Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Rusia Gugat Shell Rp 26,52 Triliun Terkait Pasokan Gazprom yang Belum Dibayar – Halaman all

Rusia Gugat Shell Rp 26,52 Triliun Terkait Pasokan Gazprom yang Belum Dibayar – Halaman all

Rusia Gugat Shell Rp 26,52 Triliun Terkait Pasokan Gazprom yang Belum Dibayar

TRIBUNNEWS.COM – Rusia dilaporkan menggugat perusahaan minyak dan gas multinasional yang berkantor pusat di London, Inggris, Shell sebesar 1,5 miliar euro ($1,6 miliar) atau setara Rp 26,52 triliun (nilai tukar 1 dolar = Rp 16.580).

Gugatan ini dilayangkan Rusia atas dugaan pasokan gas yang belum dibayar kepada raksasa energi negara, Gazprom pada tahun 2022, kata perusahaan Inggris-Belanda itu dalam laporan tahunannya yang diterbitkan Selasa, (25/3/2025).

Seperti diketahui, Shell mengumumkan pada awal 2022 kalau mereka memutuskan hubungan dengan Gazprom, menghentikan pembelian minyak mentah Rusia dan menarik diri dari pasar energi Rusia sebagai tanggapan atas invasi skala penuh ke Ukraina.

Menurut laporan tahunan perusahaan, jaksa penuntut Rusia mengajukan gugatan di pengadilan Moskow pada 2 Oktober 2024 terhadap Shell dan tujuh entitasnya.

Gugatan tersebut berupaya menyatakan keluarnya Shell dari proyek minyak dan gas Sakhalin-2 di Timur Jauh Rusia sebagai tindakan ilegal.

Pada bulan Juli 2022, Presiden Vladimir Putin memerintahkan entitas Sakhalin-2 yang dioperasikan asing untuk diganti dengan perusahaan Rusia yang hanya mengizinkan investor asing yang disetujui pemerintah.

Shell mengatakan jaksa Rusia menginginkan ganti rugi sebesar 1,5 miliar euro untuk Gazprom Export, termasuk 94 miliar euro ($1,1 miliar) dari rekening khusus yang menyimpan aset luar negeri yang tidak dapat diakses oleh perusahaan Barat tanpa pengabaian.

Pemandangan menunjukkan kilang minyak Moskow milik produsen minyak Rusia Gazprom Neft di pinggiran tenggara Moskow pada 28 April 2022. (Natalia KOLESNIKOVA / AFP)

Shell berhasil mengajukan penundaan proses awal tahun ini, dengan sidang pengadilan berikutnya ditetapkan pada tanggal 14 April.

Perusahaan itu mengatakan tidak jelas bagaimana kasus itu akan terungkap atau dampak finansial apa yang mungkin ditimbulkannya.

“Saat ini, belum dapat diperkirakan secara akurat besaran dan waktu kewajiban atau pembayaran yang mungkin terjadi sehubungan dengan hal-hal di atas atau apakah ada pembayaran yang akan jatuh tempo,” kata Shell dalam laporan tahunannya.

“Masih terdapat ketidakpastian yang tinggi mengenai hasil akhir, serta potensi dampaknya terhadap operasi, pendapatan, arus kas, dan kondisi keuangan Shell di masa mendatang,” tambahnya.

 

(oln/TMT/*)

Merangkum Semua Peristiwa