Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Saat Anak "Meracuni" Ayahnya Main Tamiya Megapolitan 9 November 2024

Saat Anak "Meracuni" Ayahnya Main Tamiya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 November 2024

Saat Anak “Meracuni” Ayahnya Main Tamiya
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Hobi seorang ayah yang diturunkan ke anak merupakan hal lumrah. Tetapi bagaimana bila yang terjadi justru sebaliknya?
Seorang pria asal Bogor, Jawa Barat, bernama Nitra (37) mengaku “diracuni” sang anak bermain
Tamiya
.
“Jujur, awalnya memang gara-gara anak, saya jadi ikut-ikutan,” ujar Nitra saat dijumpai
Kompas.com
di salah satu
toko Tamiya di Blok M Square
, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2024).
Sang anak setidaknya sudah beberapa bulan terakhir bermain Tamiya. Nitra sendiri mulai tertarik ikut bermain sekitar tiga pekan terakhir. 
Tamiya sebenarnya bukan barang baru bagi Nitra. Sebagai generasi era 90-an, kendaraan supermini yang dapat melaju dengan kencang itu pernah mewarnai masa kecilnya.
Tetapi, bermain Tamiya kala itu hanya sambil lalu bagi Nitra. Kini, ketika ia melihat lagi benda kecil itu, memori masa lalunya bergelora kembali.
“Kalau dulu mah ibaratnya main Tamiya seadanya, uang jajan dari orangtua kan enggak banyak. Kalau sekarang ada penghasilan sendiri, kayaknya tuh beli aja lah, dendam gua,” pungkas dia.
Tidak heran apabila “dendam” masa lalunya itu terwujud pada sebuah Tamiya modifikasi miliknya seharga total Rp 1 juta. 
“Saya lihat-lihat YouTube juga, kok sekarang kayaknya seru. Akhirnya nyemplung lagi,” lanjut Nitra.
Menurut Nitra, Tamiya saat ini sudah jauh berkembang dibandingkan di masa lalu.
Salah satu perkembangannya adalah dibentuknya lomba bertaraf dunia yang regulasinya sangat ketat. Bahkan, ia mendengar bahwa Tamiya sudah diwadahi oleh Ikatan Motor Indonesia. 
“Di sana aturannya ketat. Enggak boleh kelebihan panjangnya, enggak boleh kelebaran, lalu penggunaan dinamo juga diatur,” ucap dia.
Hal itu yang membuat banyak pemula seperti dirinya berani mengikuti lomba, walaupun belum profesional. Sehingga bukan sekadar bermain saja, melainkan ada unsur kompetisinya.
Ibarat racun tetapi tidak berbahaya, Tamiya benar-benar bikin Nitra candu. Pada Sabtu ini contohnya. Pagi-pagi betul dia datang ke Blok M Square untuk mengikuti lomba kecil-kecilan.
Ada salah satu toko yang menyediakan lintasan Tamiya. Orang-orang “keracunan” Tamiya jadi satu di area itu. 
Bahkan, Nitra beserta sang anak datang ke toko itu sebelum toko buka.
Ketika ditanya apakah akan mencoba lomba dengan taraf yang lebih tinggi, Nitra menampiknya.
“Asli hobi saja, kemarin juga ikut acara lomba, tetapi bilang ke teman-teman, enggak ngejar menang ya,” ungkap dia.
Bagi Nitra, memodifikasi Tamiya kesayangannya dan melihatnya menang di lintasan lomba-lomba kecil saja, senangnya bukan main.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.