Jakarta, CNN Indonesia —
Rusia melancarkan serangan drone terbesar ke ibu kota Ukraina, Kiev pada Sabtu (25/11). Serangan tersebut diklaim sebagai serangan drone terbesar yang pernah dilakukan Rusia sepanjang perang.
Sebanyak lima orang terluka dalam peristiwa itu. Termasuk salah satu di antaranya seorang anak perempuan berusia 11 tahun. Serangan juga merusak bangunan di seluruh kota.
Melansir Reuters, serangan itu mulai melanda berbagai distrik di Kiev pada Sabtu dini hari. Gelombang serangan yang lebih besar muncul saat matahari terbit. Peringatan serangan udara berlangsung selama enam jam.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, sekitar 71 drone kamikaze Shahed rancangan Iran telah diluncurkan ke Ukraina. Sebagian besar di antaranya ditembak jatuh.
Pecahan-pecahan drone yang jatuh juga telah menyebabkan kebakaran di sebuah taman kanak-kanak.
Namun demikian, tak diketahui dengan pasti apa yang menjadi sasaran serangan pada Sabtu ini. Hanya saja, selama beberapa waktu ke belakang, Ukraina berkali-kali mengingatkan bahwa Rusia bakal melancarkan serangan udara untuk menghancurkan sistem energi Ukraina.
Zelensky menekankan bahwa serangan itu terjadi saat warga Ukraina memperingati tragedi Holodomor tahun 1932-1933. Tragedi itu menyebabkan jutaan orang meninggal dunia karena kelaparan.
“Teror yang disengaja. Kepemimpinan Rusia bangga dengan fakta bahwa mereka bisa membunuh,” tulis Zelensky di Telegram.
Kepemimpinan Ukraina sebelumnya menyamakan Holodomor dengan invasi Rusia saat ini.
Ukraina dan lebih dari 30 negara lainnya mengakui Holodomor sebagai genosida yang dilakukan Uni Soviet. Namun, Moskow membantah tuduhan tersebut.
(asr/asr)
[Gambas:Video CNN]