Sebab Padel Jadi Tren Olahraga di Kota-kota Besar Bandung 26 Juli 2025

Sebab Padel Jadi Tren Olahraga di Kota-kota Besar
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        26 Juli 2025

Sebab Padel Jadi Tren Olahraga di Kota-kota Besar
Tim Redaksi
KOMPAS.com

Padel
adalah olahraga raket yang menggabungkan elemen teknis dan squash, dimainkan di lapangan lebih kecil dari lapangan tenis serta dikelilingi dinding kaca atau kawat. 
Olahraga
padel
berasal dari Meksiko tahun 1969 ketika Enrique Corcuera di Acapulco, Meksiko, memodifikasi lapangan squash miliknya memasukkan elemen olahraga tenis.
Olahraga padel
kini jadi
booming
di kota-kota besar, seperti Jakarta dan
Bandung
, tak kenal usia mulai muda hingga lanjut usia. 
Pada era Generasi Z (Gen Z) yang ambil peran di tengah-tengah kehidupan masyarakat,
olahraga padel
disebut olahraga Fomo. 
Fomo adalah singkatan dari Fear of Missing Out “takut ketinggalan”, adalah situasi seseorang yang akan merasakan kecemasan jika tidak mengikuti tren terkini atau sedang
booming
di tengah kehidupan sosial. 
Ini mendorong seseorang untuk terus-menerus terhubung dengan media sosial atau acara-acara tertentu agar tidak merasa tertinggal.
Pegiat olahraga padel di Kota Bandung, Hartono Soekwanto, mengamati sebab mengapa olahraga padel kini sedang digandrungi kalangan muda bahkan lanjut usia. 
Mulai dari mudah dimainkan, sosialisasi, hingga ajang berkeringat, sebab padel juga bisa membakar kardio meningkatkan kesehatan jantung. 
“Perkembangan padel ini memang luar biasa karena memang mudah untuk dimainkan siapa pun. Mulai dari anak-anak hingga orang tua,” kata Hartono saat ditemui di Lapangan PadelPlush, Jl Cihampelas Bandung, Rabu (23/7/2025). 
“Tak hanya keluar keringat saja dan bikin badan lebih bugar,
main padel
ini bisa stabilkan gula darah saya. Jadi, olahraga ini bagus buat penderita diabetes,” tuturnya.
“Tidak terlalu banyak lari, kardionya dapat banyak, dan tidak terlalu memaksa jantung kerja lebih keras,” paparnya. 
Ya ukuran lapangan padel adalah dengan panjang 20 meter dan lebar 10 meter membuat siapa pun tidak merasa
ngos-ngosan
, berbeda dengan ukuran lapangan tenis yang lebih besar. 
Ukuran lapangan yang lebih kecil, padel aman dimainkan oleh semua kalangan usia.
“Lantai lapangan padel lebih aman karena tidak sekeras lapangan tenis, apalagi sol untuk sepatu khusus padel lebih empuk dan ini lebih aman bagi mereka yang sudah berusia di atas 40 tahun karena biasanya suka bermasalah di persendian,” terang Hartono menjelaskan.
Kendati begitu, ia mengamanatkan agar tidak asal main sembarangan memainkan olahraga yang sedang tren saat ini. 
Pemanasan tetap harus diperhatikan, terutama pada bagian persendian tangan dan siku, pasalnya raket yang digunakan lebih berat dari raket tenis. 
“Terutama di persendian tangan, siku, hingga bahu karena raket yang digunakan lebih berat dibanding raket tenis,” sebutnya. 
“Raket untuk pemula di olahraga tenis itu beratnya sekitar 225 sampai 260 gram, sedangkan di olahraga padel itu sekitar 335 sampai 355 gram dan itu hampir sama beratnya dengan raket yang digunakan atlet tenis profesional Novak Djokovic,” terangnya.
Booming
-nya
olahraga Padel
juga didukung dengan pembangunan fasilitas lapangan yang masif di Kota Bandung, salah satunya di PadelPlush Jl Cihampelas. 
Sebagai pegiat yang sudah lama menekuni padel, pelaku bisnis penyedia lapangan tidak boleh hanya mengejar keuntungan semata, namun juga kualitas keamanan. 
“Jangan sampai karena sedang
booming
, pemilik lapangan padel hanya mengejar keuntungan tanpa memikirkan
safety
dari pemain,” tuturnya.
Hartono dulunya sering berkegiatan di lapangan tenis, namun kini ia memutuskan untuk beralih ke lapangan padel mengingat usianya yang sudah 53 tahun. 
Tak menyangka justru padel kini menjadi olahraga beken juga di kalangan anak-anak muda, fomo mereka menyebutnya. 
Berdasarkan pengamatannya meski saat ini padel disebut olahraga fomo, namun perlahan seleksi alam akan terjadi. 
Justru akan terlihat nantinya mereka yang melakoni olahraga ini secara konsisten hingga atlet-atlet padel nantinya bermunculan. 
“Padel ini sudah diakui sebagai olahraga prestasi dan menjadi anggota KONI. Meski saat ini masih menjadi olahraga tren musiman, tapi saya yakin ke depan akan terjadi seleksi alam,” bebernya. 
“Mana yang memang benar-benar serius menggeluti olahraga ini, mana yang hanya untuk ikut tren saja,” ucapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.