Jakarta, Beritasatu.com – Satuan Tugas (Satgas) Pangan kembali mengungkap praktik curang yang merugikan masyarakat. Dalam konferensi pers di Mabes Polri pada Kamis (24/7/2025) Kasatgas Pangan Brigjen Pol Helfi Assegaf membeberkan bagaimana sejumlah oknum pengusaha dengan sengaja melakukan pengoplosan beras, baik dengan teknologi modern maupun cara manual.
Menurut Helfi, praktik ini tidak hanya menipu konsumen, tetapi juga memperlihatkan adanya unsur kesengajaan yang kuat. Para pelaku menggunakan mesin canggih yang bisa mengatur kadar pecahan beras hanya dengan menekan tombol.
“Yang teknologinya modern itu memang by setting. Bila beras ini saya bikin pecahan 15%, tinggal ditekan tombol angka 1 dan 5. Artinya niat jahatnya sudah terlihat di situ,” ujar Helfi.
Niat Jahat Terbukti lewat Teknologi dan Kemasan
Helfi menegaskan, dengan teknologi mesin seperti itu, para pelaku tidak bisa lagi beralasan tidak tahu atau tidak sengaja mengoplos beras. Mesin modern yang digunakan memang dirancang untuk mengatur komposisi beras sesuai keinginan pengusaha.
Selain teknologi, modus tradisional pun tak kalah licik. Dalam pengoplosan manual, para pelaku memesan kemasan beras premium palsu lengkap dengan komposisi yang tidak sesuai isi. Mereka menulis label premium, namun isi beras berasal dari berbagai jenis dan kualitas tanpa pemeriksaan ulang.
“Ditulis premium, isinya komposisi begini, dari awal niatnya sudah begitu. Sementara beras yang dimasukkan, kualitas dari jenis apa saja,” jelasnya.
Penyitaan 201 Ton Beras Oplosan Berbagai Merek
Dalam operasi ini, Satgas Pangan berhasil menyita total 201 ton beras oplosan dalam kemasan premium dari berbagai merek. Sebanyak 39.036 kemasan lima kilogram dan 2.304 kemasan dua setengah kilogram diamankan sebagai barang bukti.
Helfi menekankan, penyitaan ini dilakukan untuk kepentingan penyidikan dan bukan penarikan stok dari pasar. Ia memastikan bahwa pasokan beras untuk masyarakat tetap aman dan tidak terganggu.
“Penanganan perkara, kita ambil penyisihan barang bukti untuk kita sita sebagai proses penyidikan. Jadi barang (beras) tidak akan mengalami masalah,” tegasnya.
Pengungkapan modus oplosan beras ini menjadi peringatan serius atas praktik kecurangan yang semakin canggih dan terencana. Dari penggunaan mesin otomatis hingga manipulasi kemasan, oknum pengusaha telah menunjukkan niat jahat dalam merusak kepercayaan konsumen dan pasar pangan nasional.
