Saat para Remaja Enteng Sekali Ayunkan Senjata, seperti Tak Ada Hukum di Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Suasana di Jalan Dr. Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, mendadak ricuh pada Jumat (20/6/2025) sekitar pukul 16.15 WIB.
Dua kelompok warga yang terdiri dari remaja di Gang Manggis RW 007 dan Gang Sawo RW 009 terlibat
tawuran
di jalan tersebut menggunakan senjata tajam.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @jakarta.terkini, terlihat sejumlah warga menenteng berbagai senjata tajam (sajam), bambu, hingga batu sambil mengenakan helm.
Kemudian, mereka saling serang menggunakan sajam yang dipegang sehingga membuat banyak pengendara yang melintas memutar balik kendaraannya.
Kapolsek Tebet Kompol Iwan Gunawan mengungkapkan, awal mula tawuran dipicu ulah sekelompok warga dari Gang Manggis RW 007 yang membawa senjata tajam sambil menyalakan petasan ke arah Gang Sawo RW 009. Tindakan itu memicu kemarahan warga Gang Sawo.
“Warga Gang Manggis RW 007 membawa sajam dan menyalakan petasan dengan mengarahkan ke warga Gang Sawo RW 009,” jelas Iwan dalam keterangannya, Jumat.
Tak tinggal diam, warga Gang Sawo pun membalas serangan tersebut dengan lemparan batu dan petasan.
Ketegangan meningkat dan bentrokan antarwarga tak terelakkan.
“Warga Gang Sawo RW 009 keluar dan melawan dengan menggunakan sajam dan tiba-tiba saling menyerang melempar batu dan petasan,” jelasnya
Iwan mengatakan, tawuran ini tidak berlangsung lama. Sebab, petugas Polsek Tebet tengah berjaga tidak jauh dari lokasi kejadian sehingga tawuran langsung dibubarkan.
Meski berhasil cepat diredam, tawuran tetap menelan korban dari salah satu kelompok.
Seorang pria berinisial A (30), warga Manggarai Selatan, mengalami luka dalam tawuran tersebut.
“Korban luka terbuka di bagian kepala dan dagu,” kata Iwan.
Akibat tawuran, arus lalu lintas di sekitar Jalan Dr. Saharjo sempat terhambat. Kendaraan terpaksa melambat atau berhenti sejenak karena kondisi yang tidak kondusif.
“Ya, sempat terjadi kemacetan sekitar 15 menit,” ujar Kapolsek Setiabudi Kompol Firman kepada wartawan, Jumat.
Sekitar pukul 16.30 WIB, tawuran berhasil diredam dan situasi kembali terkendali. Polisi kini masih menyelidiki lebih lanjut pihak-pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Josias Simon berpandangan, tawuran antarkelompok yang kerap terjadi di Jakarta merupakan kasus berpola.
“Pola itu kan artinya sesuatu yang semakin lama dibiarkan atau semakin lama tidak dikontrol,” kata Josias saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/10/2024).
Karena itu, tawuran semakin melebar sehingga menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat.
“Ditambah lagi dengan media sosial ya. Medsos ini salah satu untuk yang men-support kegiatan itu. Kadang-kadang ada teguran dari masyarakat, tapi bisa komunikasi lewat medsos,” ungkap Josias.
Karena komunikasi yang bersifat tidak terbuka ini, para pelaku tawuran bisa membuat janji untuk bertemu di suatu tempat sehingga terjadinya tawuran.
Dalam perkelahian itu, para pelaku yang rata-rata masih di bawah umur menggunakan berbagai macam jenis senjata tajam.
Meski begitu, Josias menegaskan, mereka yang terlibat tawuran tidak bisa disebut secara merata sebagai kenakalan remaja.
“(Karena) ada juga yang memang masih ikut-ikutan segala macam, masih bisa dibina, gitu,” ujar Josias.
“(Tapi) kalau memang sudah masuk dalam suatu kegiatan kriminal, yang mengganggu, yang melakukan tindak kriminal, penganiayaan, kekerasan, sudah berulang kali diingatkan, ditanggapi, ya dilakukan penegakan hukum,” imbuhnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/06/20/68554b53291c2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)