Di setiap teras, terdapat arca dan relief yang menggambarkan cerita-cerita dari mitologi Hindu, termasuk kisah Mahabharata dan Ramayana. Salah satu relief paling menarik adalah relief berupa lingga dan yoni, simbol kesuburan yang juga menjadi ciri khas candi Hindu.
Candi Cetho tidak lepas dari kontroversi. Selama proses restorasi yang dilakukan pada abad ke-20, beberapa bagian candi didesain ulang sehingga menimbulkan perdebatan di kalangan arkeolog.
Meski begitu, candi ini tetap menjadi situs budaya yang sangat penting, tidak hanya bagi pemeluk Hindu, tetapi juga bagi masyarakat Jawa yang masih melestarikan tradisi kejawen. Hingga kini, Candi Cetho kerap digunakan untuk upacara adat, seperti ritual Tirta Yatra” dan berbagai kegiatan spiritual lainnya.
Keindahan dan nilai sejarah Candi Cetho tidak hanya terletak pada bangunan candi itu sendiri, tetapi juga pada lokasinya yang dikelilingi oleh panorama alam pegunungan yang asri. Pemandangan hamparan perkebunan teh dan udara sejuk di sekitar candi membuat pengalaman berkunjung ke tempat ini semakin istimewa.
Candi Cetho menjadi bukti nyata keberagaman budaya dan agama yang pernah berkembang di Indonesia, sekaligus menjadi pengingat akan kekayaan sejarah yang harus terus dijaga.
Dengan mengunjungi Candi Cetho, kita diajak untuk merenungkan perjalanan panjang peradaban Nusantara dan menghargai warisan leluhur yang telah memberikan warna pada identitas bangsa ini.
Penulis: Belvana Fasya Saad
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3473445/original/052114000_1622807824-DSC_0220.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)