Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Santer Isu Lavender Marriage Jadi Penyebab Perceraian Sherina Munaf dan Baskara Mahendra, Apa Itu?

Santer Isu Lavender Marriage Jadi Penyebab Perceraian Sherina Munaf dan Baskara Mahendra, Apa Itu?

Jakarta, Beritasatu.com – Penyanyi dan aktris Sherina Munaf dikabarkan menggugat cerai suaminya Baskara Mahendra, setelah 4 tahun menikah. Tidak sedikit warganet yang menduga penyebab perceraian Sherina Munaf dan Baskara adalah lavender marriage. Lalu, apa itu lavender marriage?

Gugatan cerai keduanya telah terdaftar di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada 16 Januari 2025 dan menjadi sorotan publik. Kabar perceraian tersebut memicu spekulasi pasangan yang menikah pada November 2020 ini terlibat dalam lavender marriage.

Lavender marriage merpakan sebuah istilah yang merujuk pada pernikahan antara pria dan wanita yang tidak didasari cinta sejati, sering kali untuk menyembunyikan orientasi seksual salah satu atau kedua pasangan.

Meskipun belum ada bukti konkret mengenai apakah mereka benar-benar menjalani lavender marriage, isu mengenai hal ini telah menjadi trending di media sosial. Lantas, apa itu lavender marriage? Berikut ini informasinya.

Apa Itu Lavender Marriage? 
Lavender marriage adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pernikahan antara seorang pria dan wanita di mana setidaknya salah satu pasangan memiliki orientasi seksual nonheteroseksual, seperti homoseksual atau biseksual. Pernikahan ini sering kali dilakukan bukan karena cinta romantis, melainkan untuk tujuan tertentu, seperti melindungi reputasi sosial atau karier individu yang terlibat.

Sejarah dan Latar Belakang Lavender Marriage
Istilah lavender marriage pertama kali muncul pada awal abad ke-20, terutama di kalangan selebritas Hollywood. Pada masa itu, tekanan sosial terhadap individu dengan orientasi seksual nonheteroseksual sangat besar. Banyak artis yang terpaksa menikah dengan lawan jenis untuk menjaga citra publik mereka dan melindungi karier mereka dari stigma negatif.

Warna lavender sendiri telah lama diasosiasikan dengan komunitas LGBTQ+, menjadikannya simbol dari pernikahan yang menyembunyikan identitas seksual. Pernikahan semacam ini sering kali berfungsi sebagai perisai untuk menghindari penganiayaan atau pengucilan dari masyarakat.

Alasan Melakukan Lavender Marriage 
Ada beberapa alasan mengapa individu memilih untuk melakukan lavender marriage, antara lain:

– Penerimaan sosial: Individu mungkin merasa tertekan untuk memenuhi harapan keluarga atau masyarakat yang konservatif.
– Keuntungan hukum dan finansial: Pernikahan memberikan akses ke berbagai keuntungan hukum, seperti hak waris dan perlindungan finansial.
– Tekanan budaya dan agama: Pada banyak budaya, hubungan heteroseksual dianggap lebih diterima, sehingga pernikahan semacam ini menjadi solusi untuk menghindari konflik.
– Keamanan pribadi: Pada wilayah di mana homoseksualitas masih dianggap ilegal atau tabu, lavender marriage bisa menjadi cara untuk menjaga keselamatan individu.

Konsekuensi Emosional 
Meskipun lavender marriage dapat memberikan perlindungan sosial dan hukum, pernikahan ini sering kali datang dengan biaya emosional yang tinggi. Banyak individu yang terlibat dalam pernikahan semacam ini mengalami perasaan isolasi dan kesedihan karena harus menyembunyikan identitas asli mereka.

Dalam konteks gugatan cerai Sherina Munaf, fenomena lavender marriage dapat menjadi refleksi atas kompleksitas hubungan dalam masyarakat modern. Mungkin saja ada aspek-aspek tersembunyi dari kehidupan pribadi pasangan yang tidak terlihat oleh publik.

Dengan meningkatnya penerimaan terhadap LGBTQ+ pada banyak negara, termasuk Indonesia, penting untuk memahami setiap hubungan memiliki dinamika dan tantangan tersendiri. Menyadari keberadaan lavender marriage bisa membantu Anda lebih memahami konteks sosial dan budaya di balik keputusan pribadi seseorang.

Merangkum Semua Peristiwa