TRIBUNJATENG.COM – Desa Wadas, di Purworejo Jateng diterjang banjir bandang setelah penambangan batuan andesit dilakukan di sana.
Kini saat musim hujan tiba, apa yang ditakutkan warga tentang penambangan itu benar-benar terjadi.
Sebelum adanya tambang, bencana seperti itu tidak pernah terjadi di sana.
Aktivitas penambangan batuan andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, diduga menjadi penyebab terjadinya banjir lumpur dan longsor yang melanda wilayah tersebut.
Hujan yang terjadi pada Sabtu (23/11/2024) antara pukul 14.00 WIB hingga 15.30 WIB mengakibatkan material lumpur dan longsor menimpa rumah serta kendaraan milik warga.
Siswanto, salah satu warga setempat, menyatakan bahwa kejadian tersebut berkaitan erat dengan proyek penambangan batuan andesit di desa mereka.
“Setelah hujan angin reda, warga keluar rumah melihat situasi. Dari situ, banjir bandang itu melongsorkan tanah dan menimbun motor.”
“Batu-batu berserakkan di jalanan,” ungkapnya.
Video yang merekam kejadian tersebut telah tersebar luas melalui akun Instagram resmi warga desa, @wadas_melawan.
Dalam video tersebut, terlihat banjir yang membawa material lumpur, batu, dan pepohonan menimpa salah satu motor milik warga.
Selain itu, batu-batu besar juga berserakan di jalan-jalan Dusun Kaligendol.
Di lokasi lain, longsor mengakibatkan dua rumah warga di Dusun Karang mengalami kerusakan, sementara banjir lumpur juga melanda Dusun Winong.
Kejadian ini diduga dipicu oleh hilangnya vegetasi di atas bukit Wadas akibat aktivitas pertambangan.
“Kami akan terus melawan, sebab dengan melawan kami tak pernah sepenuhnya kalah!,” tulis akun Instagram @wadas_melawan dalam caption mereka.
Lokasi kejadian dalam video tersebut berada di Dukuh Kaligendol, tepat di bawah bukit yang sedang ditambang untuk keperluan Proyek Strategis Nasional Bendungan Bener.
Akun Instagram tersebut juga menyampaikan kritik pedas terhadap situasi yang mereka alami.
“Kalian pasti menganggap kehidupan kami sekarang begitu nyaman. Tak usah banyak bicara, lihat video di postingan ini.”
“Jalan manusia dijadikan jalur air berlumpur lengkap dengan material tambang brengsek itu, kayu, lumpur, batu, dan tentu dengan laju yang sangat deras,” tulis mereka.
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan di kalangan warga dan memicu diskusi tentang dampak lingkungan dari aktivitas penambangan di wilayah tersebut. (*)