis dalam menargetkan objek sipil dan instalasi layanan di Yaman, termasuk pabrik kapas dengan tujuan menggandakan penderitaan manusia dan makhluk hidup,” katanya.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan apa pun dari militer AS.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi mengatakan bahwa serangan AS di Sanaa menewaskan sedikitnya 53 orang.
Dari jumlah tersebut, terdapat 5 wanita dan 2 anak-anak.
Serangan tersebut juga membuat 100 orang terluka.
Houthi Balas Serangan AS, Targetkan Kapal Kargo
Setelah serangan AS pada hari sebelumnya, Houthi melancarkan serangan balasan pada hari Minggu (16/3/2025).
Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara militer Houthi Yahya Saree.
Yahya Saree mengatakan Houthi telah menembakkan 18 rudal balistik dan jelajah serta drone ke arah kapal induk AS USS Harry S Truman dan kapal perangnya, dikutip dari Al Jazeera.
Dalam komentar terpisah, Abdul Malik al Houthi mengatakan bahwa AS dan Israel sama-sama unjuk kekuatan untuk melawan rakyatnya.
“AS dan Israel berusaha memaksakan persamaan kebolehan pada kawasan dan rakyatnya,” katanya.
Kemudian Houthi berjanji akan terus melancarkan serangan balasan terhadap AS.
“Kami akan menanggapi musuh Amerika dengan serangan rudal dan menargetkan kapal perang dan kapal angkatan lautnya,” kata al-Houthi.
Sementara AS juga berjanji akan melancarkan serangan terhadap Houthi.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan bahwa pihaknya hanya akan menghentikan serangan apabila Houthi juga mengentikan serangan terhadapnya.
“Begitu pihak Houthi mengatakan kami akan berhenti menembaki kapal-kapal kalian, kami akan berhenti menembaki pesawat tak berawak kalian, kampanye ini akan berakhir, tetapi hingga saat itu tiba, kampanye ini tidak akan pernah berhenti,” kata Hegseth kepada Fox News.
Houthi, mengatakan minggu lalu mereka akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel yang melewati Laut Merah jika Israel tidak mencabut blokade terhadap bantuan yang memasuki Gaza, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.
Mereka telah melancarkan sejumlah serangan terhadap pengiriman setelah perang Israel dengan Hamas dimulai pada akhir tahun 2023.
Menurut Houti, ini adalah bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza.
Sementara AS dan beberapa sekutunya telah membom Yaman dengan rudal jelajah pada beberapa kesempatan sejak Januari 2024 saat perang Israel di Gaza.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Houthi dan AS