TRIBUNNEWS.COM – Sebuah layar besar di Sana’a, ibu kota Yaman, menayangkan video terakhir Abu Hamza, juru bicara Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina, dalam rangka peringatan Hari Quds Sedunia pada Jumat (28/3/2025).
Pidato yang disampaikan dalam video tersebut ditujukan untuk konferensi ketiga guna mendukung Palestina yang diduduki, dengan tema “Anda Tidak Sendirian.”
Rekaman video tersebut dibuat hanya beberapa jam sebelum Abu Hamza gugur dalam serangan udara Israel yang terjadi pada Selasa (18/3/2025) di Jalur Gaza. Dalam serangan itu, ia meninggal bersama keluarganya.
Dalam pidato terakhirnya, Abu Hamza mengungkapkan bahwa proyek Zionis Israel telah menunjukkan dengan jelas targetnya terhadap orang-orang bebas di Yaman.
Ia juga menyatakan bahwa front perlawanan terhadap proyek tersebut telah terbentuk, membentang dari Palestina hingga Lebanon, Yaman, Iran, dan Irak.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya bagi semua individu yang cinta kebebasan untuk bergabung dengan poros perlawanan yang jujur, transparan, dan bermartabat.
“Kita menyaksikan pencapaian besar serta keteguhan luar biasa dalam Pertempuran Banjir Al-Aqsa, yang telah memberikan pukulan telak terhadap rencana Zionis,” ujar Abu Hamza sebagaimana dikutip dari Al Mayadeen.
Ia meyakini bahwa jalur militer dan Operasi Banjir Al-Aqsa pada akhirnya akan menghancurkan entitas Zionis Israel.
Juru bicara tersebut menilai bahwa pertempuran ‘Banjir Al-Aqsa’ merupakan titik balik strategis yang sangat penting.
Ia menekankan bahwa semua pihak perlu belajar dari peristiwa ini serta berkontribusi dalam perjuangan membebaskan Palestina.
Abu Hamza juga mengajak umat Islam untuk bersatu, mendukung Palestina serta perlawanan, mempertahankan keteguhan di tanah mereka, dan sepenuhnya memutus hubungan dengan musuh Zionis.
Dalam pidato yang diputar di hadapan rakyat Yaman di Sana’a, ia menyerukan penghentian normalisasi hubungan dengan Israel.
“Kehadiran masyarakat Arab dan Islam Yaman menjadi titik balik dalam Banjir Al-Aqsa, yang menyatakan perang terhadap entitas tersebut serta memberlakukan blokade laut terhadapnya,” kata Abu Hamza, merujuk pada tindakan kelompok Ansar Allah Houthi yang memblokade kapal-kapal Israel dan sekutunya di Laut Merah.
Ia menambahkan bahwa demonstrasi besar di Lapangan Al-Sabeen di Sana’a menjadi dorongan kuat bagi angkatan bersenjata Yaman untuk terus maju dengan penuh keteguhan dan keyakinan, sebagaimana diberitakan oleh Al Araby.
Sebelumnya, pada 7 Oktober 2023, Brigade Al-Quds bersama kelompok perlawanan lainnya, termasuk Hamas dan sayap militernya, Brigade Al-Qassam, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa.
Kemudian, pada 19 November 2023, Houthi di Yaman menyatakan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina yang menghadapi serangan Israel di Jalur Gaza.
Setelah Hamas dan Israel menyepakati gencatan senjata pada 19 Januari 2025, Houthi menghentikan serangan mereka terhadap kapal-kapal Israel dan sekutunya di Laut Merah.
Namun, setelah tahap pertama perjanjian tersebut, Israel menghambat negosiasi tahap kedua dan menutup jalur bantuan kemanusiaan di Rafah.
Sebagai respons atas tindakan Israel yang mengabaikan permintaan mereka untuk membuka akses bantuan kemanusiaan, pada 14 Maret 2025, Houthi kembali menargetkan Israel.