Sedang Berburu Burung, Seorang Pria di Sumbawa Lari Saat Temukan Mayat Regional 22 Juni 2025

Sedang Berburu Burung, Seorang Pria di Sumbawa Lari Saat Temukan Mayat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Juni 2025

Sedang Berburu Burung, Seorang Pria di Sumbawa Lari Saat Temukan Mayat
Tim Redaksi
SUMBAWA, KOMPAS.com – 
M (70), seorang petani asal Ai Mual, ditemukan tewas di
lahan ternak sapi
di Olat Panebis, Desa Labuhan Kuris,
Kecamatan Lape
, Kabupaten
Sumbawa
, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Seorang pria berinisial J pertama kali menemukan M saat sedang berburu burung di lokasi tersebut.
Kepala Polsek Lape, Iptu Sumarlin, saat dikonfirmasi pada Sabtu (21/6/2025) kemarin, membenarkan adanya penemuan tersebut.
“Benar. Ada penemuan mayat. Proses evakuasi korban ini berawal dari informasi warga setempat yang menemukan mayat yang sudah tergeletak di lahan penggembalaan sapi,” ucap dia.
Disebutkan,  J sempat terkejut kala melihat sesosok mayat tergeletak di area tersebut. Ia pun lalu berlari ke kampung untuk memberitahukan temuan itu kepada warga sekitar.
Salah seorang warga lalu menghubungi Kepala Desa Labuhan Kuris dan Bhabinkamtibmas (BKTM) Desa Labuhan Kurisi.
BKTM Desa Labuhan Kuris kemudian meneruskan informasi kepada anggota Piket Jaga Polsek Lape.
Sumarlin lantas memerintahkan anggota piket untuk berkoordinasi dengan Puskesmas Kecamatan Lape guna bersama-sama menuju lokasi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan luar oleh tim Puskesmas Kecamatan Lape, diperkirakan korban telah meninggal dunia sekitar 2×24 jam.
Pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan baik dari benda tumpul maupun senjata tajam. Kulit korban yang terkelupas diketahui akibat paparan sinar matahari.
“Diketahui, korban memiliki tiga ekor sapi ternak yang setiap harinya digembalakan di sekitar lokasi penemuan.”
“Korban diperkirakan meninggal dunia karena terjatuh dan tidak sadarkan diri di area tersebut,” ungkap Sumarlin.
Atas kesepakatan warga setempat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan cucu korban, serta mempertimbangkan kondisi jenazah, jasad lalu dimakamkan tanpa menunggu kehadiran anak korban yang tidak dapat dihubungi akibat tidak ada sinyal selular.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.