Sate Srepeh, Kuliner Khas Rembang Unik Wajib Dicoba

Sate Srepeh, Kuliner Khas Rembang Unik Wajib Dicoba

Tidak heran jika dalam setiap gigitan sate ini, ada lapisan rasa yang bertumpuk, mulai dari rasa bakaran ayam yang smoky, kelezatan santan berbumbu, sengatan pedas dari sambal, hingga manisnya gula merah yang meleleh di mulut.Masyarakat Rembang biasanya menikmati Sate Srepeh sebagai menu sarapan ataupun makan siang, sering kali disandingkan dengan lontong atau nasi putih hangat.

Proses penyajiannya pun cukup unik, setelah sate dibakar, penjual akan merendam sate ke dalam kuah santan yang masih panas agar sate lebih lembap dan kaya rasa, lalu menatanya di atas piring bersama lontong yang dipotong-potong, sebelum akhirnya menyiramkan tambahan kuah santan di atasnya, menaburkan sambal merah di sisi piring, dan menambahkan serutan gula merah.

Sensasi makan Sate Srepeh ini sungguh memanjakan lidah, apalagi bila dinikmati bersama teh panas atau es teh manis khas warung tradisional di Rembang. Tekstur daging ayam yang empuk, baluran kuah santan kental, ledakan rasa pedas dari sambal, serta keharuman gula merah yang menggoda, semua berpadu dalam satu suapan yang membuat siapapun ingin kembali mencicipinya lagi dan lagi.

Penggunaan santan kelapa yang melimpah mencerminkan kekayaan alam pesisir Rembang yang dikenal sebagai daerah penghasil kelapa, sedangkan tradisi menggunakan gula merah menunjukkan ketersediaan tebu dan nira kelapa sebagai bahan dasar gula di wilayah tersebut.

Sambal merah yang pedas menyiratkan karakter masyarakat pesisir yang berani dan kuat, menghadapi kerasnya alam laut. Maka dari itu, setiap tusukan Sate Srepeh sejatinya membawa cerita tentang keseharian dan jiwa masyarakat Rembang yang sederhana namun penuh semangat.

Sayangnya, di luar Rembang, keberadaan Sate Srepeh masih kurang dikenal, dan itu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pecinta kuliner untuk memperkenalkannya ke kancah nasional bahkan internasional sebagai salah satu warisan kuliner Indonesia yang patut dibanggakan.

Penulis: Belvana Fasya Saad