Sepinya Pembeli Toko Sepeda di STC Senayan, dari Puncak “Booming” ke Tren yang Berubah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Masa kejayaan toko sepeda di Senayan Trade Center (STC) Senayan, Jakarta Pusat, kini mulai meredup.
Penjualan yang dulu membara dengan puluhan unit Brompton terjual tiap hari, kini hanya tersisa sekitar 30 persen dari masa puncaknya.
Pegawai di One Bike Shop, Olivia (26), bukan nama sebenarnya, mengungkapkan penurunan ini mulai terasa sejak pandemi Covid-19 mereda.
“Kalau mulai sepi sih setelah Covid. Kalau Covid memang lagi rame-rame, itu lagi booming. Setelah itu penjualan menurun,” ujar Olivia kepada
Kompas.com
, Sabtu (9/8/2025).
Saat pandemi, lonjakan pembelian sepeda mewah sangat terasa, bahkan stok barang sering cepat habis.
Namun, pada puncak pandemi, penjualan mulai melambat meski stok masih cukup banyak.
Kondisi jalan yang semakin padat di Jakarta menjadi salah satu alasan berkurangnya minat bersepeda jarak jauh.
Selain itu, aktivitas warga yang kembali normal membuat waktu luang untuk bersepeda berkurang.
“Kalau di masa pandemi itu kan lockdown, orang enggak tahu mau ngapain, pasti main sepeda. Sekarang banyak orang naik kendaraan umum dibanding sepeda,” kata Olivia.
Dari sisi harga, pembeli pun kini lebih memilih varian Brompton dengan harga Rp 35 juta hingga Rp 50 juta, berbeda dengan masa lalu ketika sepeda edisi khusus hingga Rp 100 juta masih diminati.
“Kalau dulu kan paling mahal 40 sampai 60an ya. Kalau sekarang 35 sampai 50an. Dulu sih 100 juta juga ada,” tambahnya.
Selain itu, tren olahraga yang bergeser juga mempengaruhi penjualan.
Banyak pelanggan lama kini beralih mencoba olahraga padel, sehingga toko mulai menjual perlengkapan padel seperti raket.
“Iya (jual raket padel), kita ikutin tren aja sih, biar terus jalan lah gitu, rame. Ikutin tren,” jelas Olivia.
Meski penjualan sepeda menurun, layanan servis masih ramai terutama di akhir pekan.
Mulai dari perbaikan ringan seperti penggantian brake pad hingga perawatan penuh sepeda lipat premium masih diminati.
“Kalau servis kita jalan terus. Sama penjualan aksesoris ya, orang ganti part masih oke sih,” ujar Olivia.
“Karena Brompton tuh kan kalau gak dipakai pun mereka tetap perawatan lah ya. Maksudnya supaya awet gitu, supaya tetap bersih,” kata Olivia.
Aksesoris seperti pedal dengan harga Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta dan helm seharga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta masih menjadi favorit pelanggan yang ingin memperbarui tampilan atau meningkatkan performa sepeda mereka.
Untuk menjaga hubungan dengan pelanggan, toko juga aktif mengikuti acara komunitas bersepeda.
Penjualan daring lewat online shop dan pemesanan melalui WhatsApp juga terus berjalan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sepinya Pembeli Toko Sepeda di STC Senayan, dari Puncak "Booming" ke Tren yang Berubah Megapolitan 9 Agustus 2025
/data/photo/2025/08/09/6897156f8f05b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)