Demak, Beritasatu.com – Mengisi waktu menunggu berbuka puasa atau ngabuburit, mengunjungi museum Masjid Agung Demak yang kaya akan nilai sejarah peradaban Islam di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, bisa menjadi pilihan yang menarik.
Di museum ini, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi bersejarah, mulai dari mushaf Al-Qur’an tulisan tangan Sunan Bonang hingga sejumlah barang peninggalan kerajaan Islam tempo dulu yang menambah kesan mendalam selama ngabuburit.
Museum yang terletak di kompleks Masjid Agung Demak, tepatnya di sudut Alun-alun Kota Demak ini selalu ramai dikunjungi warga setiap sore, khususnya pada Ramadan. Museum ini menjadi destinasi populer untuk mengisi waktu menunggu berbuka puasa.
Keksi pada museum Masjid Agung Demak, Rabu 5 Maret 2025. – (Beritasatu.com/Jamaah)
Pengunjung dapat menikmati berbagai koleksi berharga, seperti mushaf Al-Qur’an tulisan tangan kuno berusia 4,5 abad, peninggalan Sunan Bonang. Selain itu, terdapat juga saka guru atau bagian dari tiang penyangga Masjid Agung Demak yang berasal dari Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, dan Sunan Ampel.
Koleksi lainnya termasuk Gentong Kong dari Dinasti Ming yang diberikan oleh putri Campa pada abad ke-14, kentongan, bedug masjid abad ke-15, serta ratusan barang bersejarah lainnya yang menggambarkan syiar Islam di masa lalu.
Salah seorang pengunjung Lia Mengungkapkan, ia sengaja memilih museum ini sebagai tempat ngabuburit bersama keluarganya. Ia mengaku terkesan dengan koleksi yang masih terjaga dengan baik, serta foto-foto masjid tempo dulu yang dilengkapi dengan keterangan sejarah yang membantu menambah wawasan.
“Cocok banget buat ngabuburit pas Ramadan, asyik sekali. Banyak sejarah yang bisa dipelajari di sini,” kata Lia, kepada Beritasatu.com pada Rabu (5/3/2025).
Pengunjung museum Masjid Agung Demak lainnya, Hadil Adzim asal Malang juga merasa puas bisa memperkaya pengetahuan sejarah Islam di tanah Jawa, sambil menikmati suasana ngabuburit. Ia menambahkan, keberadaan takjil di sekitar Alun-alun Demak dan Masjid Agung Demak membuatnya lebih mudah untuk berbuka puasa di satu lokasi.
“Biar lebih tahu sejarah di sini. Koleksi dan penjelasannya tertata rapi dan mudah dipahami. Ngabuburit di sini juga asyik, dekat masjid, bisa salat magrib juga,” ujar Hadil.
Khusni Mubarok, pengurus Masjid Agung Demak menjelaskan, koleksi yang ada memang erat kaitannya dengan sejarah Masjid Agung Demak dan kerajaan Islam pertama di Jawa, yakni Kerajaan Bintoro Demak.
Ia mengungkapkan, di museum Masjid Agung Demak ini banyak dikunjungi masyarakat, terutama pada bulan Ramadan, untuk ngabuburit.
Mushaf Al-Qur’an di museum Masjid Agung Demak, Rabu, 5 Maret 2025. – (Beritasatu.com/Jamaah)
“Benda-benda yang ada di sini jumlahnya lebih dari seratus. Biasanya, di Masjid Agung Demak juga ada pembagian takjil, jadi banyak pengunjung yang datang sekalian berburu takjil,” kata Khusni.
MUseum Masjid Agung Demak ini dapat dikunjungi tanpa biaya masuk, namun pengunjung diharapkan untuk menjaga kebersihan. Setelah ngabuburit menyaksikan koleksi di museum, pengunjung dapat melangkah beberapa langkah menuju Masjid Agung Demak untuk berbuka puasa dan melaksanakan salat Magrib.