Sampah Menumpuk di Rawa Malang Jakut Setinggi 10 Meter Megapolitan 30 April 2025

Sampah Menumpuk di Rawa Malang Jakut Setinggi 10 Meter
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 April 2025

Sampah Menumpuk di Rawa Malang Jakut Setinggi 10 Meter
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sampah menumpuk setinggi 10 meter di Jalan Reformasi, Rawa Malang, Cilincing, Jakarta Utara.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, Rabu (30/4/2025), tumpukan sampah terlihat dari seberang jalan yang berjarak 500 meter dari lokasi tersebut.
Lokasi tempat penimbunan sampah itu berseberangan langsung dengan Jalan Akses Rawa Malang, RT 10, RW 09, Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara.
Antara Jalan Reformasi tempat tumpukan sampah itu berada, dengan Jalan Akses Rawa Malang sendiri dibatasi oleh Kali Drainase Cilincing.
Meski posisinya berjarak 500 meter, aroma sampah yang busuk begitu tercium menyengat dari Jalan Akses Rawa Malang.
Namun, untuk mendekat ke tempat tumpukan sampah itu, setiap orang harus menyebarangi Kali Drainase Cilincing dengan perahu eretan.
Sementara jika memutar jalan, jarak yang harus ditempuh kurang lebih dua kilometer untuk menuju ke lahan tumpukan sampah itu.
Usai menyeberang pakai eretan, Kompas.com langsung dikejutkan dengan pemandangan sampah yang menggunung.
Ada sekitar 200 meter lahan yang dipenuhi tumpukan sampah baik itu kering dan basah.
Sepanjang lahan yang menjadi tempat penyimpanan sampah itu, terlihat dipagari dengan seng yang sudah berkarat.
Meski begitu, ketinggian sampah tetap melampaui pagar pembatasnya.
Bahkan, ketinggian tumpukan sampah ini lebih tinggi dari rumah-rumah warga yang berada di sekitarnya.
Menurut salah satu warga bernama Tony (bukan nama sebenarnya) (37), dulu tempat penumpukan sampah itu merupakan lapangan luas dan empang.
“Dulunya lapangan bola gede tempat bermilain warga Rawa Malang, ada empang juga, sawah,” jelas Tony saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu.
Namun, sejak tahun 2005, perlahan lapangan bola itu berubah menjadi tempat pembuangan sampah, sampai akhirnya menggunung.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.