FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Anggur shine muscat tengah jadi buah bibir. Terutama setelah anggur ini disebut mengandung residu kimia berbahaya.
Penemuan adanya residu dari anggur tersebut diumumkan otoritas Thailand. Disebutkan sebanyak 24 dari 24 sampel anggur shine muscat mengandung bahan kimia berbahaya di atas batas wajar.
Namun sebelum itu, apa sih sebenarnya anggur shine muscat ini? Dari mana asal-usulnya?
Anggur jenis ini bukan anggur asli Indonesia. Dikutip dari laman Specialty Produce dan Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan di Google Art and Culture, anggur ini dikembangkan di Jepang.
Yakni oleh National Agriculture and Food Research Organization (NARO) di Hiroshima, Jepang. Varietas ini disebut perkawinan silang antara Akitsu No. 21 dan Hakunan.
Hal tersebut bermula karena anggur dari Eropa, seperti Muscat of Alexandria sulit bertahan di Jepang. Karena faktor iklim, tanah, dan cuaca.
Sejak 1974, dilakukan upaya untuk memadukan muscat eropa dengan varietas Jepang. Hasilnya baru dituai pada 2006, dengan hadirnya anggur shine mucat.
Sosok penting dibalik varietas tersebut adalah seorang petani Jepang seperti Yoshiyuki Okaki dari Okaki Farm di Prefektur Nagano, yang dikenal sebagai salah satu produsen utama anggur ini.
Okaki dan petani lainnya mengadopsi teknik pertanian modern dan ramah lingkungan untuk memaksimalkan kualitas anggur.
Karena rasa dan teksturnya yang unik, varietas ini kini jadi primadona. Di Indonesia, Badan Karantina Indonesia mencatat ada 681 ton anggur shine muscat yang diimpor sejak Januari-Septmber 2024.