Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah industri diproyeksi cuan pada 2025 seperti kimia dan farmasi, kecantikan, serta industri logam dasar.
Pengamat memperkirakan industri tersebut masih kebanjiran permintaan baik dari domestik maupun luar negeri.
Berikut industri berpeluang cuan pada 2025:
1. Industri Kimia
Senior Business Consultant & Pengamat Bisnis DK Consulting Djoko Kurniawan mengatakan industri kimia makin berkembang karena adanya tuntutan inovasi produk yang memerlukan bahan kimia.
Apalagi, produk berbahan kimia digunakan dalam kehidupan sehari-hari sejak bangun pagi bahkan sampai tidur lagi. Produk itu antara lain; pasta gigi, sabun mandi, deterjen pakaian, cairan pel lantai, dan lainnya.
“Industri ini akan berkembang terus seiring dengan perkembangan bahan kimia untuk rumah tangga maupun kategori produk lain,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (2712).
Selain itu, industri kimia juga berpotensi cemerlang sejalan dengan program swasembada pangan yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto.
“Program swasembada pangan akan banyak memerlukan pupuk dan pestisida. Hal ini yang menyebabkan industri kimia akan makin bertumbuh di 2025,” imbuhnya.
2. Industri Farmasi
Djoko mengatakan industri farmasi masih berpeluang cuan lantaran kebutuhan masyarakat terhadap obat baik modern maupun traditional masih tinggi. Hal itu tak terlepas karena masyarakat makin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.
“Bahkan saat pandemi, industri farmasi yang paling berkembang karena semua orang butuh obat. Masyarakat sekarang juga tidak mau ambil risiko, ketika sakit langsung membeli obat agar sakitnya tidak menjadi makin parah,” katanya.
3. Industi Tekstil
Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan industri tekstil juga berpeluang cuan dengan adanya perang dagang Amerika Serikat (AS) – China.
Pasalnya perang dagang antara kedua negara itu telah menyebabkan ketidakpastian pasar serta iklim investasi. Sehingga investor akan mencari negara lain yang mampu memberikan iklim investasi dan perekonomian yang lebih stabil.
Peluang ini lah yang bisa diambil Indonesia.
“Kalau misalnya Indonesia bisa mengambil momentum, kemungkinan besar investasi dari China aka datang terutama di sektor yang kita kuat di pasar AS seperti tekstil dan pakaian jadi,” katanya.
Andry mengatakan investasi asing yang masuk ke industri tekstil Tanah Air akan menggantikan para pengusaha domestik yang bertumbangan beberapa waktu terakhir.
4. Industri Logam Dasar
Andry mengatakan industri logam dasar juga berpeluang cuan seiring dengan program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah. Hal itu katanya sudah terlihat dari pertumbuhan industri logam dasar sebesar dua digit dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, Andry menyarankan agar hilirisasi tidak hanya dilakukan di tahap awal. Misalnya hilirisasi nikel yang saat ini masih di tahap pemurnian atau smelter.
“Kita harap ke depannya bisa dilanjutkan menjadi stainless steel dan battery pack,” kata Andry.
(agt/agt)