Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Sentra Kerupuk Mang Din di Palembang, Cuaca Buruk Kerap Jadi Kendala Produksi – Halaman all

Sentra Kerupuk Mang Din di Palembang, Cuaca Buruk Kerap Jadi Kendala Produksi – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – KGS Syarifudin atau kerap dikenal Mang Din (68), tengah duduk sambil sesekali membantu pembeli di sentra kerupuk miliknya.

Sentra kerupuk Mang Din, di Palembang, Sumatra Selatan, memang tampak ramai, pada Minggu (23/3/2025) pagi.

Pria lanjut usia itu dibantu beberapa pegawai tokonya untuk melayani para pembeli.

Mang Din mengatakan, sejak tahun 1985 dia sudah merintis usaha produksi kerupuk yang kini sangat populer, terutama di Palembang.

Katanya, berawal dari banyaknya pedagang ikan gabus di depan kediamannya di Jalan Haji Faqih Usman, Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1, Kota Palembang, banyak masyarakat setempat yang membeli dan memanfaatkan ikan-ikan tersebut untuk dijadikan kerupuk.

Seiring berjalannya waktu, sentra kerupuk Mang Din menjadi satu di antara produsen kerupuk yang bertahan hingga saat ini.

“Awal mula itu tidak sengaja. Dulu di Palembang banyak pedagang ikan kumpul di depan situ, di jalan. Akhirnya dimanfaatkan warga sini dibikin pempek,” kata Mang Din, saat ditemui Tribunnews.com, Minggu.

“Akhirnya berkembang dibuat kerupuk kemplang,” tambahnya.

Usaha Mang Din terus berkembang, hingga puncaknya pada krisis moneter tahun 1998 silam, banyak masyarakat yang membeli kerupuk menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Saat itu, pesanan kerupuk dari dalam dan luar Kota Palembang dapat mencapai total puluhan ton.

“Tahun ini (Lebaran 2025) agak kurang, karena pemain mulai banyak,” jelasnya.

Meski demikian, hal tersebut tetap disyukuri Mang Din.

Ia menjelaskan, ada beragam jenis kerupuk dijual di tokonya. Mulai dari kemplang, kerupuk berbentuk anggur, kerupuk tunjung, masih terus diproduksi.

“Tapi yang masih dipertahankan, kerupuk anggur ini. Kemudian kemllang. Ada juga untuk pernikahan khas Palembang pakai kerupuk tunjung,” ucap Mang Din.

Adapun kerupuk kemplang menjadi favorit banyak pembeli. Mang Din menjual dengan harga Rp60 ribu per kilogram.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, cuaca sangat berpengaruh terhadap produksi kerupuk.

Hal itu karena dalam proses produksinya, ada tahapan dimana adonan kerupuk yang masih lembek harus dijemur di bawah terik matahari selama kurang lebih 19 jam agar mengeras.

Setelah adonan mengeras, baru kemudian dapat dipotong-potong menjadi kepingan-kepingan kerupuk yang masih mentah.

“Cuaca pengaruh ke produksi. Kalau musim hujan, hujan seharian penuh, kita produksi menurun karena itu kendalanya untuk menjemur kerupuk,” katanya.

Kalaupun harus tetap produksi untuk menjaga stok kerupuk di toko, Mang Din mengakui, kualitas hasil kerupuknya pun akan menjadi kurang baik.

Merangkum Semua Peristiwa